2.3 Prospek Obat Tradisional
Pembangunan kesehatan dewasa ini serta masa datang berpedoman kepada Sistem Ketahanan Nasional. Dalam sistem ini ditekankan bahwa pengobatan
tradisional yang berhasil guna dan berdaya guna akan dibina, dibimbing dan dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan, sedangkan pengawasan terhadap
penyalahgunaan yang merugikan masyarakat secara bertahap ditingkatkan Salan, 1998: 56-59.
Penelitian, pengembangan, dan pengadaan obat, termasuk obat bahan alam, ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang cenderung semakin
kompleks. Salah satu penyebab semakin kompleksnya masalah kesehatan masyarakat ialah adanya perubahan lingkungan, perubahan perilaku hidup manusia, serta
peningkatan mobilitas penduduk akibat pesatnya perkembangan iptek. Perubahan dan perkembangan tersebut di satu sisi merupakan pendorong terjadinya perubahan atau
pergeseran pola penyakit, di sisi lain merupakan peluang bisnis. WHO dan WHA World Health Assembly menyatakan bahwa walaupun IPTEK di bidang kesehatan
semakin maju dan anggaran kesehatan meningkat di banyak negara anggota WHO, tetapi tidak semua masalah kesehatan dapat ditangani secara efektif dengan cara
pengolahan dan obat modern. Beranjak dari keadaan tersebut maka WHA merekomendasikan kepada negara-negara anggota WHO untuk memanfaatkan cara
pengobatan tradisional dan obat herbal yang telah terbukti dan bermanfaat Dalimartha, 2006:5.
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara-
cara pengobatan ini menerapkan konsep ”back to nature” atau kembali ke alam yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern
Notoadmojo, 2007:343. 2.4
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan
sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek Notoatmodjo, 2005:50 Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran
kognisi, dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya Azwar, 2007: 5
Teori tindakan beralasan mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku dengan suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan
dampaknya terbatas hanya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku
dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu Azwar, 2007: 11
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif cognitive yang merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen afektif affective merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional dan komponen konatif conative yang merupakan
aspek kecenderungan untuk berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki Azwar, 2007: 23-24.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu Azwar, 2007: 30-35 :
1 Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting Seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan
pendapat kita, seseorang yang tidak ingin dikecewakan, atau seseorang yang berarti khusus akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Di
antara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, isteri atau suami, dan lain-lain.
3 Pengaruh Kebudayaan Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan
kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang belum tentu sesuai dengan sikap diri kita sendiri, karena kita akan lebih
mengutamakan kepentingan berkelompok daripada kepentingan pribadi. 4 Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama akan meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan
ajaran agama sangat menentukan sikap kepercayaan, maka tidak heran kalau konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.
5 Media Massa Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi
individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidaklah kecil. Dalam hal ini informasi dalam media massa
yang positif dapat menimbulkan pengaruh afektif yang positif pula. Menurut Walgito 2003:112-113, ada beberapa faktor determinan sikap yang
dianggap penting, yaitu:
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
a Faktor fisiologis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang. Berkaitan dengan ini adalah faktor umur dan kesehatan. Pada umumnya orang
muda bersikap lebih radikal daripada sikap orang yang lebih tua, sedangkan orang dewasa bersikap lebih moderat.
b Faktor pengalaman langsung terhadap objek yang akan dipengaruhi langsung oleh pengalaman orang yang bersangkutan terhadap objek tersebut.
c Faktor kerangka acuan, merupakan faktor penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek sikap.
d Faktor komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain.
2.5 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat yang mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Di bidang kesehatan, pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan Notoadmodjo, 2007: 107-109.
Menurut Notoadmodjo 2007:107-109, tujuan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah:
1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu, kelompok, atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang cara-
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
cara memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan kesehatan.
2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran
dan pemahaman terhadap objek, dalam hal ini kesehatan. Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Kondisi ini disebut
dengan sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. 3.
timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan atau niat
kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat. Menurut Adisasmito 2008:177-178 Pemberdayaan masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu: 1.
Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan
memanfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi. 2.
Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan keterampilan dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan sarana seperti modal, informasi pasar
dan teknologi, sehingga dapat memperluas kerja dan memberikan pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga dan kelompok masyarakat miskin.
3. Mengembangkan sistem perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat yang
terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi.
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
4. Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang menghambat masyarakat untuk
membangun lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat, melakukan interaksi sosial untuk membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat
dan dengan organisasi sosial politik. 5.
Membuka ruang gerak seluas-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik melalui pengembangan
forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat setempat. 6.
Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi keswadayaan masyarakat di tingkat lokal untuk memperkuat solidaritas dan
ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat miskin dan rentan
sosial. Menurut Suyono dalam Notoadmodjo 2005:255 paling tidak ada tiga syarat
dalam proses pemberdayaan masyarakat, yaitu: 1.
Kesadaran, kejelasan, serta pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan. 2.
Pemahaman yang baik tentang keinginan berbagai pihak termasuk masyarakat tentang hal-hal apa, dimana, dan siapa yang akan diberdayakan.
3. Adanya kemauan dan keterampilan kelompok sasaran untuk menempuh proses
pemberdayaan.
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian