Definisi Kolostomi Lokasi dan Tipe Kolostomi

peristiwa molekuler dan genetic yang menyebabkan transformasi dari keganasan polip adenomatosa. Pembedahan adalah satu-satunya modalitas kuratif untuk kanker kolon tahap I-III dan berpotensi memberikan satu-satunya pilihan bagi pasien dengan metastasis di hati dan atau paru-paru penyakit stadium IV. Untuk lesi di sekum dan kolon kanan, diindikasikan untuk hemikolektomi kanan; untuk lesi di proksimal kolon transverses atau tengah, dilakukan hemikolektomi kanan; untuk lesi di lienalis fleksura dan kolon sebelah kiri, dilakukan hemikolektomi kiri. Pada setiap lesi pada kolon sigmoid, maka akan dilakukan intervensi sigmoid kolektomi yang sesuai dengan kondisi klinis. e. Atresia ani Atresia ani merupakan kelainan bawaan kongenital, tidak adanya lubang atau saluran anus Wong,2003 dalam Maryunani dan Nurhayati, 2009 sedangkan menurut Purwanto,2001 Atresia ani atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membrane yang memisahkan bagian endoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung kedalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum. Jadi dapat disimpulkan bahwa atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi pada waktu kehamilan. Penatalaksanaan pembedahan pada bayi lahir bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan kelainan.tindakan kolostomi neonatus dimana tindakan ini harus dilakukan.

4. Komplikasi Kolostomi

Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma biasanya akibat obesitas, perforasi akibat ketidaktepatan irigasi stoma, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomosis usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta tanda syok Brunner Suddart, 2002

B. Konsep Diri

1. Definisi Konsep Diri

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain Stuart, 2007. Sedangkan menurut Suliswati dkk, 2002 konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenalidan membedakan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan kultural yang memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain.

2. Teori Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan pengalamannya dengan tubuhnya sendiri. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia di luar dirinya. Konsep diri berkembang terus mulai dari bayi hingga usia tua. Pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi dan meniru perilaku orang lain yang diinginkannya serta merupakan dorongan yang kuat agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau pengharapan yang pantas. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar belakang penerimaan sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang mengarah pada kemampuan pemahaman. Karakter individu dengan konsep diri yang positif: 1. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan gampang bersahabat. 2. Mampu berfikir dan membuat keputusan. 3. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.