Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinearitas

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis dari pengolahan data yang terdiri dari uji asumsi dasar atau uji asumsi klasik serta uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda. 6.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini uji asumsi klasik terdiri dari Uji Normalitas dan Uji Multikolinearitas, serta Uji Heterokedastisitas.

6.1.1 Hasil Uji Normalitas

Untuk mencek apakah hasil pengamatan menyebar normal atau tidak, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov Situmorang dan Lufti, 2008. Pada penelitian ini normalitas data dilakukan dengan uji histogram dan uji normal P Plot. Hasil dari output SPSS dengan menggunakan Uji Histogram dapat dilihat pada Gambar 6.1 yang menunjukkan grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal sebab memperlihatkan grafik mengikuti sebaran kurva normal ditunjukkan dengan kurva berbentuk lonceng. Selain dengan menggunakan Histogram, Uji Normalitas juga dilakukan dengan menggunakan Grafik normal probability plot , seperti terlihat pada Gambar 6.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1 Histogram Hasil Uji Normalitas Histogram Gambar 6.2 Hasil Uji Normal P Plot Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 6.2 menunjukkan pola distribusi normal dimana data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

6.1.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas. Pada riset ini akan dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Menurut Ghozali 2011, jika VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas. Dari hasil pengolahan data melalui SPSS diperoleh nilai VIF seperti terlihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 Nilai VIF untuk Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant .376 .247 1.521 .133 Produk .561 .080 .588 7.011 .000 .324 3.08 7 Harga - .172 .031 -.327 - 5.516 .000 .646 1.54 8 Distribusi .157 .042 .194 3.693 .000 .823 1.21 5 Promosi .160 .067 .171 2.388 .020 .445 2.24 5 Kualitas Pelayanan .148 .062 .195 2.387 .020 .340 2.93 7 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data diolah dengan SPSS Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 6.1 dapat diketahui besarnya nilai Variance Inflation Factor pada kolom VIF untuk kelima variabel independen bebas yang digunakan, semuanya memiliki nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tersebut tidak terjadi persoalan Multikolinearitas, atau tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel independen.

6.1.3 Uji Heterokedastisitas