BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pendekatan kualitatif yang digunakan adalah ‘individual’s life
history’. Penggunaan metode ini sebagai upaya untuk memperoleh suatu pandangan dari dalam, reaksi, tanggapan, interpretasi seseorangindividual tentang sesuatu dalam
hidupnya Koentjaraningrat, 1977:158, yang dalam hal ini adalah pemanfaatan TOGA. Riwayat hidup yang diangkat di sini adalah riwayat hidup mak Intan yang
sangat memanfaatkan TOGA, bahkan menjadikan TOGA sebagai tulang punggung perekonomian keluarganya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, propinsi Sumatera Utara. Kelurahan Tanah 600 tersebut memiliki karakteristik
tingkat pemanfaatan TOGA yang cukup baik, diantaranya pada tahun 2006 kelurahan Tanah 600 mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
sebagai daerah potensial pengembangan TOGA terbaik di Sumatera Utara. Di kelurahan ini banyak orang yang memanfaatkan TOGA, di antaranya
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
seorang ibu rumah tangga yang begitu sangat memanfaatkan TOGA, bahkan berhasil menjadikan TOGA sebagai industri rumah tangga.
Penelitian kualitatif ini telah dilaksanakan sejak Februari sampai dengan April 2009.
3.3 Pemilihan Informan
Subjek dalam penelitian ini adalah individukeluarga yang memanfaatkan TOGA di Tanah 600. Penentuan salah satu individukeluarga yang akan ditulis
pengalamannya dalam bentuk ‘life history’ membutuhkan penyaringan. Penyaringan ini diperlukan karena di Tanah 600 ada sebanyak 50 keluarga yang memanfaatkan
TOGA. Dari beberapa keluarga yang diwawancarai, kemudian diperoleh dua individu yang sejak tahun 1980 sampai sekarang tetap eksis atau tetap bertahan
memanfaatkan TOGA, bahkan terus berupaya mengembangkan TOGA. Sementara keluarga-keluarga lainnya sudah tidak lagi memanfaatkan TOGA secara serius,
penanaman dan pemanfaatan TOGA telah menjadi usaha sambilan yang tidak begitu ditekuni lagi.
Salah satu individu yaitu mak Salon, yang mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menanam dan memanfaatkan TOGA sejak
tahun 1982. Hanya saja mak Salon, dalam memanfaatkan TOGA ini tidak sampai ke tingkat pengolahan TOGA menjadi jamu instant. Individu yang kedua adalah mak
Intan. Mak Intan sudah memahami pemanfaatan TOGA sejak kecil, tetapi usaha pemanfaatan TOGA menjadi jamu baru benar-benar ditekuni dengan sepenuh hati
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
sejak tahun 1981. Dan, mak Intan dalam pemanfaatan TOGA bagai ‘industri dari hilir sampai hulu’; maksudnya: menanam sendiri, mengolah sendiri, sampai memasarkan
produk-produk TOGA-nya sendiri. Pada akhirnya pilihan subjek penelitian adalah mak Intan, yang lebih berpengalaman dalam pemanfaatan TOGA, sehingga dapat
memberikan nilai-nilai pengetahuan dan inspirasi bagi orang lain. Informan pokok dalam penelitian ini adalah mak Intan; dilengkapi dengan
keterangan dari informan lainnya yaitu suami, anak menantu dan orang lain yang mengenal mak Intan. Mereka adalah tetangga, teman atau relasi-relasi yang dijalin
oleh mak Intan untuk mengembangkan industri rumah tangga yang dikelola bersama keluarganya, bahkan juga termasuk pasien yang telah menggunakan jamu-jamu
instant mak Intan untuk pengobatan penyakit yang dideritanya.
3.4 Metode Pengumpulan Data