Konsep Perkembangan Kognitif untuk Pembelajaran Moral
B. Konsep Perkembangan Kognitif untuk Pembelajaran Moral
Konsep dalam pembelajaran moral ini disebut “kognitif”, karena mengakui bahwa pendidikan moral didasarkan pada stimulasi berpikir aktif terhadap isu-isu dan keputusan moral. Disebut sebagai “perkembangan”, karena memandang tujuan pendidikan moral adalah sebagai upaya mengembangkan penalaran dan per- timbangan moral melalui tingkatan dan tahapan moral.
Pembelajaran berbasis perkembangan moral kognitif adalah berdasarkan pada teori perkembangan moral kognitif yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg, dan bertolak pada pendapat Dewey dan Piaget mengenai perkembangan berpikir moral. Menurut Dewey (dalam Purpel dan Ryan, 1976) tujuan dari pendidikan moral adalah membantu sekolah untuk pembangunan manusia yang berkarakter bebas dan kuat. Kohlberg meyakini bahwa nilai-moral-norma hanya akan mempribadi (per- sonalized ), melalui struktur kognitif, atau cognitive conflict dan penalaran, di mana akan terjadi transaksi intelektual
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
taksonomi tinggi dalam mencari pemecahan suatu masalah yang termuat dalam stimulus pembelajaran. Kadar dilema dalam stimulus menentukan peringkat transaksi intelektual (Djahiri dan Wahab, 1996: 41)
Pelaksanaan model perkembangan kognitif dalam kegiatan pembelajaran adalah berupaya menstimuli gerakan struktur kognitif untuk melakukan “moral rea- soning ” ke tahap perkembangan kognitif moral yang lebih meningkat. Alasan lain, antara lain, adalah (Purpel dan Ryan, 1976: 185-186) perubahan terjadi lebih banyak pada cara pemikiran dibandingkan pada keyakinan tertentu; peserta didik di dalam sebuah kelas berada dalam tahapan- tahapan yang berbeda, tujuannya untuk membantu perkembangan kognitif peserta didik ke tahap selanjutnya; dan mempertimbangkan pendapat yang berada pada tahapan yang lebih baik.
Moralitas individu dapat dipengaruhi oleh pengetahu- an moral, tetapi tidak selalu berkorelasi (moral knowledge tidak sama dengan moral behavior), dan dapat membantu perkembangan moral. Pengetahuan (aspek kognitif) yang mempengaruhi sikap seseorang “penting”, karena merupakan “awal” dari perubahan perilaku. Kuantitas dan kualitas pengetahuan moral tidak selalu menjamin kualitas perilaku moral seseorang.
Pembelajaran moral dalam konsep perkembangan kognitif adalah tipe pembelajaran yang mengarahkan atau menstimulasikan perkembangan moral peserta didik selaras dengan keadilan dan bisa dianggap memenuhi keabsahan. Lantaran pembelajaran moral menurut konsep ini, tidak bersifat memaksa dan netral. Selain itu, kerangka metodologisnya begitu menghargai kemampuan peserta didik dalam melakukan refleksi dan pilihan.
Teori dan Konsep Perkembangan Kognitif untuk Pembelajaran Moral
Beberapa konsep perkembangan kognitif yang dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran moral adalah bahwa;
1. Moralitas
Perkembangan moralitas seseorang terletak pada penekannya yang konsisten terhadap peranan kognisi dalam moralitas. Peran kognisi merupakan pintu masuk bagi perkembangan moralitas seseorang.
2. Orang yang Bermoral
Menurut konsep perkembangan kognitif dalam pembelajaran nilai moral diharapkan akan menghasilkan pribadi yang terdidik secara moral, yaitu:
a. Pribadi yang mampu menunjukkan suatu kombi- nasi dari berbagai karakteristik, seperti refleksi, prinsip, memancarkan nilai-nilai moral keadilan, memiliki disposisi dalam bertindak, sadar akan keharusan berinteraksi dengan situasi sosial dan dalam menghadapi situasi moral
b. Pribadi yang mampu menyerap proses per- timbangan moral maupun melaksanakan proses tersebut, sehingga memiliki kesadaran akan adanya prinsip-prinsip di dalam kehidupan ini.
3. Guru/Pendidikan
Guru dalam pembelajaran nilai moral hendaknya melaksanakan tugas utama, yakni memberikan kontribusi terhadap proses perkembangan moral peserta didik dengan berperan sebagai fasilitator. Hakekat dari tugas tersebut adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam proses berpikir, mempertim- bangkan dan memutuskan.
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Tugas-tugas utama guru mencakup pula empat tugas lain, yaitu guru hendaknya membantu peserta didiknya dalam:
a. Memfokuskan pandangan atau dalam meng- hadapi konflik-konflik moral yang sebenarnya. Hal ini, baik dengan memanfaatkan materi pelajaran sehari-hari maupun secara sistematik menyajikan dilema-dilema hipotesis.
b. Merefleksikan alternatif cara-cara menalar konflik moral sekaligus memecahkannya.
c. Merefleksikan secara kritis proses berpikir yang peserta didik terapkan.
d. Memberikan saran kepada peserta didik mengenai prosedur refleksi dan pemecahan yang lebih efisien dibandingkan metode yang mereka kembangkan.
Dalam pembelajaran moral menurut konsep perkembangan kognitif, yang ditekankan sekali adalah peranan guru dalam suasana diskusi mengenai dilema- dilema moral dan dalam mengajarkan unit-unit kurikulum yang formal. Guru hendaknya memanfaat- kan situasi moral hipotesis atau situasi-situasi sosiologis dan historis yang nyata. Selain itu, guru memanfaatkan juga masalah-masalah nyata dalam kehidupan sehari- hari di sekolah maupun dalam membahas masalah- masalah moral.