Bentuk-Bentuk Model Tentatif

A. Bentuk-Bentuk Model Tentatif

Model perkembangan kognitif dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran PKn di sekolah, salah satunya di tingkat SMP. Dari beberapa penugasan yang diberikan kepada para mahasiswa Program Penyetaraan D2/D3 Program Studi PKN, untuk mengalikasikan model perkembangan kognitif ke dalam suatu rencana pembelajaran PKn, maka diperoleh beberapa model rencana pembelajaran berdasarkan pokok-pokok bahasan yang ada dalam materi PKn, khususnya dalam Kurikulum PKN 1994. Model rencana pembelajaran meskipun tidak seluruhnya persis dengan langkah-langkah seharusnya dari model pembelajaran berbasis perkembangan kognitif, namun para guru sudah mampu “mengkreasinya” sesuai kebutuhan di sekolah masing-masing.

1. Model Implementasi dari Mustakimah, Guru SMP Negeri 1 Gambut Kabupaten Banjar (2003)

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

Pokok Bahasan : Kedisiplinan Kelas/Semester : II/2 (dua)

Langkah-langkah Pembelajaran

a. Guru membimbing siswa menganalisis kasus yang disajikan secara rasional dan sesuai dengan kehidupan keseharian yang merujuk langsung pada perilaku kita;

Sudah tiga bulan ini orang tua Ratno tidak bekerja, menganggur akibat PHK. Sementara keperluan keluarga sehari-hari termasuk biaya pendidikan Ratno berserta adik-adiknya harus terpenuhi. Lebih parah lagi, pada semester ini Ratno memerlukan biaya yang dirasa amat berat baginya, sebab telah memasuki semester akhir perkuliahan, tentunya memerlukan banyak biaya, untuk berbagai keperluan penelitian, penyusunan skripsi, yudisium, wisuda dan sebagainya.

Menghadapi problematika seperti itu, Ratno mencoba mencari pekerjaan di berbagai tempat, agar ia dapat bekerja secara paroh waktu (part time ). Ternyata keburuntungan Ratno belum kunjung juga. Ia belum mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.

Sebagai anak jujur dan bertanggungjawab, Ratno merasa galau menghadapi kenyataan itu. Pada saat itulah ia mendapat keterangan dari Doni untuk memperjualbelikan narkoba. Dari ke- terangan Doni dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pekerjaan itu, persoalan yang dihadapi Ratno akan tuntas teratasi, sebab begitu gampang

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

dan begitu cepat mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak.

Semula Ratno menolak ajakan Doni itu, tetapi mengingat keperluan biaya keluarganya tidak bisa ditunda lagi, maka dengan berat hati, ia menerimanya. Harapannya problematika yang melilit dirinya segera teratasi dan sesudahnya ia akan menghentikan pekerjaan itu.

b. Guru membimbing siswa menganalisis kasus dengan menggunakan pertanyaan lacakan yang kemungkinan jawabannya sebagai berikut:

1). Apakah sebaiknya Ratno melakukan pekerjaan haram itu?

a) Ya, karena keadaan ekonomi keluarga- nya benar-benar pada posisi terjepit dan Ratno adalah harapan satu-satunya.

b) Tidak, karena jika ia ulet berusaha, mungkin akan mendapat pekerjaan lain yang lebih baik dan halal.

2). Apakah sesorang anak sebaiknya ber- kewajiban bekerja untuk mengatasi keuangan keluarga, meskipun pekejaan itu tidak halal?

a) Ya, apalagi jika ia anak tertua

b) Ya, karena bila tidak, keadaan keluarga- nya terutama ayahnya yang tengah di landa depresi akibat PHK, akan semakin parah, beitupun ekonomi keluarganya.

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

c) Tidak, seorang anak hanya berkewajib- an membantu orang tua. Jadi anak tidak perlu harus bekerja, bila pekerjan itu tidak halal dan membahayakan.

3). Mengapa sindikat barang haram seperti itu seolah tahu kondisi Ratno yang sedang galau dirundung masalah keuangan?

4). Ratno tertangkap ketika sedang menjalan- kan operasinya. Sebaiknya hukum me- menjarakan Ratno dan menghancurkan impiannya jadi sarjana dan masa depan dia dan keluarganya, ataukah memberi kesempatan kepada Ratno untuk menye- lesaikan skripsi hingga wisuda sambil mempertanggungjawabkan perbuatannya yang terjebak dalam jaringan sindikat narkoba itu?

5). Dari analisis yang dilakukan bersama dengan kawan-kawannya di kelas diharap- kan siswa dapat memberikan penilaian moral terhadap dilema moral yang terjadi di lingkungan kehidupannya berdasarkan konsep, filosofis universal dari standar moral.

2. Model Implementasi dari Jurkani Dharma, Guru SMP Negeri 2 Kuripan Kabupaten Barito Kuala (2003)

Pokok Bahasan : Kesederhanaan Kelas/Semester : II/2 (dua)

Langkah-langkah Pembelajaran

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

a. Pendahuluan 1). Guru memasuki ruang kelas, lalu membalas

ucapan salam dari siswa serta memeriksa daftar hadir, kemudian mempersilahkan siswa menyiapkan perlengkapan belajarnya.

2). Guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan menampilkan gambar seorang anak naik sepeda pergi ke sekolah. Kemudian melakukan tanya jawab hal-hal yang dapat diambil manfaat dari kegiatan bersepeda tersebut oleh siswa maupun orang lain.

3). Beberapa tanggapan siswa menyatakan hemat, cermat, dan bermanfaat seraya memberikan alasan-alasan berdasarkan pengalaman mereka masing-masing. Kemudian guru menjelaskan arti hemat, cermat dan bermanfaat sebagai salah satu ciri kehidupan yang sederhana.

4). Guru melaksanakan tes awal sebagai upaya untuk mengetahui pengetahuan yang sudah diketahui siswa terhadap materi yang disajikan, siswa mengerjakan soal-soal sebanyak 10 butir dalam waktu yang disediakan, yaitu 10 menit.

b. Kegiatan Inti 1). Guru menempelkan lembar peraga materi

pelajaran tentang hidup sederhana di papan tulis, yaitu;

HIDUP SEDERHANA adalah ƒ Hidup wajar hemat

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

ƒ Hidup cermat ƒ Hidup secara tepat ƒ Hidup bermanfaat

2). Melalui lembar peraga tersebut guru menjelaskan pengertian hidup sederhana, kemudian tanya jawab dan meminta tanggapan serta contoh-contoh perilaku yang mencerminkan ciri-ciri hidup seder- hana sebagaimana lembar peraga tersebut

3). Guru selanjutnya membagi siswa dalam 6 kelompok belajar terdiri dari 4 anggota yang disusun secara acak antara pria dan wanita serta atas pengalaman guru ditentukan pula berdasarkan latar belakang ekonomi atau status sosial. Selanjutnya guru membagikan suatu kasus untuk dibaca, dipahami, dan diberikan tanggapan dengan satu keputus- an bersama kelompoknya.

Cerita kasus tersebut adalah

Galuh anak seorang pengusaha kayu. Orang tuanya memiliki banyak uang dan harta kekayaan. Akan tetapi, kehidupan Galuh seperti layaknya orang lain. Ia berpakaian biasa-biasa saja seperti pakai- an yang dikenakan teman-temannya. Pergi ke sekolah naik kelotok serta akrab bergaul dengan teman-temannya di sekolah maupun di kampung. Selain itu, Galuh juga menabung untuk keperluan masa depannya. Ia juga sangat perhatian kepada mereka yang kurang mampu.

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

Galuh suka memberi pertolongan kepada teman-teman yang mendapat musibah atau perlu bantuan segera yang harus dipenuhi. Pergaulan Galuh biasa-biasa saja, tidak menunjukkan bahwa dirinya anak seorang pengusaha kayu, padahal jika mlihat harta kekayaannya Galuh bisa saja berfoya-foya dalam hidupnya. Namun Galuh tidak melakukannya.

4). Guru mempersilahkan siswa dalam kerja sama kelompok memberikan tanggapan atas cerita tersebut dengan beberapa pertanyaan lacakan, yaitu:

a) Menurut pendapat kalian, pantaskah Galuh bertingkah laku seperti dalam cerita ini?

b) Benarkah tingkah laku Galuh tidak mencerminkan layaknya anak orang kaya dan terkesan menyiksa diri?

c) Pantaskah Galuh sebagai anak seorang pengusaha kaya berangkat ke sekolah hanya menumpang kelotok, pada hal ia punya speedboat, sepeda motor dan mobil?

d) Benarkah sebagai anak orang kaya seharusnya tidak perlu lagi menabung, karena tabungan orang tuanya sudah banyak?

e) Sebagai anak seorang pengusaha dan kaya wajar-wajar saja bersifat boros?

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

5). Siswa melalui pertanyaan lacakan diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang arti kesederhanaan sebagai suatu cara hidup sehari-hari yang terpuji di masyarakat. Waktu yang disediakan guru dalam kerja kelompok adalah 30 menit.

6). Melalui ketua kelas guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasl kerja kelompok, setelah waktu penugasan berakhir. Kemudian secara acak memilih kelompok- kelompok yang maju ke depan kelas membacakan dan membahas tanggapan dari kelompok lainnya.

c. Penutup 1). Guru bersama siswa menyimpulkan materi

pelajaran tentang pengertian sederhana, bentuk-bentuk kesederhanaan dalam menggunakan harta, waktu, tenaga dan pikiran sebagai bahan pengkajian pembelajaran PKn minggu ini.

2). Guru melaksanakan tes akhir untuk mengetahui ketercapaian tujuan pem- belajaran khusus yang ditetapkan guru, soal sebanyak 10 butir dalam waktu 10 menit.

3). Guru kemudian menutup pelajaran dan meminta siswa untuk mencari contoh- contoh perilaku sederhana dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di sekolah dan di masyarakat.

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

3. Model Implementasi dari Muslihah, Guru SMP Negeri 1 Mekar Sari Kabupaten Barito Kuala (2003)

Pokok Bahasan : Kebersihan Kelas/Semester : II/2 (dua)

Langkah-langkah Pembelajaran

a. Pendahuluan 1). Guru memasuki ruang kelas, memeriksa

daftar hadir dan mempersilahkan siswa menyiapkan kelengkapan belajarnya. Kemudian guru memperlihatkan hasil pengerjaan tugas PR siswa dan membaca- kannya di depan kelas. Melalui tanya jawab guru membahas tugas tersebut, yaitu tentang arti penting kebersihan diri dan lingkungan.

2). Guru melaksanakan tes awal dan membagi- kan soal-soal kepada siswa serta memper- silahkan siswa menjawab dengan waktu 10 menit.

b. Kegiatan Inti 1). Guru meminta perhatian siswa untuk

mendengarkan penjelasan tentang kegiatan belajar model perkembangan kognitif moral. Guru menempelkan suatu cerita tentang kasus dilema moral sebagai berikut:

Seorang ibu di desa Mekar Sari sedang terserang penyakit muntaber yang sangat parah, ibu tersebut sudah tidak dapat bergerak lagi, karena kehabisan

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

cairan di tubuhnya. Anaknya, Aluh berlari- lari menuju rumah teman sekelasnya yang kebetulan adalah orang kaya di kampung sebelahnya, yaitu Pasar Ahad. Aluh menge- tuk pintu berkali-kali sampai akhirnya dibukakan oleh Itai Langkar, sahabatnya itu.

Kemudian Aluh menceritakan sakit ibunya yang terkena muntaber dan mengharap Itai Langkar memberikan obat yang pernah diceritakannya di sekolah yang ampuh mengobati sakit muntaber. Tetapi, Itai Langkar menolak dan marah-marah pada Aluh untuk tidak memberikan obat tersebut, sebab harganya mahal dan Aluh tidak mungkin dapat membayarnya. Aluh kembali ke rumah dan meminta uang dari saudara- saudaranya sebesar Rp.100.000,- lalu kembali berlari ke rumah Itai Langkar. Dan sekali lagi Itai Langkar menolaknya, seraya berkata:” Makanya, hidup harus bersih dan jangan makan sembarangan, tidak bisa obat ini mahal lebih dari Rp.100.000,-,” katanya hendak menutup pintu. Aluh putus asa dan emosi, lalu menarik tangan Itai Langkar dan merampas obat muntaber tersebut. Kemudian berlari pulang ke rumahnya.

Pertanyakan Lacakan:

a) Apakah sebaiknya Aluh merampas obat

itu?

b) Apakah hak Itai Langkar tidak memberikan obat muntaber itu, padahal mereka bersahabat?

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

c) Bagaimana nasib Aluh, kalau sahabat- nya Itai Langkar melaporkan kepada polisi tentang perampasan obat muntaber malam itu, apakah sebaiknya ia ditangkap?

2). Kemudian guru membagikan naskah cerita tersebut kepada seluruh siswa dan meminta siswa membaca serta memahami jalan ceritanya. Guru selanjutnya membagikan selembar kertas kepada semua siswa dan meminta siswa untuk menentukan posisi dirinya dalam kasus itu ( memilih sebagai Aluh atau sebagai Itai Langkar) serta menuliskan alasan memilih posisi tersebut.

3). Guru membagi 2 kelompok siswa, pertama kelompok dengan posisi sebagai Aluh dan kelompok kedua dengan posisi sebagai Itai Langkar. Selanjutnya meminta siswa menjawab pertanyaan lacakan yang tertera di bawah naskah cerita dalam kasus dilema moral tersebut. Waktu untuk seluruh kegiatan ini adalah 20 menit.

4). Pada akhir kegiatan masing-masing siswa yang ditunjuk guru menyampaikan jawaban dari pertanyaan lacakan sehubung- an kasus dilema tersebut. Baik kelompok posisi Aluh maupun kelompok posisi Itai Langkar secara bergiliran maju ke depan, sehingga terlihat argumentasi masing- masing secara jelas dan mudah dipahami.

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

c. Penutup 1). Guru mengambil satu jawaban dari

pertanyaan lacakan kasus dilema moral, baik dari kelompok posisi Aluh maupun dari kelompok posisi Itai Langkar, kemudian menyimpulkan materi pelajaran tentang arti penting kebersihan diri serta dampaknya bagi hubungan di masyarakat.

2). Guru melaksanakan tes akhir dan memba- gikan soal-soal tes kepada siswa untuk selanjutnya dipersilahkan siswa menjawab- nya selama 10 menit.

3). Guru menutup pelajaran dan memper- silahkan siswa membaca pulang naskah cerita tadi, kemudian membuat tugas PR agar siswa memilih posisi diri yang lain dari yang sudah ditetapkan serta alasannya.

4. Model Implementasi dari Ardani, Guru SMP Negeri

1 Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara (2003)

Pokok Bahasan : Kebersihan Kelas/Semester : II/2 (dua)

Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

1) Melaksanakan prestest

2) Memotivasi siswa dengan menjelaskan model pembelajaran perkembangan kognitif moral.

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus, melalui penyajian lembar cerita dilema tentang pencemaran lingkungan, siswa dapat:

a) Meentukan fokus permasalahan

b) Menentukan tokoh utama dalam cerita

c) Mejelaskan hubungan antar tokoh dalam cerita

d) Menjelaskan dilema moral

e) Menentukan apa yang sebaiknya dilakukan tokoh utama

f) Mengidentifikasi perbedaan pendapat yang muncul

g) Terampil menyampaikan pendapat berdasarkan fakta/data dalam cerita.

h) Terampil merumuskan sikap yang terbaik dalam mengatasi dilema sosial.

i) Menghargai pendapat orang lain. j) Bekerjasama dengan teman dalam

mengatasi suatu permasalahan.

b. Kegiatan Inti (60 menit) Menyajikan informasi pendahuluan tentang

sebuah dilema pencemaran lingkungan, sekaligus membagikan lembar cerita sebuah dilema.

1) Fase ke-1, Menyajikan Dilema Moral Menyajikan dilema,disampaikan dalam

bentuk naskah sebuah cerita dilema yang dibagikan kepada seluruh siswa dan di- tayangkan melalui OHP atau LCD

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

PENCEMARAN LINGKUNGAN Masyarakat yang tinggal di sekitar pasar

tradisional Danau Panggang sangat merasakan dampaknegatif dari pencemaran lingkungan, khususnya yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang kurang baik. Dampak tersebut antara lain; hilangnya selera makan, akibat bau yang tidak sedap, terjangkitnya berbagai penyakit, seperti diare, infeksi saluran per- nafasan, radang paru-paru, infeksi kulit dan sebagainya. Hal ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, tetapi juga semua o- rang yang berbelanja di pasar tersebut.

Padahal pasar tersebut merupakan urat nadi perekonomian masyarakat yang didukung oleh letaknya yang strategis, yaitu berada di tepi peabuhan transportasi sungai Kalsel-Kalteng, tetapi karena dana pengelolaan sampah sangat tidak memadai, untuk kondisi tanah yang selalu becek dan tempat pem- buangan akhir sampah yang sangat jauh. Untuk meningkatkan pendanaan pengelolaan sampah tersebut, cara satu-satunya hanya dengan menaikkan retribusi sampah.

Masyarakat setempat sudah beberapa kali melayangkan surat kepada pemerintah kecamatan, khususnya pihak pengelola pasar, agar sampah dapat dikelola dengan sebaik- baiknya. Bahkan masyarakat dan pelajar berdemonstrasi meminta pertanggungjawaban kepada pihak pengelola pasar dan menuntut agar pejabat pengelola pasar diturunkan saja. Karena dinilai tidak berfungsi maksimal.

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

Para pedagang juga berdemonstrasi agar pengelola pasar tidak menaikkan retribusi sampah, karena menilai retribusi sampah yang sekarang ini sudah sangat tinggi, juga kenaikan retribusi tersebut sudah beberapa kali dalam kurun waktu yang sangat cepat. Apabila hal ini tidak diindahkan, maka mereka akan mogok berjualan/berdagang.

Apa yang sebaiknya dilakukan oleh pihak pengelola pasar? Menaikkan retribusi sampah atau tidak? Alasan kalian?

(1)Siswa diberikan kesempatan untuk memahami, menjelaskan situasi atau keadaan-keadaan dalam cerita dilema sekaligus merumuskan istilah-istilah yang belum mereka pahami, dan setelah melalui tanya jawab, guru yakin bahwa siswa telah memahami keadaan- keadaan dan istilah-istilah dalam cerita.

(2)Siswa diberi kesempatan memahami masalah yang dihadapi tokoh utama, kmudian melalui tanya jawab, guru yakin siswa telah memahami masalah yang dihadapi tokoh utama.

2) Fase ke-2, Menyatakan Posisi Sementara

a) Siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan posisinya msing-masing terhadap masalah yang dihadapi tokoh utama.

b) Siswa diberikan kesempatan untuk menentukan posisinya secara individual terhadap tindakan yang dilakukan oleh

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

tokoh utama dan memberikan alasan terhadap tindakan tersebut melalui kartu-kartu yang telah disediakan.

c) Siswa diberikan kesempatan menentu- kan posisi mereka dalam keras dengan cara seluruh siswa diminta untuk me- nunjukkan posisi mereka dengan cara menunjukkan ibu jari, untuk menun- jukkan setuju, menurunkan ibu jari tanda posisi tidak setuju, dan melipat tangan dengan menutup mata, untuk menghindari pengaruh tekanan teman- teman yang lain, sebagai tanda posisi tidak mengambil sikap apa-apa.

d) Menentukan alasan-alasan untuk posisi masing-masing individu dengan mengisi kartu-kartu yang telah tersedia.

3) Fase ke-3, Menguji Alasan

a) Menguji alasan kelompok-kelompok ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari dari lima orang anggotadari berbagai posisi; setuju, tidak setuju; atau tidak me- mutuskan sikap apapun. Kemudian mereka diminta dalam kelompok yang beragam tersebut untuk mendiskusikan alasan-alasan mereka, dan menghasil- kan daftar alasan yang berisi dua alasan yang terbaik sesuai dengan posisinya masing, yaitu, dua alasan terbaik dari posisi setuju, dua alasan terbaik dari posisi tidak setuju, dan dua alasan

Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...

terbaik dari posisi yang abstain, tidak memutuskan sikap apapun.

b) Menguji alasan-alasan yang berbeda dalam diskusi kelas di antara berbagai kelompok. Kemudian menyusun dua alasan terbaik dari posisi yang setuju dan yang tidak setuju.

4) Fase ke-4, Menggambarkan Posisi Masing- Masing Individu

a) Meringkas Alasan, Siswa diminta berpikir, dan mengingat

kembali beberapa alasan yang dibahas dalam diskusi. Kemudian menyusun pering- kat alasan-alasan tersebut dan diminta memberikan saran-saran terbaik.

b) Menyatakan Alasan Kembali, Siswa diminta untuk menuliskan sekali

lagi posisi dan alasan-alasan mereka, sambil dodorong untuk memperhatikan beberapa pandangan atau ungkapan baru yang mereka terima pada saat diskusi kelompok dan diskusi kelas. Posisi dan alasan tersebut hendaknya ditulis dengan susunan kalimat yag baru dan siswa diminta untuk mencatat beberapa perubahan terhadap pikiran mereka dalam menuliskan posisi dan alasan mereka.

c. Penutup (20 menit)

1) Posttes

2) Menyimpulkan materi pembelajaran

Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi

3) Guru memberikan tugas untuk membaca buku paket

Dari ke empat model pembelajaran yang berbasis pada perkembangan kognitif, maka hanya model pembelajaran dari Ardani dan Muslihah, yang agak mendekati acuan langkah pembelajaran normatif model pembelajaran perkembangan kognitif. Kekurangan Muslihah hanya dalam langkah penentuan posisi. Dalam langkah penentuan posisi, maka posisi yang di- maksud adalah membagi siswa dalam kelompok yang setuju, yang tidak setuju, dan tidak memberikan pendapat terhadap apa yang sebaiknya dilakukan tokoh utama dalam cerita terhadap dilema moral yang dihadapinya, bukan kepada penentuan kelompok posisi berdasarkan dua tokoh cerita, Walaupun kurang sesuai dengan alur normatif model pembelajaran berbasis perkembangan kognitif, “kreasi” Muslihah untuk membagi posisi atas dasar dua kelompok posisi tokoh cerita yang saling brlawanan, patut dihargai dan sebaiknya terus dikembangkan. Sedangkan model pembelajaran perkembangan kognitif Ardani nampaknya hampir sesuai dengan norma acuan model pembelajaran perkembangan kognitif.