EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA KOKAMIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI KOMPETENSI DASAR PERAN BANK UMUM DAN BANK SENTRAL

(1)

i

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT

(TEAM GAME TOURNAMENT) BERBANTUAN

MEDIA KOKAMI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR EKONOMI KOMPETENSI DASAR PERAN

BANK UMUM DAN BANK SENTRAL

(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan

Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Reni Pulungsari NIM 7101411295

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tak ada perjuangan yang sia-sia”

“Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas” “Hari ini berjuang, besok raih kemenangan”

PERSEMBAHAN

1. Terimakasih kepada orang tuaku, Bapak Subandi dan Ibu Sutinah yang tak henti-hentinya memberikan doa, dukungan dan semangat

2. Terimakasih kepada orang-orang terkasih: Mas Andi, Mbak Dian, Mbak Ratri, Mas Heri, Aa Gandhi yang selalu memberikan semangat dan dukungan

3. Teman-teman kost Wisma Dani yang selalu memberikan dukungan keceriaan, dan semangat

4. Almamaterku, teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011


(6)

vi PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournamen) Berbantuan Media Kokami untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun

Ajaran 2014/2015)”

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang;

2. Dr. Wahyono, M.M,. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini;

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian ini;


(7)

vii

4. Drs. Sukirman, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini;

5. Abdul Qodim AM.S.Ag., selaku Kepala SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini; 6. Putri Jatra Sani, S.Pd., Guru Ekonomi SMA Islam Kandangan Kabupaten

Temanggung;

7. Siswa siswi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung yang telah membantu penelitian ini;

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan dan telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan lancar;

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang diberikan kepada penyusun mendapat imbalan yang mulia dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pemabaca.

Semarang, 10 Juni 2015


(8)

viii SARI

Pulungsari, Reni. 2015. “Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berbantuan Media Kokami untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015)”.Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Sukirman, M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournamen), Kokami

Hasil belajar dan aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, karena hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentraldi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014 yang disebabkan oleh penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang berfariasi. Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral, 2) untuk mengetahui apakah penerapan model TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dibandingkan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar, 3) untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar dari pada model konvensional.

Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan pola control group pre-test-post-test. Pengumpulan data dilakukan dengan metode test dan observasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji beda paired sample t-test, independent sample t-test dan one sample t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dilihat dari nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen, dilihat dari rata-rata pre-test yaitu 41,25 dan post-test menjadi 86,29, 2) ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dilihat dari nilai post-test kelas eksperimen 86,29 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 72,30, 3) ada peningkatan ketuntasan siswa dengan rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 86,29 lebih besar dari 75.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dari pada model konvensional. Model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar dari pada model Konvensional. Guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran TGT serta mengembangkan media pembelajaran Kokami.


(9)

ix ABSTRACT

Pulungsari, Reni. 2015. “Effectiveness of Learning Model TGT (Team Game Tournament) with Media Kokami to Increase Learning Outcame Basic Competency Study Economics on the Role of Public Banks and the Central Bank

(Case Study on Grade X SMA Islam Kandangan Temanggung 2014/2015)”.Final

Project. Economics Education Department. Economics Faculty. Semarang State University. Advisor: Drs. Sukirman, M.Si.

Keywords: Learning Achievement, TGT (Team Game Tournament) Learning Model, Kokami

Learning achievement and learning activity are crucial factors in teaching learning process because they are success benchmark of teaching learning process. The research problem in this study is the low learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks in the tenth graders of SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung in the academic year of 2013/2014 caused by less interesting model use and learning media. The purposes of this study are 1) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media can improve learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks, 2) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media is more effective than conventional model in improving students’ learning achievement, 3) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media is able to lead to students’ learning achievement standard than the conventional model.

This study applied quasi-experimental design (control group pre-test post-test). The methods of collecting data were test and observation. Hypotheses were tested using paired sample t-test,independent sample t-test and one sample t-test.

The results of the study show that: 1) there is an improvement in learning achievement after being given treatment applying TGT learning model with Kokami media, which has pre-test and post-test result in experiment class showing the improvement from pre-test result (41.25) and post-test result (86.29), 2) there is a significant difference in the improvement of learning achievement between experiment and control class so that it is clearly proved that post-test result of experiment class (86.29) is higher than post-test result of control class (72.30), 3) there is an improvement in students’ mastery with average score of post-test in experiment class is 86.29 that is higher than 75.Based on the result, it is concluded that the use of TGT learning model with Kokami media is able to improve the students’ learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks. The use of TGT learning model with Kokami media is more effective than conventional model to improve students’ learning achievement. The use of TGT learning model with Kokami media has more good results in improving students’ mastery than conventional model. The writer suggests that teachers use TGT learning model and develop Kokami learning media.


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Belajar... 11

2.2 Hasil Belajar ... 15


(11)

xi

2.3.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar ... 18

2.3.2 Pre-Test dan Post-Test ... 19

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

2.5 Model Pembelajaran... 20

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 20

2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

2.5.3 Model Pembelajaran Team Game Tournament... 27

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT ... 29

2.5.5 Model Pembelajaran Konvensional ... 30

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional.... 31

2.6 Media Pembelajaran ... 32

2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 32

2.6.2 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran ... 32

2.6.3 Macam-Macam Media Pembelajaran ... 34

2.6.4 Media Pembelajaran Kokami ... 34

2.7 Penerapan Model TGT berbantuan Media Kokami ... 36

2.8 Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral... 38

2.9 Efektivitas Pembelajaran... 40

2.10 Penelitian Terdahulu yang Relevan... 42

2.11 Kerangka Berpikir ... 43


(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 49

3.2 Populasi dan Sampel ... 50

3.2.1 Populasi ... 50

3.2.2 Sampel ... 51

3.3 Variabel Penelitian ... 51

3.3.1 Variabel Bebas ... 51

3.3.2 Variabel Terikat ... 52

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 52

3.4.1 Metode Tes ... 52

3.4.2 Metode Observasi ... 53

3.5. Prosedur Penelitian... 53

3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 54

3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 55

3.5.3 Tahap Evaluasi ... 57

3.6 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Tes ... 58

3.6.1 Uji Validitas Butir Soal ... 58

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 59

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 50

3.6.4 Uji Daya Pembeda Soal ... 62

3.7 Metode Analisis Data ... 63

3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 63


(13)

xiii

3.7.3 Analisis Data Hasil Belajar Setelah Perlakuan (Post-test) ... 64

3.7.4 Uji Hipotesis... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

4.1.2 Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 68

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 76

4.1.4 Analisis Data Sebelum Perlakuan (Pre-Test) ... 81

4.1.5 Analisis Data Setelah Perlakuan (Post-Test) ... 82

4.1.6 Uji Hipotesis... 83

4.2 Pembahasan ... 87

4.2.1 Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Kokami dapat Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 . 87 4.2.2 Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Kokami Lebih Efektif dibandingkan Model Pembelajaran Konvensional dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 90

4.2.3 Penerapan Model Pembelajaran TGT berbantuan Media Kokami dapat Menuntaskan Hasil Belajar pada Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015... 92

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 95

5.2 Saran ... 96


(14)

xiv


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan

Bank Sentral Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 3

Tabel 3.1 Desain penelitian Quasi Experimental dengan pola Control Group Pretest-Posttest ... 49

Tabel 3.2 Rekap Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 59

Tabel`3.3 Rekap Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 62

Tabel 3.4 Rekep Hasil Analisis Daya Pembada Soal ... 63

Tabel 4.1 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 68

Tabel 4.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 72

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Aspek Keaktifan Siswa ... 76

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Pre-Test ... 77

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Post-Test... ... 78

Tabel 4.6 Hasil Desain Quasi Experimental ... 79

Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test ... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-Test... 81

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Post-Test ... 82

Tabel 4.11Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test ... 83

Tabel 4.12Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas Eksperimen ... 84

Tabel 4.13Hasil Uji Independent Sample T-Test ... 85


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Uji Coba ... 101

Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 102

Lampiran 3. Soal Uji Coba ... 103

Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 106

Lampiran 5. Analisis Uji Coba Soal ... 109

Lampiran 6. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 128

Lampiran 7. Daya Pembeda Soal Uji Coba ... 133

Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Pre-Test ... 136

Lampiran 9. Soal Pre-Test ... 137

Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Pre-Test ... 145

Lampiran 11. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen... 146

Lampiran 12. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 146

Lampiran 13. Daftar Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen ... 148

Lampiran 14. Daftar Nilai Pre-Test Kelas Kontrol ... 149

Lampiran 15. Hasil Uji SPSS Sebelum Perlakuan ... 150

Lampiran 16. RPP Kelas Eksperimen ... 151

Lampiran 17. RPP Kelas Kontrol ... 156

Lampiran 18 . Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral ... 160

Lampiran 19. Pembagian Kelompok TGT ... 164

Lampiran 20. Skor Kelompok TGT ... 165

Lampiran 21. Soal Kokami ... 166

Lampiran 22. Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 170


(18)

xviii

Lampiran 24. Kisi-Kisi Soal Post-Test ... 176

Lampiran 25. Soal Post-Test ... 177

Lampiran 26. Kunci jawaban Soal Post-test ... 181

Lampiran 27. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen ... 184

Lampiran 28. Nilai Post-Test kelas Kontrol ... 185

Lampiran 29. Hasil Uji SPSS Setelah Perlakuan ... 187

Lampiran 30. Dokumentasi ... 187

Lampiran 31. Surat Ijin Penelitian ... 192


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Keberhasilan pendidikan yang paling utama adalah ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Seorang guru dalam pendidikan memegang peran penting, salah satu peranan guru adalah sebagai fasilitator dalam mengoptimalkan keaktifan siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman teoritis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis.

Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan proses berkelanjutan, tetapi juga berlangsung dalam rangka tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses ini merupakan tindakan konkrit untuk mencapai tujuan dan juga untuk menilai sejauh mana tujuan itu tercapai. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik itu pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Untuk mencapai keberhasilam proses pembelajaran itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat dan cermat dengan


(20)

2

menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar indikator pembelajaran tercapai.

Aktivitas belajar siswa di dalam kelas merupakan salah satu faktor yang cukup dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga guru dalam merancang, mengorganisir, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi kegiatan pembelajaran harus dapat memahami karakteristik materi yang ingin disampaikan dan karakteristik siswa agar dalam penggunaan model maupun media pembelajaran dapat lebih efektif dalam penyampaian materi kepada siswa.

Hasil belajar dan aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, karena hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Kenyataan yang terjadi pada saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran ekonomi sering terlihat siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa jarang bertanya dan menutarakan pendapatnya tentang materi yang telah disampaikan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 dengan guru IPS Ekonomi, diketahui bahwa nilai ulangan harian pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral semester genap tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan hasil belajar yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), masih ada sebagian siswa belum mencapai nilai kompeten khususnya pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Batas KKM yang ditetapkan di SMA Islam Kandangan Kabupaten


(21)

Temanggung adalah ≥75. Data yang diambil berikut ini adalah nilai ulangan harian siswa kelas X pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral tahun pelajaran 2013/2014. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. di bawah ini:

Tabel 1.1

Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan Bank Sentral

Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas Jumlah

Siswa

Rata-rata Nilai UH

Tuntas Belum Tuntas

KKM

≥75 Presentase KKM <75 Presentase

X-1 28 59,89 8 28,57% 20 71,43%

X-2 29 63,44 10 34,48% 19 65,52%

TOTAL 57 123,33 18 31,57% 39 68,42%

sumber: Nilai ulangan harian KD peran bank umum dan bank sentral dokumentasi guru SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa dari rata-rata ulangan harian kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral tahun pelajaran 2013/2014 mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung, masing-masing kelas masih rendah. Dugaan ini muncul karena berdasarkan data yang didapat lebih dari 50% siswa kelas X belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditargetkan oleh sekolah yaitu sebesar ≥75. Secara keseluruhan jumlah siswa kelas X berjumlah 57 siswa, presentase siswa yang tidak tuntas sebesar 68,42% dan siswa yang tuntas sebesar 31,57%. Mulyasa (2004:99) menyatakan bahwa seseorang peserta didik dikatakan tuntas dalam belajar apabila ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai


(22)

4

tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di dalam kelas.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, didapatkan beberapa informasi bahwa siswa kurang termotivasi dalam belajar dan cenderung bosan dengan model pembelajaran yang sama, selama proses pembelajaran siswa cenderung pasif. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Pembelajaran konvensional pada pembelajaran ekonomi pada dasarnya masih bisa dan perlu untuk diterapkan, akan tetapi pembelajaran ini kurang tepat apabila tidak dimodifikasi dengan model pembelajaran lainnya.

Sebagai alternatif masalah tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran tipe Team Game Turnament (TGT) pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral pelajaran ekonomi kelas X. Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu. Slavin (2010:163) TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain.


(23)

Selain menggunakan model pembelajaran yang beragam, guru juga dapat mengembangkan kreativitas pembelajaran dengan menggunakan media. Salah satu media yang efektif dan dapat diaplikasikan dengan model pembelajaran TGT dalam membantu kegiatan belajar mengajar khususnya ekonomi pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral adalah media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius).

Saputra (2013:113) Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan bahasa. Penerapan melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif maupun aktif. Permainan ini sangat baik digunakan di dalam kelas yang heterogen.

Metode pembelajaran TGT berbantuan media Kokami sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Dalam kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral berisi materi teoritis, diharapkan dalam materi ini siswa tidak menghafal untuk mengerti pelajaran tetapi siswa dituntut untuk mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan. Siswa akan lebih paham apabila pada pembelajaran kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral, siswa dihadapkan pada realitas dan siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga mampu memahami materi pelajaran. Siswa akan lebih paham dan tertarik untuk mempelajari kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral jika dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi peran


(24)

6

bank umum dan bank sentral adalah model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) adalah model pembelajaran berupa turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individual, siswa dituntut untuk terlibat secara aktif baik secara individu maupun kelompok dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kuis-kuis dalam turnamen akan diaplikasikan dengan media Kokami (Kotak dan kartu misterius). Media Kokami adalah kotak yang berisikan karu-kartu soal kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral yang nantinya harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok. Siswa akan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran secara individu maupun kelompok, salah satu siswa perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk mengambil dan menjawab soal yang terdapat dalam kartu misterius sehingga siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok. Penerapanya melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya aktif maupun pasif. Gabungan antara media dan permainan ini mampu secara signifikan memotivasi dan menarik minat siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Turnamen akademik dalam model pembelajaran TGT berupa game akademik yang menggunakan media kartu berisi pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa dari pembelajaran yang telah diberikan. Penggunaan media kartu dalam pembelajaran TGT dapat diaplikasikan dengan penggunaan media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius).

Kokami akan sangat membantu siswa dalam memahami materi. Dengan belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral


(25)

menggunakan media Kokami, siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan soal-soal peran bank umum dan bank sentral yang terdapat dalam kartu yang sebelumnya dipilih sacara acak oleh siswa lain sehingga siswa termotivasi untuk menjawabnya agar dapat memenangkan permainan.

Penggunaan media pembelajaran TGT berbantuan media Kokami ini dapat menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari permainan, membantu siswa memahami peran bank umum dan bank sentral dan menghibur siswa karena dalam pembelajaran siswa disuguhkan dengan suasana belajar yang santai dan menyenangkan tetapi tetap kondusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra (2013) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) dengan Media Kokami dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran cooperative tipe TGT dengan menggunakan media Kokami sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran biologi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berbantuan Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015)”


(26)

8

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar


(27)

peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

1.4.Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneliti mengharapkan adanya kegunaan dari hasil penelitian ini. Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian teori bagi penelitian berikutnya dimasa yang akan datang, terutama yang tertarik untuk meneliti tentang penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami.

b. Meningkatkan kualitas penelitian berikutnya yang berhubungan dengan penelitian peningkatan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran


(28)

10

TGT berbantuan media Kokami. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra (2013) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Media Kokami dalam meningkatkan Hasil Belajar Biologi adalah dalam penelitian ini meneliti mata pelajaran Ekonomi dengan subjek yang berbeda dengan penelitian terdahulu.

2. Kegunaan Praktis a. Kegunaan bagi siswa

1) Memberikan kemampuan siswa untuk mempelajari kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral dan mengembangkan ketrampilan intelektual dan keaktifan dalam pembelajaran.

2) Meningkatkan pemahaman dan kemampuan bekerja sama dalam kelompok.

3) Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kelompok. b. Kegunaan bagi guru

1) Sebagai masukan tentang strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. 2) Sebagai referensi dalam menggunakan media pembelajaran.

c. Kegunaan bagi peneliti

1) Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian pendidikan.

2) Sebagai referensi untuk menerapkan model pembelajaran TGT dan media Kokami dalam pembelajaran ketika penelitian menjadi guru.


(29)

d. Kegunaan bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.


(30)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

a. Teori Belajar Behavioristik

Pandangan belajar menurut teori Behavioristik dicetuskan oleh Skinner dalam Rifa’i dan Anni (2012:90) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respon.

Prinsip belajar dalam teori behavioristik yaitu adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment). Penguatan merupakan unsur penting dalam belajar karena akan memperkuat perilaku, sedangkan hukuman dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu.

b. Teori Belajar Naturalistik

Herbert Spencer menyatakan bahwa sekolah merupakan dasar dalam keberadaan naturalisme. Sebab, belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murit.


(31)

c. Teori Belajar Konvergensi

Konvergensi berasal dari Convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil. William Stern mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong tetapi bukan yang menyebabkan perkembangan itu, karena datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Paham konvergensi ini berpendapat bahwa didalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia perlu menemukan lingkungan yang sesuai sepaya dapat berkembang.

d. Teori Belajar Kontruktivisme

Rifa’i dan Anni (2012:106) menyatakan bahwa teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dari teori behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanik antara stimulus dan respon, sedangkan teori konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada


(32)

14

pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru.

Teori konstruktivisme juga memahami pemahaman tentang belajar yang yang lebih menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan belajar dinilai penting, tetapi proses melibatkan cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang. Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan , siswa “mengkonstruksi” atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif dan pengetahuan yang dimiliki.

Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi oengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap inidividu. Pengetahuan dari hasil “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan atau diingat dalam setiap individu.

Inti dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi kompleks yang berlangsung pada


(33)

diri seseorang. Oleh karena itu, agar peserta didik mampu melakukan kegiatan belajar maka dia harus terlibat aktif dalam pembelajaran.

e. Teori Belajar Humanistik

Pandangan belajar teori humanistik yang dicetuskan oleh Roger dalam Rifa’i dan Anni (2012:126) yang menyatakan bahwa belajar diperkasai diri sendiri adalah relevan dengan kebutuhan peserta didik. Pendekatan humanistik memandang pentingnya penekanan dalam bidang kreativitas, minat terhadap seni, dan rasa ingin tahu sehingga hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang bersifat akademik.

Penelitian ini berkaitan dengan teori belajar yang telah dijelaskan diatas yaitu teori kontruktivisme. Inti dari teori kontruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Teori kontruktivisme siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru melainkan siswa harus mengkontruksi pengetahuan sendiri dan mampu terlibat aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam penelitian ini siswa dituntut untuk menemukan dan mengkontruksi suatu pengetahuannya sendiri serta dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah.

Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa selain teori di atas, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Keberhasilan belajar siswa bukan hanya dipengaruhi dari faktor internal tetapi juga dipengaruhi dari faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis


(34)

16

tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Faktor eksternal adalah hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.

2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, seperti yang dijelaskan oleh Dimyati dan Mujiono (2006:4). Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran, dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.

Benyamin S. Bloom dalam Sudjana (2009:22) hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga bagian:

a. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif

Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif mencakup kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan pemecahan masalah. Kemampuan kognitif mencakup:


(35)

a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat materi yang telah di pelajari sebagai dasar untuk menguasai suatu konsep atau teori.

b) Pemahaman (comperhension) adalah kemampuan untuk mendalami makna atau arti dari sebuah konsep atau arti.

c) Penerapan (application) adalah kemampuan mengaplikasikan materi yang telah dipelajari kedalam situasi konkrit.

d) Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang mempunyai arti.

e) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan dalam membuat keputusan atau menilai sesuatu berdasarkan standar nilai dan kriteria yang dimiliki.

b. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan afektif

Hasil yang berkaitan dengan kemampuan afektif menyangkut perubahan sikap, apresiasi, nilai dan minat seseorang. Kemampuan afektif terdiri dari dari:

a) Penerimaan (receiving) adalah kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa dalam masalah, situasi, dan gejala.

b) Menanggapi (responding) yaitu reaksi individu terhadap rangsangan dari luar mencakup ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dalam menjawab stimulus yang datang dari luar.

c) Penilaian (valuing) adalah kemampuan untuk dapat memberikan penilaian atas pentingnya ketertarikan pada suatu objek atau kegiatan tertentu.

d) Pengorganisasian yaitu kemampuan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain.


(36)

18

e) Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem yang telah dimiliki individu yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan psikomotorik

Kemampuaan psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan (skill) dan kemampuan untuk bertindak setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu.

a) Persepsi (streight) mencakup kemampuan untuk mengadakan diskrimanisi yang tepat dan khas pada masing-masing rangsangan.

b) Kesiapan (set) adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

c) Gerakan terbimbing (guide response) adalah kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan.

d) Gerakan terbiasa (mechanical response) adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan yang lancar. Kerena telah dilatih secukupnya tanpa memperlihatkan contoh yang diberikan.

e) Gerakan kompleks (complex response) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang rumit. f) Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk melahirkan pola gerak gerik


(37)

2.3 Penilaian Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Sudjana (2013:3) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar merupakan upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Lebih lanjut Sudjana (2013:9) mengatakan bahwa dalam melaksankan penelitian sebagai berikut:

1. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas aibilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran yang digunakan.

2. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

3. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komperhensif.

4. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru dan siswa.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan proses pemberian nilai untuk mengetahui tingkat keberhasilan


(38)

20

penguasaan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.

2.3.2 Pre-Test dan Post-Test

Purwanto (2009:28) Pre-test merupakan tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan pelajaran. Pre-test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Pelaksanaan pre-test memiliki banyak kegunaan sehingga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.

Menurut Purwanto (2009:28) Post-test merupakan tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan ajaran. Tujuan post-test ialah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengejaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar post-test memiliki kegunaan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54-72) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), terdiri dari: a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh

b. Faktor psikologis: intelegensi bakat, motif, kematangan serta kesiapan c. Faktor kelelahan: faktor kelelahan jasmani dan rohani


(39)

2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari:

a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga

b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar serta tugas rumah.

c. Faktor masyarakat: kesiapan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan, motivasi, serta perhatian siswa, sedangkan faktor eksternal antara lain model pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran serta kondisi lingkungan baik sekolah maupun masyarakat. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam penelitian ini adalah faktor penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran oleh guru.

2.5 Model Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Suyitno (2004:28) pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah


(40)

22

perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajaran dapat dicapai.

Joyce dan Weil dalam Rusman (2012:133) model pembelajaran adalah suatau rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan bahan pembelajaran, dan membimbing di kelas atau yang lain. Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa..

2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam bukunya Rusman (2012:202) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kempok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.


(41)

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa:

1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain

2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis, memecahkan masalah-masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2009:194) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sebagaimana diungkapkan oleh Slavin (2010:4) bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Lebih lanjut Slavin (2010) mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep yang menjadi karakteristik dari model pembelajaran kooperatif, antara lain:


(42)

24

1. Penghargaan tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan –penghargaan tim lainnya jika berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

2. Tanggung jawab individual

Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahawa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

3. Kesempatan sukses yang sama

Siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

Ada beberapa versi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut:

1. Student Team Achievement Devision (STAD)

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok memastikan bahwa anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan materi


(43)

tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapatkan niali kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya. Keseluruhan siklus aktivitas itu, mulai dari paparan guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya memerlukan tiga sampai lima kali pertemuan kelas. STAD adalah yang paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti penghitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan mekanik, geografi dan ketrampilan perpetaan dan konsep-konsep sains lainnya.

2. Teams Games Tournament (TGT)

Slavin (2010:163) secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain. Menurut Rusman (2012:224) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok


(44)

26

yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

3. Jigsaw II

Dalam model Jigsaw guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atu tiga orang. Siswa memilki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunilasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain.

Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, disebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permsalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan sisampaikan pada anggota kelompoknya.


(45)

4. Team Accelerated Instruction (TAI)

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Metode ini memperhatikan perbedaan pengetahuan awal tiap siswa untuk mencapai prestasi belajar. Pembelajaran individual dipandang perlu diaplikasikan karena siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang berbeda-beda. Saat guru mempresentasikan materi pembelajaran, tentunya ada sebagian sisa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Ini tentu dapat menyebabkan siswa-siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat itu akan gagal mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru. Bagi siswa-siswa lain, mungkin sudah menguasai materi pembelajaran itu, atau mungkin karena bakat yang dimilikinya dapat mempelajari dengan sangat cepat waktu yang digunakan oleh guru untuk mengajar menjadi mubazir. Pada pelaksanaan pembalajrana TAI siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk kelompok yang heterogen di sini adalah kemampuan akademik siswa. Masing-masing kelompok dapat beranggotakan 4-5 orang siswa.

5. Cooperatif Integrated Reading dan Composition (CIRC)

CIRC adalah sebuah program yang komperhensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Pengembangan CIRC yang simultan difokuskan pada kurikulum dan pada metode-metode pengajaran merupakan sebuah upaya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan


(46)

28

teknik terbaru latihan-latihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis. Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni bahasa.

2.5.3 Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

Slavin (2010:163) secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain. Menurut Rusman (2012:224) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Deskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut: 1. Presentasi di Kelas

Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali


(47)

dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelasmin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusunya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mempersiapkan anggotanya dengan baik. Tim adalah fitur paling penting dalam TGT. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaanyang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi si kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seseorang siswa yang mengambil


(48)

30

sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. 4. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja keompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen, tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi.

5. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. 2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran TGT

1. Kelebihan Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

a. Memotivasi siswa untuk belajar bersama, sehingga diharapkan pemahaman siswa lebih aktif

b. Siswa dapat mengharapkan keragaman dengan teman sekelasnya c. Siswa mempunyai tanggung jawab kelompok yang lebih tinggi


(49)

d. Pembelajaran lebih menyenangkan dan partisipasi siswa lebih tinggi, sehingga harapannya siswa lebih memahami materi dan prestasinya meningkat.

e. Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran

2. Kekurangan Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

a. Butuh persiapan yang lebih dari guru, membuat kartu soal dan kartu jawaban, membagi siswa daalm kelompok

b. Kondisi kelas akan menjadi ramai 2.5.5 Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru seperti ceramah, tanya jawab dan latihan soal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:592). Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar mata pelajaran Ekonomi masih banyak yang menggunakan model konvensional. Model pembelajaran konvensional ini tidak dapat seluruhnya dapat ditinggal karena guru harus melakukan model konvensional pada setidak tidaknya pada awal proses pembelajaran dilakukan.

Dalam bukunya (Djamarah, 2010:98) model pembelajaran konvenisional adalah model pembelajaran tradisioanal atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode konvensioanl ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.


(50)

32

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional memiliki kelemahan dan kelebihan (Umamik, 2006:25)

a. Kelebihan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan untuk mengefisienkan akomodasi dan sumber-sumber peralatan,

2. Mempermudah penggunaan jadwal yang efektif. Dengan tipe pembelajaran seperti ini, guru dapat membuat situasi belajar yang berbeda dari para peserta didik. Semua rancangan dibuat untuk disesuaikan dengan materi/bahan yang sedang diajarkan, tingkat dan pengalaman peserta didik.

b. Kelemahan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Keberhasilan sangat bergantung pada ketrampilan dan kemampuan guru. 2. Kemungkinan masih banyak interpretasi.

3. Metode mengajar aktual yang akan diterapkan mungkin tidak sesuai untuk mengajar ketrampilan dan sikap yang diinginkan.

4. Pembelajaran cenderung bersikap memberi atau menyerahkan pengetahuan dan membatasi jangkauan peserta didik, sehingga peserta didik terbatas dalam memilih topik yang disukai dan relevan dengan paket ketrampilan yang dipelajari.


(51)

2.6 Media Pembelajaran

2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran

Djamarah dan Zain (2010:136) menyatakan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat menjadi alat bantu dan sumber belajar yang membuat siswa mengalami pengalaman langsung dalam pembelajaran, memperkaya wawasan, membuat hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret, menambah gairah dan motivasi belajar siswa dan membuat pelajaran menjadi mudah dan menyenangkan. Lebih dari itu media pembelajaran dapat menjembatani guru dalam menstransfer pengetahuan dan berkomunikasi dengan siswa guna mewujudkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, bahan, peralatan, kegiatan yang digunakan oleh pendidik/guru dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik dalam menciptakan atmosfer pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, mudah, nyata dan menyenangkan agar tercapai tujuan pembelajaran/pendidikan yang diinginkan.

2.6.2 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Sanjaya (2009:206) menjelaskan bahwa perolehan pengetahuan siswa akan menjadi abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tannpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut.


(52)

34

Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.

Dari penjelasan tersebut, maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti berikut ini:

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disampaikan dan dapat digunakan manakala diperlukan.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin ditampilkan di dalam kelas.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, media juga dapat batas ruang kelas.


(53)

2.6.3 Macam-Macam Media Pembelajaran

Dalam bukunya (Sanjaya, 2009:211) media pembelajaran menurut sifatnya diklasifikasikan menjadi 3:

1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

2.6.4 Media Pembelajaran KOKAMI

Djamarah dan Zain (2010:136) menyatakan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa media Kokami. Saputra (2013:113) mengemukakan bahwa Kokami (kotak dan kartu misterius) merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif maupun aktif. Dengan demikian, permainan ini sangat baik digunakan di dalam


(54)

36

kelas yang heterogen. Gabungan antara media dan permainan ini mampu secara signifikan memotivasi dan menarik minat siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Permainan ini sangat baik digunakan dalam kelas yang heterogen.

Media Kokami ini terdiri dari suatu kotak dan kartu misterius, dikatakan misterius karena kartu di masukkan dalam amplop yang kemudian amplop akan diletakkan di dalam suatu kotak sehingga isi dari kartu tidak diketahui. Permainan kokami ini dapat merangsang daya pikir siswa sehingga mereka mampu memahami pesan atau materi yang diberikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara mempersiapkan kelengkapan seperti sebuah kotak berukuran 30 x 20 x 15 cm, 25 buah amplop ukuran 8 x 14cm, berisi 25 lembar kartu soal ukuran 7,5 x 12,5cm. kartu pesan merupakan kartu yang berisi materi pelajaran peran bank umum dan bank sentral berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada siswa, diinformasikan dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman, bonus atau sanksi.

Pembelajaran menggunakan media kokami memiliki beberapa peraturan sebagai berikut:

a. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Tiap kelompok duduk menghadap papan tulis. Media Kokami dan kelengkapannya diletakkan di depan papan tulis di atas meja.

b. Setiap kelompok mendapatkan lembar skor masing-masing kelompok yang akan diisi apabila kelompok tersebut berhasil menjawab soal.


(55)

d. Siswa yang telah mengambil kartu dalam kotak harus membacakan secara keras apa yang terdapat dalam kartu tersebut.

e. Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan soal dalam kartu. f. Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapat hadiah.

Media kokami yang digunakan berupa kartu pesan yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang materi peran bank umum dan bank sentral. Penggunaan media Kokami ini dapat menambah dimensi kegembiraan yang diperoleh dari permainan, membantu siswa dalam memahami peran bank umum dan bank sentral.

2.7 Penerapan model TGT (Team Game Tournament) berbantuan Media Kokami

Model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berbantuan media Kokami merupakan pembelajaran yang didasarkan atas kelompok-kelompok kecil yang heterogen, dimana masing-masing kelompok memainkan game dan turnamen dalam menjelaskan materi maupun menyelesaikan soal melalui kartu misterius.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model TGT berbantuan Kokami adalah sebagai berikut:

1. Siswa di bagi dalam tim yang heterogen beranggotakan 4-5 siswa 2. Guru melakukan pengajaran di kelas


(56)

38

3. Para siswa mengerjakan lembar-kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi

4. Pada akhir periode kelas, siswa melakukan turnamen kompetisi dengan tiga peserta, meja turnamen dengan kemampuan yang homogen.

5. Untuk memulai permainan, siswa menarik kartu soal yang ada di dalam kotak dengan media Kokami untuk menentukan pembaca yang pertama. Permainan berlangsung sesuai waktu di mulai dari pembaca pertama

6. Pembaca pertama membacakan soal yang ada pada kartu Kokami dan mencoba menjawab soal, apabila si pembaca tidak yakin akan jawabannya diperbolehkan menembak siswa lain untuk menjawab soal

7. Siapapun yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya

8. Jika si pembaca soal salah, tidak dikenakan sanksi, tetapi jika penantang atau siswa yang ditantang yang salah, maka dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya dalam kotak lain.

9. Apabila permainan sudah berakhir atau jika kotaknya sudah kosong, para pemain mencatat nomor soal yang telah mereka menangkan pada lembar skor.

10.Setelah turnamen selesai, guru menentukan skor tim dan mempersiapkan sertifikat atau penghargaan untuk memberikan regognisi kepada tim peraih skor tertinggi.


(57)

2.8 Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral

Kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral terdapat dalam silabus pembelajaran ekonomi kurikulum KTSP kelas X SMA semester dua dengan standar kompetensi memahami uang dan perbankan. Karakteristik kompetensi dasar ini adalah berisi teori, mendiskripsikan dan mengidentifikasi.

1. Pengertian Bank

Bank biasanya diartikan dalam beberapa definisi. Ada yang memberikan definisi bank sebagai badan yang tugas utamanya mengimpun uang dari pihak ketiga. Ada pula yang mendefinisikan bank adalah suatu badan hukum yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Ada pula yang mendefinisikan Bank adalah suatu badan yang tugas utamanya menciptakan kredit. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Jenis Bank

Bank digolongkan menurut fungsinya dan dasar beroprasinya: a. Bank Menurut Fungsinya

Tujuan Bank Indonesia untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan lain-lain. Fungsi utama Bank Indonesioa adalah penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Berdasarkan fungsinya Bank dapat dibedakan menjadi:


(58)

40

1) Bank Sentral

Undang-undang mengatur Bank Indonesia adalah UURI No.3 Thn 2004 perubahan atasUURI No. 23 Thn 1999 tentang Bank Indonesia. Bank sentral merupakan pelaksanaan kebijakan moneter ditetapkan pemerintah. Naml Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dengan cara operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonoto, penetapan cadangan wajib minimum, mengatur kredit atau pembiayaan.

b) Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran. Bank Indonesia berwenang mengajukan persetujuan atas pelaksanaan jasa sistem pembayaran, wajib atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatan, penggunaan alat pembayaran harus ditetapkan.

Bank Indonesia mengatur dan mengawasi Bank-bank yang ada serta menetapkan peraturan, memberikan, dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari Bank. Dalam bidang perbankan dan perkreditan, tygas Bank Indonesia adalah meningkatkan perkembangan yang baik dari urusan kredit perbankan, mengadakan pengawasan terhadap urusab kredit, membina perbankan, meminta laporan dan memeriksa aktivitas bank.

2) Bank Umum

Bank Umum adalah bank yank melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa dalam lalu lintas pembeyaran. Bank Umum merupakan bagian


(59)

dari perbankan nasional yang memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dengan fungsi utama yang demikian, Bank Umum memiliki peranan yang strategis dalam menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Usaha Bank Umum meliputi:

a.Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu,

b.Memberikan kredit

c.Menerbitkan surat pengakuan hutang

d.Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah

e.Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

2.9 Efektivitas Pembelajaran

Mulyasa (2007:82) efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari


(60)

42

anggota. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip Mulyasa (2007:84) mengemukakan bahwa efektifitas berarti sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. Dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi.

Mulyasa (2009:256) menyatakan bahwa proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung adalah 75, sehingga untuk mencapai KKM secara individual hasil belajar siswa harus ≥75. Sedangkan KKM secara klasikal adalah 75% sehingga pembelajaran dikatakan berhasil apabila ≥75% dari seluruh jumlah siswa dapat mencapai KKM secara individual. Mulyasa (2004:99) seseorang peserta didik dikatakan tuntas dalam belajar apabila ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.


(61)

Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami untuk kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral, yang dilihat dari selisih nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2.10 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Hasil belajar merupakan suatu perubahan sikap dan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor adalah kondisi atau suasana kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat mendorong siswa untuk belajar lebih baik. Selain suasana kegiatan belajar, ketepatan memilih metode pembelajaran juga mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif TGT diyakini mampu menghadirkan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan beberapa penelitian terdahulu yang melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media Kokami dalam kegiatan pembelajaran.

Metode TGT memiliki keunggulan seperti diatas, oleh karena itu banyak digunakan sebagai alternatif pemilihan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra (2013) tentang penerapan pembelajaran TGT dengan media Kokami, menyimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran TGT dengan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa mata pelajaran


(62)

44

biologi. Penelitian Ajeng (2012) tentang media TGT dengan media Kokami untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian terdahulu dimaksudkan memberi gambaran awal mengenai penelitian dan juga sebagai penguat terhadap penelitian ini yang akan dilakukan oleh peneliti.

2.11 Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan dan bertujuan untuk pencapaian hasil belajar siswa. Komponen komponen tersebut meliputi tujuan pembelajaran, guru, siswa, model pembelajaran, yang dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament). Pada model pembelajaran didalamnya juga mencakup beberapa komponen yaitu strategi, metode, media dan materi pelajaran. Media pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) yang akan dipadukan dengan model pembelajaran TGT.

Tingkat keberhasilan belajar siswa juga dapat diukur menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung menentukan KKM untuk mata pelajaran ekonomi adalah sebesar 75, sedangkan ketuntasan secara klasikal adalah ketika hasil belajar 75% dari jumlah siswa mencapai KKM.


(63)

Observasi awal yang dilakukan di SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung, ditemukan hasil belajar ekonomi masih rendah pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral sebenarnya tidak terlalu sulit apabila siswa memahami dan mengerti dan bukan menghafal materi tersebut. Siswa juga tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah kurang tertariknya siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan. Penggunaan model pembelajaran yang kurang berfariasi membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang disampaikan secara konvenional lebih banyak mengandalkan indera pendengaran karena siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Padahal dengan mendengar terkadang ada sesuatu yang terlewat. Model pembelajaran konvensional pada pembelajaran ekonomi pada dasarnya masih bisa dan perlu untuk diterapkan, akan tetapi pembelajaran ini kurang tepat apabila tidak dimodifikasi dengan media pembelajaran lain. Jadi untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu cara untuk memperbaiki proses pembelajaran agar dapat meningkakan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.

Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan dan materi pelajaran. Pembelajaran ekonomi merupakan materi yang membutuhkan pemahaman secara logis. Oleh karena itu penerapan model pembelajaran diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar ekonomi.


(64)

46

Berdasarkan uraian diatas dan dalam upaya meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral yang masih rendah atau dibawah KKM, maka perlu dilakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berbantuan media Kokami. Rusman (2012:224) mengemukakan bahwa TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan oleh Ajeng (2012) tentang penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami, menunjukkan bahwa pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam hasil belajar siswa..

Selain menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga dapat mengkombinasikan model tersebut dengan menggunakan media pembelajaran inovatif seperti media Kokami. Kokami adalah permainan dengan kartu yang berisi soal-soal kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.

Penggunaan Kokami akan sangat membantu siswa dalam memahami peran bank umum dan bank sentral. Dengan belajar ekonomi dengan menggunakan media Kokami siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan soal-soal peran bank umum dan bank sentral yang terdapat di dalam kartu yang telah tersedia sehingga siswa termotivasi untuk menjawabnya agar dapat memenangkan permainan.


(65)

Tujuan pembelajaran disusun dengan komponen dasar yang harus dicapai pada suatu materi pelajaran. Dalam penelitian ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah memahami dan mampu membedakan peran bank umum dan bank sentral. Guru dan siswa dalam proses pembelajaran harus mengarah pada tujuan pembelajaran tersebut.

Perpaduan model pembelajaran TGT dengan media Kokami dirasa tepat jika diterapkan dalam pembelajaran pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Media Kokami membantu penerapan model pembelajaran tersebut agar lebih efektif, dimana kartu berisi soal yang akan digunakan siswa untuk melakukan turnamen akademik di akhir pembelajaran. Berdasarkan analisis tersebut, maka dicoba diterapkan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dengan harapan akan meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015 sehingga dapat dibandingkan bahwa model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dari pada model pembelajaran konvensional.

Mekanisme kerangka berfikir di atas di gambarkan dalam gambar berikut:


(66)

48

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

Proses belajar mengajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Tes kemampuan awal siswa Tes kemampuan awal siswa

dibandingkan

Pembelajaran ekonomi kompetensi dasar peran bank

umum dan bank sentral dengan menggunakan model TGT (Team Game Tournamen)

berbantuan media Kokami

Pembelajaran ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral dengan menggunakan model konvensional berbantuan

media cetak

Tes kemampuan akhir siswa Tes kemampuan akhir siswa Hasil pembelajaran ekonomi

kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral menggunakan model TGT (Team

Game Tournamen) berbantuan media kokami

Hasil pembelajaran ekonomi kompetensi dasar peran bank

umum dan bank sentral dengan menggunakan model

konvensional berbantuan media cetak dibandingkan

Penerapan model pembelajaran TGT dengan media kokami lebih efektif dibandingan dengan pembelajaran

model konvensional Di ba ndi ng ka n Di ba ndi ng ka n KKM


(1)


(2)

2. Pembelajaran Kelas Eksperimen a. Pre-Test


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL.

1 6 34

EFEKTIVITAS TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

2 5 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA.

0 0 17