MENGHADAPKAN DILEMA MORAL
LANGKAH 1 MENGHADAPKAN DILEMA MORAL
a. Menyajikan Dilema Kisah dilema mungkin disampaikan dalam
berbagai cara. Kisah “Sebuah Surat Peringatan ,
misalnya disampaikan dalam bentuk naskah cetakan untuk para guru yang dibaca khusus untuk didiskusikan. Bermain peran (role-playing), cerita tertentu dari sebuah film, klipping surat kabar, atau rekaman dari audio-tape, merupakan metode- metode alternatif untuk menyampaikan dilema-
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
dilema kepada kelas. Menggunakan berbagai me- dia, menolong para siswa melihat bahwa dilema moral tidak selalu datang dari media cetak dalam kurikulum mereka. Tujuan utama adalah menunjuk- kan kepada para siswa bahwa tokoh utama adalah orang yang berhadapan dengan problema sosial atau moral yang sulit.
b. Menyatakan Keadaan Sebelum para siswa dapat secara serius
mendiskusikan isu-isu moral yang terdapat dalam kisah, mereka harus memahami dan menjelaskan keadaan-keadaan dari situasi. Siapa tokoh-tokoh dalam kisah, dan apakah hubungan mereka satu sama lainnya? Apa yang terjadi terhadap tokoh utama? Apa fakta-fakta dalam kisah? Minta para siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Setelah seorang siswa menguraikan keadaan-keadaan, yang lain didorong untuk menambah dengan komentar-komentar dan pengamatan-pengamatan mereka, dan menguraikan dengan cara lain terhadap alur kisah. Proses terjemahan dan klarifikasi ini berlanjut sampai kamu merasa yakin bahwa kelas memahami keadaan- keadaan dalam kisah. Para siswa secara individual tidak dapat membuat pertimbangan moral terhadap situasi yang mereka tidak pahami secara jelas. Sebuah diskusi awal terhadap keadaan-keadaan akan menolong untuk mendorong siswa terlibat dan akan menunjukkan pada para siswa bahwa kamu (guru) benar-benar tertarik dalam mengajak mereka untuk mencari jawaban-jawaban dalam memecah- kan problem.
Proses Pembelajaran
c. Merumuskan Istilah Merumuskan istilah adalah seperti untuk
menjelaskan keadaan-keadaan. Para siswa harus memahami semua aspek dari kisah dilema dan selanjutnya menempatkan posisi individu, serta berusaha memberi alasan terhadap problem. Sebagai, contoh, peserta diskusi dari kisah “Sebuah Surat Peringatan ” yang tidak memahami istilah “boikot” akan menjadi hambatan serius. Para guru sebaiknya mencermati kembali setiap kisah dilema dan berusaha untuk mengidentifikasi istilah-istilah yang mungkin sulit bagi para siswa mereka. Para siswa akan, kapanpun mungkin, merumuskan istilah-istilah.
d. Menyatakan Problema Tokoh Utama Langkah terakhir untuk menolong para siswa
dalam menghadapi dilema terletak pada pernyataan yang jelas terhadap problem yang dihadapi tokoh utama. Sebagai contoh, jika kelas yakin bahwa: “ Hei Sam. Truk ada Di sini “ adalah menyangkut apa- kah para pekerja tambang sebaiknya mogok, mereka tidak memahami problem yang dihadapi tokoh utama. Mereka tidak akan dapat merespon terhadap isu mengenai permintaan terhadap pemilik toko dan berikutnya keputusan dari Sam. Seseorang dalam kelas sebaiknya dapat meringkas problem Sam: “ Sam harus memutuskan apakah memenuhi permintaan para temannya untuk memiliki makan- an dari toko “ atau “ Sam memutuskan antara kewajibannya terhadap teman-temannya dan ke- wajibannya terhadap pemilik toko “. Salinan berikut menunjukkan jenis diskusi dari “ Hei, Sam. Truk ada
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Di Sini ”. Bagian ini kelas melalui langkah pertama, Menghadapkan sebuah Dilema . Sebagaimana kamu baca melalui salinannya, identifikasi berbagai sub langkah- langkahnya.
CATATAN:
Berikut salinan yang menunjukkan sebuah contoh dari guru yang menggunakan cerita dilema moral dalam mata pelajaran PPKn atau IPS. Kelas ini membahas pokok bahasan Sejarah Indonesia dengan sub pokok bahasan perkembangan organisasi buruh.
Guru: Selamat pagi. Dalam beberapa hari terakhir ini,
kelas kita telah mencermati beberapa kondisi- kondisi yang dihasilkan dalam perkembangan organisasi-organisasi buruh di Indonesia. Pendapat-pendapat apa saja yang secara nyata ada dalam pikiran kalian seperti yang telah terdapat dalam materi yang berhubungan dengan sejarah perburuhan?
Anna: Kita telah mempelajari bahwa para pekerja pabrik
dan tambang berada dalam kondisi yang amat buruk.
Guru: Apa yang kamu kamu maksudkan dengan kondisi
yang buruk? Anna:
Baik, para pekerja tambang bekerja dalam waktu yang panjang dan tidak dibayar amat banyak
Proses Pembelajaran
Deri: Beberapa orang bahkan mendapat luka yang
serius ketika mereka bekerja Guru:
Bagaimana masyarakat dimana para buruh itu bekerja?
Pani: Kondisi di sana buruk juga
Anna: Ya, seperti perumahan yang jelek dan fakta bahwa
mereka tidak pernah mempunyai banyak uang. Budi:
Kota-kota di pertambangan mempunyai toko- toko dimana para pekerja membeli semua kebutuhan mereka
Deni: Tetapi tidakkah mereka telah mencoba untuk
memulai organisasi buruh merubah berbagai keadaan itu?
Mega: Ya, para buruh tambang telah mencoba mengajak
para pekerja untuk secara bersama bergabung memprotes masalah-masalah keselamatan dalam bekerja, upah yang rendah, dan waktu bekerja yang lama.
Budi:
Mereka telah memprotes melalui pemogokan
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru: Berapa dari kamu yang mengetahui seseorang-
keluarga atau tetangga- yang menjadi anggota dalam beberapa organisasi buruh?
Sebagai besar siswa mengangkat tangan-tangan mereka untuk menunjukkan bahwa mereka mengetahui seseorang yang menjadi anggota dalam organisasi buruh .
Baiklah, Berapa dari kalian yang mengetahui seseorang yang ikut serta dalam pemogokan sebagai bagian dari protes organisasi?
Setengah dari siswa mengangkat tangan-tangan mereka?
ISTIRAHAT (JEDA) Guru:
Bagaimana para keluarga bisa bertahan sementara suami atau isteri tidak bekerja?
Suriati: Mereka tidak punya uang dan tidak dapat
membeli makan dan bahan-bahan. Pani:
Mereka menggunakan tabungan mereka ! Raihanah:
Bagaimana kalau mereka tidak mempunyai tabungan?
Proses Pembelajaran
Pani: Saya ingat ketika membaca tentang pemogokan
Pullman. Organisasi minta bagian sebagai hak organisasi untuk memberikan bantuan dana dalam menolong para pekerja dalam kasus yang mereka sebut pemogokan.
Suriati: Jadi organisasi mempunyai tabungan-tabungan
yang mereka gunakan ! Guru:
Apakah kamu pikir para keluarga mengalami masa yang berat selama pemogokan?
Raihanah: Ya, karena para pekerja tidak mendapatkan gaji
mereka secara penuh. Guru:
Baiklah, mari kita lihat kisah tentang sekelompok orang dalam masyarakat yang sedang melaku- kan pemogokan.
Guru membagikan naskah cerita dari “ Hei, Sam, Truk ada di sini “
Berikan waktu beberapa menit dan baca cerita. Pikirkan tentang semua tokoh-tokoh dalam cerita dan apa masalah yang terlihat.
Para siswa membaca seluruh kisah sampai selesai. Dapatkah seseorang menceritakan kepada kita
dengan kata-katamu sendiri apa yang terjadi dalam kisah itu?
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Debbi: Seseorang yang bernama Sam bekerja di toko,
toko grosir, yang menjual bahan-bahan kepada para pekerja yang sedang mogok.
Pani: Sam adalah manajer !
Taty: Sam pernah bekerja sebagai penambang, jadi
Sam adalah teman dari beberapa pemogok. Raihanah:
Para pekerja tidak memperoleh tambahan uang lain dari organisasi
Sarah: Kondisi para keluarga mereka sedang lapar !
Guru: Keluarga-keluarga siapa?
Sarah: Para pemogok
Deri: Ya, anak-anak punya jatah makan siang yang
lebih sedikit. ISTIRAHAT (JEDA) Guru:
Apakah ada tokoh lain lagi dalam kisah ini? Sam dan para pekerja tertentu yang terlihat. Apakah seseorang yang lain juga terlibat?
Proses Pembelajaran
Daud: Atasan Sam, pemilik toko
Budi: Dan ia minta kepada Sam untuk tidak mem-
berikan kredit (menghutangi) kepada para pekerja tambang yang mogok.
Guru: Mengapa kamu pikir atas Sam tidak akan
memberikan kredit (menghutangi)? ISTIRAHAT (JEDA) Anna:
Sebab ia juga pemilik tambang Budi:
Ia pemilik setengah dari tambang Anna:
Tetapi ia mau pemogokan diakhiri. Tapi mengapa ia tidak mau memberikan lebih banyak kredit (menghutangi)
Guru: Mengapa para pemogok begitu membutuhkan
kredit? Daud:
Karena mereka tidak mendapat gaji tambahan? Guru:
Siapa yang mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberian “gaji tambahan”
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Sarah: Tidakkah itu uang yang disimpan organisasi
untuk digunakan dalam peristiwa pemogokan? Pemogokan yang terakhir begitu lama berakhirnya.
Guru: Baiklah, beberapa pekerja menghendaki gaji
tambahan. Kisah ini juga berkaitan dengan lubang hitam.
Apakah yang kamu pikir dengan hal itu? Pani:
Tambang ! Guru:
Tetapi mengapa mereka sebut dengan lubang hitam?
Anna: Sebab tidakkah mungkin resiko yang besar sekali
untuk bekerja di bawah sana. Kisah itu mengatakan bahwa itulah alasan mengapa mereka melakukan mogok sebagai alasan pertama.
Guru: Terima kasih, Anna. Ingat tulisan yang telah kita
bahas yang menyatakan bahwa banyak ke- hidupan yang hilang dalam pekerjaan-pekerjaan menambang dari pada pekerjaan-pekerjaan yang lain?
Proses Pembelajaran
ISTIRAHAT (JEDA) Guru:
Baiklah, Mari kita daftar pada papan tulis perbedaan karakter tokoh yang terdapat dalam kisah.
Para siswa membaca kembali daftar karakter tokoh- tokoh seperti yang guru tulis pada papan tulis.
Budi: Kita melupakan anak perempuan Sam. Sam
mencoba menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.
Guru: Mengapa itu penting bagi kita untuk mengingat
anak perempuan Sam? Mega:
Sebab Sam butuh untuk tetap pada pekerjaannya. Guru:
Baiklah, apakah masalah Sam dalam kisah ini? ISTIRAHAT (JEDA) Suriati:
Sam berada di tengah-tengah ! Guru:
Suriati, apa yang kamu maksud dengan Sam sedang berada di tengah-tengah?
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Suriati: Baiklah, para temannya ingin Sam - atau berharap
pada Sam - memberikan mereka makanan dengan kredit (hutang), dan pemilik toko minta Sam, agar ia lebih baik tidak memberikan kredit (hutang).
Taty: Pemilik toko minta Sam untuk mencari pekerjaan
lain, jika ia memberikan kredit (hutang) kepada para pemogok.
Riduan: Ya, dan truk telah tiba dan Sam lebih baik
memutuskan pendiriannya.