tubuh dapat diakibatkan mulai dari perubahan drastis seperti kolostomi atau ileostomi, amputasi, masektomi atau prosedur bedah semacamnya Brunner dan
Suddarth, 2002 Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal
penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam
kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya
dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarik diri.
Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya. Saat mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan
tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu atau keluarga lebih mudah beradaptasi
dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat. Penyakit kronis dapat mempengaruhi kemampuan untuk memberikan dukungan finansial, oleh
karenanya juga mempengaruhi nilai diri dan peran di dalam keluarga. Perubahan ini dapat menggangggu konsep diri.
Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain dan lingkungannya. Klien yang mengalami perubahan
konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan keluarganya dan lingkungannya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan
konflik. Akibatnya anggota keluarga dan lingkungannya akan merubah interaksi mereka dengan klien.
Berdasarkan paparan yang telah diuraikan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan adanya kolostomi pada seseorang dapat
mempengaruhi persepsi tentang konsep dirinya, dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan menunjukan bahwa klien dengan kolostomi mengalami
beberapa perubahan konsep diri diantaranya yaitu perubahan citra tubuh dan harga diri, dalam hal ini peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut
tentang gambaran konsep diri yang terdiri dari lima komponen. Dalam penelitian ini peneliti ingei mengetahui mengenai gambaran konsep diri pada klien dengan
kolostomi di yayasan kanker indonesia.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya didapatkan gambaran tentang citra diri dan harga diri dari klien dengan
kolostomi, sedangkan komponen konsep diri mencakup dari lima komponen yang saling berhubungan dan menjadi satu kesatuan yang terdiri dari dari citra
diri, harga diri, peran diri , ideal diri dan identitas diri. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara menyeluruh tentang lima komponen
dari konsep diri.
C. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka pertanyaan penelitianya adalah bagaimana gambaran konsep diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi
permanen.
D. Tujuan dan manfaat penelitian
A. Tujuan 1. Tujuan Umum:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran konsep diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen di Yayasan
Kanker Indonesia Jakarta Pusat. 2. Tujuan Khusus:
a Mengidentifikasi gambaran karakteristik citra diri Body Image klien dewasa muda dengan kolostomi permanen di Yayasan Kanker Indonesia
Jakarta Pusat. b Mengidentifikasi gambaran karakteristik ideal diri pada klien dewasa
muda dengan kolostomi permanen di Yayasan Kanker Indonesia Jakarta Pusat.
c Mengidentifikasi gambaran karakteristik harga diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen di Yayasan Kanker Indonesia Jakarta
Pusat.
d Mengidentifikasi gambaran karakteristik peran pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen di Yayasan Kanker Indonesia Jakarta Pusat.
e Mengidentifikasi gambaran karakteristik identitas personal pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen di Yayasan Kanker Indonesia
Jakarta Pusat. B. Manfaat Penelitian
1. Bagi klien : Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
konsep diri yang dimiliki oleh klien dengan kolostomi di Yayasan Kanker Indonesia untuk membentuk konsep diri individu yang baik.
2. Bagi institusi Yayasan Kanker Indonesia : Hasil penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan gambaran
konsep diri pada klien dengan kolostomi dimana institusi berada, sehingga dapat menjadi fasilitator untuk membantu klien membentuk
konsep diri yang baik. 3. Bagi Profesi Keperawatan :
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pengetahuan tentang gambaran konsep diri, dimana ini dapat dijadikan
sebagai referensi dalam melakukan asuhan keperawatan yang tepat yang berhubungan dengan konsep diri
4. Bagi peneliti : Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang
bagaimana gambaran konsep diri yang ada pada klien dengan kolostomi, dan sebagai tambahan untuk penelitian selanjutnya.
5. Bagi penelitian akan datang : Hasil penilitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya, dan dapat memperluas wawasan peneliti selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran konsep diri pada klien dengan kolostomi di Yayasan Kanker Indonesia. Penelitian ini
dilakukan dengan
menggunakan studi
kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui pengalaman
seseoarang yang menjadi informan melalui wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah klien dengan kolostomi di yayasan kanker Indonesia.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kolostomi
1. Definisi Kolostomi
Kolostomi ialah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka asendens, tempat mengeluarkan feses.
Kolostomi dapat sementara jika kemudian ditutup lagi, atau permanen dan bekerja sebagai anus tiruan sesudah eksisi rectum Pearce, 2009
2. Lokasi dan Tipe Kolostomi
a. Lokasi pembuatan kolostomi
Kolostomi asendens mengosongkan usus dari kolon asendens. Kolostomi transversal mengosongkan usus dari kolon transversal.
Kolostomi desendens mengosongkan usus dari kolon desendens. Lokasi ostomi mempengaruhi karakter dan penatalaksanaan drainase
feses. 1.
Ileostomi menghasilkan drainase feses yang cair dan tidak dapat diatur. Klien ileostomi harus melaksanakan beberapa tindakan
kewaspadaan khusus guna mencegah kerusakan kulit karena drainase ileostomi mengandung enzim-enzim pencernaan, yang
dapat merusak kulit. Bau minimal karena feses hanya mengandung sedikit bakteri.
2. Kolostomi asendens serupa dengan ileostomi yauitu drainase feses
cair dan tidak dapat diatur, dan terdapat enzim-enzim pencernaan.