Pembahasan Hasil Penelitian . KORELASI KULTUR PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI. Di Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory
67
3. Sebagai pola perilaku.
4. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan lingkungan
5. Sebagai tata nilai.
Kesimpulan yang peneliti dapatkan adalah sangatlah besar pengaruh kultur pesantren dalam membentuk karakter dan kepribadian santri kesimpulan ini
didapatkan dari hasil korelasi angket, wawancara serta penelitian. Didalam kultur pesantren lima unsur inilah yang mencakup bagaimana pola
kehidupan santri dalam keseharian sehari-hari, identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan islam merupakan pokok penting,karena pesantren yang tidak
memiliki identitas yang jelas maka bisa dipertanyakan, adakah kultur pesantren dan system yang baik didalamnya? Peneliti mendapatkan kesimpulan dari hasil
penelitian bahwa identitas pesantren yang jelas, pasti memiliki kultur dan system pesantren yang baik, dan dari identitas dapat membentuk suatu karakter .
Sedangkah kultur sebagai sumber insprasi, sangatlah benar dilapangan adanya, dari hasil penelitian bahwa sumber inspirasi pesantren adalah kyai
ataupun pimpinan pesantren, penulis menyimpulkan bahwa kyai yang memiliki visi dan misi besar dalam mengembangkan budaya atau kultur pesantren yang
memiliki semboyan-semboyan dan filosofi hidup yang kuat, di pondok pesantren banyak semboyan-semboyan pandangan hidup kyai yang dipajang didinding
pesantren, dan itu sangat berpengaruh bagi karakter santrinya karena, inspirasi ataupun contoh yang baik dari kyai salah satu factor yang mempengaruhi dalam
pembentukan karakter santri. Sebagai pola perilaku, peran kultur membentuk pola fikir, pola kebiasaan,
dan pola sikap dalam hubungan dengan orang lain, ini sudah diterapkan didalam kultur pesantren dimana santri sudah terbiasa hidup bersama-sama dan terbiasa
dengan budaya antri, budaya disiplin pesantren, dan lain-lainya. Sudah pasti semua itu merupakan bagian dalam membentuk karakter santri, ataupun kultur
sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan lingkungan,dan tata nilai yang terdapat dalam kultur pesantren al-Amanah al-Gontory banyak mengikuti pola
perkembangan zaman, seperti membuat labolatorium bahasa, dalam tata nilai juga masih memegang teguh nilai-nilai agama islam seperti mewajibkan shalat
68
berjamaah bagi para santrinya, budaya salam, Akan tetapi nilai-nilai keislaman dalam pesantren tidak boleh berubah karena merupakan tatanan moralitas yang
bersifat rahmatan li al- „alamin universal yang berdasarkan pada al-Qur’an dan
Hadist
4
. Semua itu dicanangkan semata-mata untuk menanamkan akhlak yang baik bagi para santrinya.
Budaya bina santri dari pendidikan pesantren al-Amanah al-Gontory adalah terdiri dari sarana dan prasarana berupa beberapa organisasi di dalamnya, yang
antara lain biro kepesantrenan, biro koordinatorat, biro keuangan, biro kependidikan, dan elemen-elemen organisasi daerah asrama masing masing
bagian, dan asrama masing-masing. Hal ini diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembinaan yang berlangsung dalam pesantren. Dari bagian-bagian
organisasi selalu eksis mengadakan rapat rapat dalam menentukan rencana, strategi, disiplin, dan aturan-aturan, pengawasan dan membina para santri dalam
pendidikan pondok pesantren al-Amanah al-Gontory. Hal ini telah menjadi budaya di pesantren tersebut.
Didalam proses pendidikan pesantren ada kontak interaksi pendidikan paripurna yaitu pendidikan 24 jam yang hanya bisa dilakukan didalam pesantren
,semua itu bertujuan agar peserta didik menjadi orang yang berilmu dan beriman yang bisa mengkolaborasikan antara fikir dan hati.Pesantren menjadi sebuah
wilayah yang memiliki budayanya tersendiri, ia memosisikan sebagai sub-kultur dimempunyai cara bersosialisasi tersendiri dalam memupuk mental,karakter dan
sikap para santri agar tertanam jiwa agamis dan nasionalis. Unsur-unsur pembina sistem pendidikan pesantren Al-Amanah Al-Gontory
sama halnya dengan pesantren pada umumnya,ada didalam element-element pesantren seperti:, kiyai, santri, Masjid, asrama, atau pondok, rumah kyai
5
. lembaga pendidikan formal. Untuk mencapai sebuah tujuan visi misi pesantren al-
Amanah al-Gontory dalam mencapai target pesantren pengurus selalu mengadakan rapat kepengurusan dalam dalam suasana menciptakan pembinaan
4
Abdullah syukri zarkasyi, ” Gontor Dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren” jakarta:PT.
Raja Grafindo,2005, hlm xii
5
.Zamakhsyari Dhofier,”Tradisi Pesantren Edisi Revisi : Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia
“ Jakarta : LP3ES,2011.hlm 79.
69
santri dalam pendidikan yang kondusif, efisien, dan terarah melalui kesepakatan bersama melalui hasil pembinaan dan pendidikan di Pesantren al-Amanah al-
Gontory merupakan pola yang saling berhubungan antara pendidikan formal dan non formal serta pengembangan minat bakat, di pondok pesantren al-Amanah al-
Gontory merupakan budaya yang telah terbangun. Keanekaragaman Asrama rayon merupakan salah satu media pendukung dalam pendidikan dan pembinaan
santri mengingat sistem pendidikan dan pembinaan santri dilaksanakan selama 24 jam long life education.
Hal ini rayonasrama berfungsi sebagai wahana untuk membangun mentalitas, karakter, pemikiran serta kreatifitas santri menuju sebuah tipe manusia
yang utuh yang sesuai dengan visi-misi pondok yaitu : berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas serta berfikiran bebas. Sehingga diharapkan santri
dapat menuntaskan totalitas diri dan sosialisasi diri selama belajar di pondok tersebut dan hasil ahir dari kultur pesantren adalah membentuk karakter santrinya
sebaik-baiknya karakter. Sistem pendidikan dan pembinaan santri pondok pesantren. Al-Amanah Al-
Gontory adalah sistem pendidikan yang integral antara pendidikan kepesantrenan, pendidikan formal dan kegiatan pengembangan. Ini sudah merupakan tradisi
kepesantrenan Al-Amanah Al-Gontory untuk membentuk kepribadian dan karakter para santrinya. Hal ini sesuai ajaran rasul yang tertuang dalam hadistnya :
“sesunguhnya Aku Muhammad untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlak “ dan dalam firman Allah Q.S al-Qalam ayat 4 :
Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
.
6
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan pengkaderan memiliki peran untuk mempersiapkan kader yang
akan berkiprah dan membangun masyarakat menuju tatanan yang islami seimbang dan utuh, baik jasmaniah maupun rohaniyah.
6
Al- Qur‟an dan Terjemahnya,Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006, h. 564
70
Pendidikan dan pembinaan yang dilaksanakan di Pondok pesantren al- Amanah al-Gontory adalah pembinaan yang intergratif antara pendidikan
Pesantren dan pendidikan lembaga pendidikan formal. Artinya terjadi proses saling mendukung dan melengkapi antrara pendidikan yang dilaksanakan di
Pesantren dengan pendidikan dan pembinaan dilembaga formal. Pendidikan dan Pembinaan yang dilakukan di sekolah diperdalam. di asrama santri yang
disesuaikan dengan jenjang pendidikan di lembaga formal. Sehingga tujuan santri untuk mengaji dan membina akhlakul karimah diharapkan bisa tercapai secara
sempurna. Paparan di atas menunjukkan bahwa proses pendidikan di pesantren tidak
hanya pada kegiatan formal di sekolah saja, di samping kegiatan pembelajaran formal akademik dengan kegiatannya yang padat dan beragam juga terdapat
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dengan intensitas, frekuensi, dan variasi yang tinggi di luar kelas.
Seluruh kegiatan ekstrakurikuler itu ditangani organisasi santri dengan dibimbing dan dikawal oleh para senior mereka yang terdiri dari para guru staf
pembantu pengasuhan santri, dengan dukungan guru-guru senior yang menjadi pembimbing masing-masing kegiatan dan yang seterusnya secara hirarkis sampai
kepada Pimpinan Pondok. Pengawalan secara rapat, berjenjang dan berlapis-lapis ini dilakukan oleh
para santri senior dan guru. Dengan menjalankan tugas pengawalan dan pembinaan, sebenarnya mereka juga sedang melalui sebuah proses pendidikan
kepemimpinan, karena semua santri, terutama santri senior dan guru adalah kader yang sedang menempuh pendidikan. Pimpinan Pondok membina mereka melalui
berbagai macam pendekatan; pendekatan program, manusiawi personal dan idealisme. Mereka juga dibina, dibimbing, disupport, diarahkan, dikawal,
dievaluasi dan ditingkatkan.
7
Pembinaan ini diharapkan untuk memberikan pengetahuan yang menambah cakrawala berfikir serta pembentukan sikap mental-spiritual, bertingkah laku
7
Abdullah Syukri Zarkasyi. “Bekal Untuk Pemimpin Pengalaman Memimpin Gontor”. Ponorogo: Trimurti press 2011 cet-2, hlm. 36
71
sesuai dengan tatakrama dan berakhlakul-karimah sesusai dengan potensi firahnya yang dikembangkan dlam lingkungan pesantren. menuju sebuah tipe pribadi
manusia muslim yang seimbang dan utuh, baik jasmaniah maupun rohaniyah sesuai dengan visi misi Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory.
Penulis mengkaitkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara kultur pesantren dengan pembentukan karakter santri baik secara teoritis maupun dalam
kenyataan didalam pesantren .Berikut adalah macam-macam strategi guru, atau kyai dalam menjalankan berbagai sistem dan kultur pesantren agar tercipta
karakter santri:
Adapun pembahasan tentang keterkaitan dan komparasi temuan hasil penelitian dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah :
Kultur pesantren dalam membentuk sumber daya manusia studi kasus di Pondok pesantren Nurul jadid Paiton Probolinggo,yang di tulis oleh saudara Zainuddin
dari Uin Malang 2009.Skripsi menjelaskan tentang kultur budaya pesantren yang
8
Abdullah Syukri Zarkasyi, “Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor”. Ponorogo: trimurti press 2005. Cet 2. Hal. 115
No SISTEM
STRATEGI
1 Keteladanan
Penonjolan sikap teladan dari para kyai, guru, pengasuh dan santri
2 Penciptaan
lingkungan Semua
yang dilihat,
didengar, dirasakan,
dikerjakan, dan
dialami sehari-hari
harus mengandung unsur pendidikan
3 Pengarahan
Kegiatan-kegiatan diawali dengan pengarahan terutama tentang nilai-nilai pendidikan yang
terkandung di dalamnya. 4
Pembiasaan Menjalankan program-program pendidikan dari
yang ringan ke yang berat dengan disiplin tinggi. Terkadang pemaksaan juga diperlukan.
5 Penugasan
Pelibatan dalam
penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan pendidikan.
8
72
membentuk sumber daya manusia yang ada di dalam pesantren ,bisa sumber daya santri,ustad maupun kyai sendiri.skripsi ini menekankan pengaruh kultur
pesantren terhadap etos kerja dari sumber daya manusia,keterkaitanya dengan skripsi penulis sama-sama membahas tentang kultur pesantren.
Pendidikan dan Pembinaan santri Pondok pesantren Nurul Jadid tidak hanya meliputi pendidikan keilmuan dan pengembangan wawasan, akan tetapi juga
meliputi pendidikan keterampilan-keterampilan dan kewirausahaan yang harus dimiliki santri untuk siap memasuki dunia yang lebih nyata. Pengelolaan Pondok
pesantren Nurul Jadid dalam upaya menciptakan sumber daya manusia para santrinya didasarkan pada doktrin dan trilogy santri yang terdapat pada pasca
kesadaran yang merupakan filosofi kiai Zaini Mun’im pendiri skaligus pengasuh pertama pondok pesantren Nurul Jadid. Yaitu kesadaran beragama, berilmu,
kesadarna berbangsa dan bernegara, kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran berorganisasi.
Dengan sestem pendidikan dan pembinaan yang dikelola oleh elemen- elemen organisasi pondok Pesantren Nurul Jadid dengan baik yaitu suatu proses
pelayanan untuk merubah pengetahuan, yang selalu terus menyesuaikan stuktur sesuai dengan kebutuhan proses perubahan sosial. Sehingga pondok pesantren
Nurul Jadid memeberikan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa pendidikan yang ada dalam pesantren tersebut benarbenar menjadi bagian media pengkaderan
pemikir-pemikir agama centre of excellent, mencetak sumber daya manusia SDM, dan sebagai lembaga yang melakukan perberdayaan masyarakat.
Komparasi antara skripsi penulis dengan hasil penelitian terdahulu adalah penulis lebih menekankan korelasi antara kultur pesantren dengan pembentukan
karakter santri sedangkan penelitian terdahulu lebih menekankan pada pembentukan sumber daya manusia didalam pondok.