perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajaran dapat dicapai.
Joyce dan Weil dalam Rusman 2012:133 model pembelajaran adalah suatau rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan bahan pembelajaran, dan membimbing di kelas atau yang lain. Pembelajaran adalah upaya menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa serta siswa dengan siswa..
2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam bukunya
Rusman 2012:202
pembelajaran kooperatif
cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kempok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar
pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses
pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya
peerteaching lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli
pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa:
1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain 2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir
kritis, memecahkan masalah-masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.
Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya 2009:194 merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen. Sebagaimana diungkapkan
oleh Slavin 2010:4 bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Lebih lanjut Slavin 2010 mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep yang
menjadi karakteristik dari model pembelajaran kooperatif, antara lain:
1. Penghargaan tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan
–penghargaan tim lainnya jika berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab individual Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota
tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahawa tiap orang dalam tim
siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.
3. Kesempatan sukses yang sama Siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja
mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk
melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.
Ada beberapa versi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, jenis- jenis model tersebut adalah sebagai berikut:
1. Student Team Achievement Devision STAD Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok memastikan bahwa anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan materi
tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri
yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu
melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapatkan niali kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu
bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya. Keseluruhan siklus aktivitas itu, mulai dari paparan guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya
memerlukan tiga sampai lima kali pertemuan kelas. STAD adalah yang paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti penghitungan
dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan mekanik, geografi dan ketrampilan perpetaan dan konsep-konsep sains lainnya.
2. Teams Games Tournament TGT Slavin 2010:163 secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali
satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lain. Menurut Rusman 2012:224 TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok
yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. 3. Jigsaw II
Dalam model Jigsaw guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam
kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponensubtopik yang
ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi
yang terdiri atas dua atu tiga orang. Siswa memilki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat
meningkatkan ketrampilan berkomunilasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari
dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain. Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli.
Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam
kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, disebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permsalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil
pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan sisampaikan pada anggota kelompoknya.
4. Team Accelerated Instruction TAI Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan perpaduan antara
pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Metode ini memperhatikan perbedaan pengetahuan awal tiap siswa untuk mencapai prestasi belajar.
Pembelajaran individual dipandang perlu diaplikasikan karena siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang berbeda-beda. Saat
guru mempresentasikan materi pembelajaran, tentunya ada sebagian sisa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Ini tentu
dapat menyebabkan siswa-siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat itu akan gagal mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru. Bagi siswa-
siswa lain, mungkin sudah menguasai materi pembelajaran itu, atau mungkin karena bakat yang dimilikinya dapat mempelajari dengan sangat cepat waktu yang
digunakan oleh guru untuk mengajar menjadi mubazir. Pada pelaksanaan pembalajrana TAI siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk kelompok yang heterogen di sini adalah kemampuan akademik siswa. Masing-
masing kelompok dapat beranggotakan 4-5 orang siswa. 5. Cooperatif Integrated Reading dan Composition CIRC
CIRC adalah sebuah program yang komperhensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di
sekolah dasar. Pengembangan CIRC yang simultan difokuskan pada kurikulum dan pada metode-metode pengajaran merupakan sebuah upaya untuk
menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan
teknik terbaru latihan-latihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis.
Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni bahasa.
2.5.3 Model Pembelajaran TGT Team Game Tournament