65
Apabila diperhatikan nilai yang telah diperoleh yaitu 0,685 dan ternyata
terletak antara 0,40 – 0,70. Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas, dapat
dijelaskan bahwa korelasi antara variabel X kultur pesantren dan variabel Y karakter adalah tergolong korelasi yang sedang atau cukup, sehingga dapat di
interpretasikan bahwa antara kultur pesantren dan pembentukan karakter santri terdapat korelasi yang positif dan korelasi itu termasuk korelasi yang sedang atau
cukup. Selanjutnya untuk menjawab hipotesis nol dan hipotesis alternatif dilakukan
dengan berpedoman pada nilai tabel r tabel product moment. Hal pertama yang dilakukan adalah terlebih dahulu mencari df atau db degree of freedom atau
derajat kebebasan dengan menggunakan rumus df = N-nr. Diketahui responden yang diteliti sebanyal 60 orang, maka N = 60. Kemudian terdapat 2 variabel yang
penulis teliti dalam penelitian ini yaitu variabel X kultur pesantren dan variabel Y karakter santri, maka nr = 2. Dengan demikian maka df = 60 - 2 = 58. Maka
dapat diketahui dengan df sebesar 58 diperoleh r tabel pada taraf signifikasi 5 sebesar 0,250 dan pada taraf signifikasi 1 sebesar 0,325. Kemudian dapat
diinterpretasikan sebagai berikut. Pada taraf signifikan 5 diketahui bahwa 0,685 0,250 r hitung lebih
besar daripada r tabel. Maka H ditolak dan H
a
diterima. Berarti pada taraf signifikasi 5 itu terdapat korelasi yang sedang atau cukup antara variabel X
kultur pesantren dan variabel Y pembentukan karakter ’;. Berarti pada taraf
signifikasi 1 juga terdapat korelasi yang sedang atau cukup antara variabel X kultur pesantren dan variabel Y karakter santri. Dengan demikian korelasi
positif antara variabel X kultur pesantren dengan variabel Y karakter santri ,merupakan korelasi positif yang cukup meyakinkan.
E. Pembahasan Hasil Penelitian .
66
Dalam bagian ini akan disajikan hasil temuan sebagaimana yang dideskripsikan di atas. Pembahasan akan difokuskan pada permasalahan dan
tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu; pertama, untuk mengetahui hubungan kultur pesantren dengan pembinaan karakter santri dalam pendidikan
yang saling mendukung, alasan reasons pesantren al-Amanah al-Gontory dalam membentuk karakter dan kepribadian para santrinya. Kedua, untuk mengetahui
proses pelaksaan budaya pembinaan karakter santri pesantren al-Amanah al- Gontory melalui kulturnya, dan ketiga faktor penghambat dan pendukung kultur
pesantren al-Amanah al-Gontory dalam membentuk karakter para santrinya. Pendidikan karakter merupakan salah satu hal penting untuk membangun
karakter bangsa. Sayangnya, pendidikan karakter di Indonesia selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai. Pendidikan karakter
yang dilakukan belum sampai pada tingkatan interalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2
Ironi melihat kebobrokan karakter dan mental generasi muda kita dihadapkan dengan derasnya arus globalisasi saat ini,yang diserang dari berbagai arah ,lihat
disekeliling kita korupsi dimana-mana kriminalitas merajarela, premanisme menjadi jalan keluar, dan tawuran pelajar menjadi hal yang biasa, semua itu
terjadi karena rusak moral masyarakat kita dan yang penulis garis bawahi adalah tentang karakter dan mental masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya untuk
karakter santri pesantren al-Amanah al-Gontory yang didalam karakter ada lima unsur penting yang diteliti dan dikorelasikan dengan kultur budaya pesantrennya 5
hal itu adalah : Unsur-unsur tersebut antara lain sikap, emosi, kepercayaan, dan kebiasaan
3
yang dikorelasikan peneliti dalam kultur pesantren ada dalam lima hal yaitu:
1. Sebagai identitas
2. Sebagai sumber, kultur pesantren merupakan sumber inspirasi
2
. Abdullah Syukri Zarkasyi. “Peran Pesantren Dalam Pendidikan Karakter
Bangsa”disampaikan dalam acara Serasehan Nasional Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa, hari Kamis, 14 Januari 2010 di Jakarta, hal.1-2
3
.Fathul Muin, Op.Cit. hal 167.
67
3. Sebagai pola perilaku.
4. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan lingkungan
5. Sebagai tata nilai.
Kesimpulan yang peneliti dapatkan adalah sangatlah besar pengaruh kultur pesantren dalam membentuk karakter dan kepribadian santri kesimpulan ini
didapatkan dari hasil korelasi angket, wawancara serta penelitian. Didalam kultur pesantren lima unsur inilah yang mencakup bagaimana pola
kehidupan santri dalam keseharian sehari-hari, identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan islam merupakan pokok penting,karena pesantren yang tidak
memiliki identitas yang jelas maka bisa dipertanyakan, adakah kultur pesantren dan system yang baik didalamnya? Peneliti mendapatkan kesimpulan dari hasil
penelitian bahwa identitas pesantren yang jelas, pasti memiliki kultur dan system pesantren yang baik, dan dari identitas dapat membentuk suatu karakter .
Sedangkah kultur sebagai sumber insprasi, sangatlah benar dilapangan adanya, dari hasil penelitian bahwa sumber inspirasi pesantren adalah kyai
ataupun pimpinan pesantren, penulis menyimpulkan bahwa kyai yang memiliki visi dan misi besar dalam mengembangkan budaya atau kultur pesantren yang
memiliki semboyan-semboyan dan filosofi hidup yang kuat, di pondok pesantren banyak semboyan-semboyan pandangan hidup kyai yang dipajang didinding
pesantren, dan itu sangat berpengaruh bagi karakter santrinya karena, inspirasi ataupun contoh yang baik dari kyai salah satu factor yang mempengaruhi dalam
pembentukan karakter santri. Sebagai pola perilaku, peran kultur membentuk pola fikir, pola kebiasaan,
dan pola sikap dalam hubungan dengan orang lain, ini sudah diterapkan didalam kultur pesantren dimana santri sudah terbiasa hidup bersama-sama dan terbiasa
dengan budaya antri, budaya disiplin pesantren, dan lain-lainya. Sudah pasti semua itu merupakan bagian dalam membentuk karakter santri, ataupun kultur
sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan lingkungan,dan tata nilai yang terdapat dalam kultur pesantren al-Amanah al-Gontory banyak mengikuti pola
perkembangan zaman, seperti membuat labolatorium bahasa, dalam tata nilai juga masih memegang teguh nilai-nilai agama islam seperti mewajibkan shalat