Gambaran Citra tubuh Body Image

“Semua suka, karena tuhan sudah memberikan seperti itu ya kita sukuri aja, tapi kalo ada kurangnya sh ada misalnya kurang mancung atau apa , tapi disukuri aja” P2

b. Gambaran Ideal Diri

Gambaran ideal diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen tergambar dalam dua tema, yaitu factor-faktor yang mempengaruhi ideal diri dan factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian ideal diri. Tema VII : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ideal Diri faktor-faktor yang mempengaruhi ideal diri meliputi adanya harapan positif yang dijadikan sebagai tujuan dalam hidupnya. Seperti keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya dan membuat keluarga merasa senang, seperti ungkapan partisipan berikut : “…. Saya sebagai seorang bapak berharap saya bisa memberikan yang terbaik untuk mereka, saya ingin menjadi orang tua yang bisa membuat anak-anak saya bangga dengan saya, sebagai seorang suami saya berharap istri sya tetap menerima keadaan saya seperti ini… ” P1 “…Saya juga ingin jadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua saya, maunya buat mereka senang insyaallah ya. Saya berharap bisa seperti anak-2nak yang lainnya bisa membahagiakan orang tua bukan membebani mereka dengan keadaan saya yang sekarang” P2 Tema VIII : Pencapaian Ideal Diri Pencapaian ideal diri pada partisipan meliputi adanya motivasi. Hasrat untuk berhasil material dan adanya pencapaian tugas perkembangan, hal ini seperti ungkapan partisipan berikut : “Kedepannya saya ingi sembuh, saya ingin memiliki kecu kupan yang lebih, punya usaha sendiri mungkin …” P1 “Saya maunya sembuhsehat …Selain itu ya harapan saya sh ingin menjadi orang yang sukses, jadi pengusahalah kedepannya......Harapan saya yang lainnya juga mudah- mudahan ditemukan jodohnya yang mau terima saya apa adanya, saya juga lagi bertahap mengumpulkan modal untuk usaha sendiri karena gak mungkin dengan kondisi saya seperti ini terus bekerja berat” P2

c. Gambaran Harga Diri

Gambaran harga diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen tergambar dalam empat tema, yaitu indicator keberhasilan, respon emosional, respon kehilangan dan sumber pembentukan harga diri. Tema IX : Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang tergambar pada partisipan meliputi adanya pencapaian tugas perkembangan partisipan merasa keberhasilan yang didapatkan sekarang sebagai indicator pencapaian keberhasilannya. Seperti ungkapan partisipan berikut : “Belum merasa berhasil, karena dengan kondisi saya yang seperti ini saya harus bekerja dan orang lain pun tidak ada yang tahu dengan kondisi saya sekarang.....maunya saya punya usaha sendiri biar enak gak ada yang mempermasalahkan kondisi saya.....saya punya anak 5, …tetap harus saya nafkahi, saya punya semangat ya buat mereka.. ” P1 “Kalo keberhasilan menurut saya belom, karena ada beberapa yang belum tercapai. Saya orangnya bosenan kerja, jadi saya ingin menjadi wira usaha ya itu belum tercapai, lagi kumpulin modalnya dulu, untuk urusan keluarga saya masih single, lagi cari-cari pasangan hidup, insyaallah tercapai ketemu jodohnya” P2 Tema X : Respon Emosional Respon emosional yang tergambar pada partisipan meliputi adanya rasa percaya diri dan rasa harga diri rendah, pada P1 tergambar adanya rasa percaya diri sedangkan pada P2 tergambar adanya rasa harga diri rendah, seperti ungkapan partisipan berikut: “ya saya sih biasa aja toh banyak orang yang gak tau kondisi sayakan, kan kantongnya ada didalam jadi gak kelihatan” P1 “Ya rasa-rasa malu pasti ada juga sih, ya kita takutnya kantong kita bocor atau gak kuat perekatnya, saat interaksi dengan orang ya agak risih juga karena kalau penuh agak menonjol” P2 Tema XI : Respon Kehilangan Respon kehilangan yang tergambar pada partisipan meliputi adanya reaksi syok psikologi dan penerimaan secara bertahap. Syok psikologi terjadi saat partisipan pertama kali memiliki kolostomi, setelah itu timbul rasa penerimaan secara bertahap, seperti ungkapan partisipan berikut : “Pada saat kita pakai kolostomi nih awal-awalnya pertama sekali saya risih terus gimana ya kayaknya ganggu deh orang buat gerak saki sampe kurang lebih 3 bulan baru merasa rileks , udah merasa gak ada deh kolostomi dibadan udah terbiasa”P1 “Dari awal sampai sekarang proses menerima adanya kolostomi ya awal-awal saya masih belum menerima karena bentuknyakan berubah yang tadinya tidak pake kolostomi sekarang pake kolostomi ya lama-lama sejalannya waktu kira-kira 2-3 bulanlah ya jadi terbiasa juga…”P2 Tama XII : Sumber Pembentukan Harga Diri Sumber pembentukan harga diri yang tergambar pada partisipan meliputi adnya respon klien terhadap penilaian orang lain dan adanya dukungan dari keluarga, seperti ungkapan partisipan berikut : “Kalo saya sih gak perduli sama omongan orang lain selama saya gak minta makan dan minta kerjaan sama dy sih saya biarin aja kecuali saya merepotkan dia… Kalo keluarga ...mereka juga ngerti dan gak pernah mempermasalahkan hal itu, mereka baik-baik saja ya gak suka dibeda-bedain ”P1 “Ada beberapa teman sama tetangga yang tahu saya memiliki kolostomi, tapi mereka tidak pernah memberikan penilaian yang berbeda ke saya, ya bersikap biasa saja….. keluarga, orang tua yang tahu ya selalu kasih semangat buat saya ya saya senang karena keluarga saya masih memperhatikan saya apalagi dengan kondisi saya yang seperti ini, mereka juga menghargai saya ko saya gak pernah dilakukan beda.”P2

d. Gambaran Peran

Gambaran peran pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen tergambar dalam tiga tema, yaitu peran di keluarga, tugas perkembangan dan stresor. Tema XIII : Peran Dikeluarga Peran partisipan dalam keluarga tergambar dalam posisi partisipan dalam keluarga sebagai ayah pada P1 dan sebagai anak pada P2, seperti ungkapan berikut : “Saya bapak dari 5 orang anak…”P1 “Perannya biasa saja, saya sebagai anak…”P2 Tema XIV : Tugas Perkembangan Tugas perkembangan yang tergambar pada partisipan meliputi adanya pelaksanaan tugas peran dalam keluarga seperti mencari nafkah pada P1 dan membantu orang tua pada P2, seperti ungkapan partisipan sebagai berikut : “ya saya sebagai kepala rumah tangga, saya jalankan seperti biasanya mencari nafkah dan membiayai mereka…”P1 “ya kalau bisa saya bantu orang tua, kalau saya ada rezeki ya saya suka bantu dan sisanya saya tabung untuk kedepannya.”P2 Tema XV : Stresor Stresor yang tergambar pada partisipan meliputi adanya keterbatasan pencapaian materi dan stresor tugas perkembangan. Adanya keterbatasan materi seperti ungkapan partisipan berikut: “Hambatan sih ada, saat saya sedang mencari nafkah saya berfikiran ingin melangkah mencari nafkah lebih, namun karena kebutuhan kantong semakin langka saya sulit, saya terhambat dengan jumlah kantong … ya itu dia hambatanya susah cari kantong, kantong harganya mahal ”P1 “…saya juga sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang mungkin lebih baik ya penghasilannya, saya kalo mu cari lagi takutnya disana ada cek up nanti kalo saya ketahuan pu nya kangtong dipersulitnantinya…”P2 Salah satu stresor lain yang terdapat pada P2 adanya stressor dalam tugas perkembangan, seperti ungkapan berikut : “Ada tapi gak terlalu yak arena saya pakai kolostomi mungkin saya sulit untuk mendapatkan pasangan hidup,yang mau terima saya apa adanya kayak gini, kan gak smua orng mau kali ya…”

e. Gambaran Identitas Diri

Gambaran identitas diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen tergambar dalam empat tema, yaitu sikap terhadap penerimaan, pengakuan jenis kelamin, penilaian diri terhadap tujuan hidup dan penilaian koping.