Tahap Jamu Instant Perjuangan Mengembangkan TOGA

5.2.3. Tahap Jamu Instant

Kemajuan zaman dan berkat bimbingan dari dinas pertanian, dan banyaknya permintaan konsumen, yang berkeinginan memperoleh jamu yang serba praktis, menjadi pemicu bagi mak Intan untuk menciptakan jamu instant. Konsumen merasa tidak praktis jika memperoleh obat-obat dalam bentuk tanaman. Apalagi jika pengobatan memerlukan waktu beberapa hari, maka tanaman- tanaman tersebut telah layu atau mati. Apalagi konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk merawat tanaman tersebut. Salah seorang konsumen Bapak Agus, yang berhasil saya wawancarai ketika membeli obat di rumah mak Intan , mengatakan : “Lebih enak beli yang sudah jadi seperti ini bu, ada dosisnya _takaran sekali minum, misalnya 3-4 kalihari_ jadi kita tinggal minum atau tinggal seduh, seperti minum teh. Kalo beli tanaman yang masih segar, kan lebih repot. Kadang-kadang lupa berapa banyak diperlukan, gimana cara memasaknya, kan makan waktu, pokoknya repotlah. Lebih gampang yang ini _sambil menunjukkan satu bungkus daun kejibling + kumis kucing _. Ketika saya tanyakan juga tentang perbedaan harga antara yang segar dan yang siap saji. Bapak Agus mengatakan, “Ah... samanya itu bu, gak jauh- jauh bedanya bu, saya sih harga gak masalah, yang penting khasiatnya. Ini kan aman gak ada efek samping, kalo obat kimia lebih berbahaya, harganya juga mahal”. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari buku-buku yang dimilikinya, mak Intan membuat racikan sendiri untuk obat-obatnya. Tidak ada ramuan jamunya yang sama persis komposisinya dengan resep-resep obat yang di beberapa bukunya. Mak Intan membuat campuran dan komposisi sendiri. Jadi, buku- buku tersebut hanya sebagai panduan mengenai khasiat tanaman terhadap penyakit- Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 penyakitnya saja. Saya contohkan di sini, untuk penyakit batu ginjal, mak Intan tidak hanya mengandalkan daun kejibling saja, tetapi mencampurkannya juga dengan daun kumis kucing padahal sepengetahuan saya kedua jenis tanaman ini memiliki khasiat yang sama yaitu memperlancar pengeluaran air seni dan meluruhkan batu pada kandung kemih. “Itulah kelebihan saya, jadi beberapa ramuan yang saya buat ini menjadi jamu instant, merupakan gabungan dari beberapa resep- resep obat yang mak baca. Mak tidak hanya mengandalkan satu jenis tanaman saja, tetapi menggabungkannya, sehingga khasiatnya semakin mantap”, kata mak Intan. Pembuatan jamu instant ini juga sangat sederhana. Di rumah mak Intan tidak ada peralatan pengolahan jamu yang serba modern, kecuali sebuah blender listrik. Tetapi jamu instant yang dihasilkannya dikemas dengan rapi dan menarik. Untuk jamu yang dalam bentuk serbuk, dimasukan ke dalam plastik-plastik kecil ukuran sekali minum, kemudian plastik-plastik kecil itu digabung menjadi satu untuk konsumsi 3 hari. Untuk menutup kemasan plastik ini mak Intan masih mengandalkan cara yang tradisional yaitu dengan membakarnya pada sebuah lampu dindingteplok. Sedangkan untuk jamu dalam bentuk cairan, maka dimasukkan ke dalam botol dengan berbagai ukuran 100 ml dan 250 ml. Ditutup dengan tutup botol plastik dan disegel. Penyegelan pun tetap menggunakan lampu dindingteplok tadi. Yang menurut saya cukup menarik adalah pada setiap kemasan dari jamu instant tersebut ditempeli label khasiat obat, takaran setiap kali minum, tanggal kadaluarsa, identitas pembuatnya, harga perkemasan, dan nomor izin dari departemen Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 kesehatan. Ini menandakan bahwa jamu-jamu instant mak Intan telah menjalani uji coba di laboratorium, sehingga memiliki nomor izin dari departemen kesehatan. Suami mak Intan _sebut saja bapak Ahmad_ mengatakan bahwa mak Intan memang punya banyak ide dan kemauan yang sangat kuat. Jika sudah punya ide, maka mak Intan akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi sebuah kenyataan. Ide pembuatan jamu instant ini juga datang dari keluhan pasien yang tidak bisa mengkonsumsi tanaman-tanaman obat secara langsung karena rasanya yang tidak enak. Sebagai contoh, diuraikan bapak Ahmad yaitu mengenai tanaman lidah buaya. Tanaman lidah buaya punya banyak khasiat terutama untuk penyakit lambung. Mak Intan dapat mengkonsumsi daun lidah buaya mentah, tetapi orang lain tidak akan bisa melakukan seperti yang dilakukan mak Intan, karena aroma langu dan kandungan lendir yang cukup tinggi pada tanaman ini. Rasa tidak enak tanaman lidah buaya inilah yang memunculkan ide untuk mengolah lidah buaya menjadi suatu obat atau jamu yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja dengan mudah dan enak. Dan, pada akhirnya apa yang diangankan mak Intan memang menjadi kenyataan dengan adanya jamu-jamu instant ini. Untuk membuat jamu-jamu instant ini, mak Intan dibantu oleh anak dan menantunya. Sepertinya menantunya inilah yang sangat tekun belajar dan mencoba mewarisi kemampuan mak Intan. Adi, menantu mak Intan bahkan tidak mau mencari pekerjaan lain, selain mengolah tanaman obat menjadi jamu. Ketika saya Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 menemuinya ke belakang rumah, dia sedang asyik bekerja, dia menjelaskan apa yang dikerjakannya, yaitu : “Oooo... ini aku lagi mengolah bahan untuk membuat jamu kumis kucing, untuk obat sakit pinggang. Aku melanjutkan pekerjaan kami yang semalam, ibu suruh aku ngelanjutinnya”, kata Adi. Adi melanjutkan penjelasannya kepada saya, “cara membuatnya gini lo bu, tanaman-tanaman ini ditumbuk dulu pake lumpang, lalu disaring. Kemudian sisa bahan yang belum halus ini dikumpulkan trus dihaluskan lagi pake blender. Gak boleh pake blender dari awal, nanti blendernya cepat rusak. Tanaman ini kan keras-keras batangnya”. Sekali membuat jamu ini, yang menghasilkan 500 bungkus, membutuhkan waktu 2 hari 1 malam. Ketekunan Adi ini untuk melengkapi kemampuannya. Saat ini dia sedang mempelajari teknik pijat refleksi. Kemampuan memijat yang dibarengi dengan pengetahuan ramuan obat tradisional ini akan menyempurnakan keahliannya. Saat ini pun, setiap selesai memijat pasien, Adi sudah dapat menyarankan jamu-jamu produksi mereka yang bisa membantu menyembuhkan pasiennya. Menurut Adi, sewaktu dulu ibu mertuanya masih kuat, semua jamu-jamu yang mereka buat, dijual dengan cara bersepeda sampai ke daerah Klumpang. Tapi sekarang mereka menjualnya di rumah saja, karena Adi kasihan melihat ibu mertuanya sudah tua. Tapi Adi merasa pembeli jamu-jamu mereka tidak berkurang, banyak pembeli yang datang ke rumah, biasanya pembeli yang rutin datang ke rumahnya dari daerah Padang Bulan dan Amplas. Bahkan saat ini ada empat orang pasien yang dengan rutin membeli jamu-jamu mereka. Pada saat saya berada di rumah mak Intan, ada dua orang pembeli jamu yang datang ke rumah mak Intan. Kedua pembeli ini datang bersamaan. Salah seorang Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 pembeli sudah menjadi pelanggan, sedang yang seorang lagi baru saat itu datang ke sana. Informasi diperoleh mereka dari mulut ke mulut, dari orang-orang lain yang sudah merasakan manfaat jamu-jamu instant mak Intan. Pembeli yang sudah menjadi pelanggan jamu mak Intan mengungkapkan : “Yang sakit adik ku, tulang bagian belakang tulang lumbal sudah patah sehingga adik ku lumpuh, gak bisa jalan. Selain itu, adik ku juga punya penyakit gak biasa buang air kecil. Dia suka demam, dokter sudah memvonis untuk melakukan operasi, ada batu pada ginjalnya. Operasi sulit dilakukan karena kondisi adik ku agak lemah. Trus ada tetangga yang menyarankan untuk mencoba minum jamu buatan mak Intan”, katanya. “Kami pikir-pikir gak ada salahnya mencoba, kami belilah jamu kumis kucing dan daun kejibeling. Sudah tiga bulan adik ku minum jamu ini, sekarang buang air kecilnya sudah lancar, gak pernah demam lagi, jadi sekarang adik ku tetap minum jamu itu”, katanya. “Kalo kakak ini _menunjukkan pembeli yang satu lagi, yang baru sekali ini membeli jamu mak Intan _ aku yang ajak ke sini, kami bertetangga. Suaminya saat ini juga menderita batu ginjal, batu ginjalnya sampai saat ini belum pecah, padahal sudah lama berobat ke dokter. Kasihan kak, dokter bilang harus cuci darah, aku ajaklah ke sini. Mudah-mudahan cocok seperti adik ku”, katanya. Berkaitan dengan pembeli, ada cerita yang cukup menarik _diungkapkan oleh salah seorang tetangga mak Intan _, yaitu : “Beberapa bulan yang lalu, ada orang Malaysia yang belanja obat ke rumah mak Intan, dia beli sampai 10 bungkus jamu kejibling dan kumis kucing. Jamu-jamu tersebut untuk pemakaian sendiri dan disembunyikan diantara pakaian-pakaian dalam kopor. Perjalanan obat tersebut aman sampai ke Malaysia. Kemudian, karena merasakan khasiatnya, kemudian si orang Malaysia datang lagi ke rumah mak Intan untuk membeli jamu-jamu tersebut. Pembelian kali ini dalam jumlah yang cukup banyak, mencapai 100 bungkus _dalam hal ini kurang jelas untuk apa jamu sebanyak itu_. Pemeriksaan di bandara Indonesia mengalami kemulusan, tetapi ketika sampai di bandara Malaysia, jamu-jamu tersebut tidak diizinkan masuk ke Malaysia. Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 Beberapa jenis produk jamu yang dihasilkan mak Intan adalah seperti terlihat pada Tabel 5.3. berikut : Tabel 5.3. Produk Jamu Instant ‘Mak Intan’ No Nama Produk 1 Instant sari 10 temu-temuan dan rempah 2 Bedak parem hangat khusus luar 3 Instant mahkota dewa 4 Instant sambang darah sambang getih 5 Instant sari tapak darah dan daun mutiara 6 Instant sirih daun luntas 7 Daun sendok dan bandotan 8 Instant sari wortel 9 Instant daun pegagan dan krokot 10 Bubuk teh sehat alami 11 Instant sari daun jati 12 Instant daun putri malu dan kaktus gepeng 13 Instant kecibling dan kumis kucing 14 Instant biji jambu merah 15 Instant khusus wanita 16 Instant sari kencur 17 Instant ciplukan dan daun bakung 18 Instant daun lidah buaya 19 Minuman segar berkhasiat 20 Minuman sapu jagat 21 Minuman Sehat Alami Tapak Dara 22 Minuman Sehat Alami Daun Sendok Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 Ketika saya perhatikan harga yang dicantumkan pada kemasan jamu-jamu instant tersebut cukup mahal. Satu botol ramuan sapu jagat ukuran 250 ml diberi harga Rp.150.000.- Sewaktu saya konfirmasi dengan mak Intan masalah penentuan harga tersebut, mak Intan mengatakan bahwa bahan yang digunakan juga untuk pembuatan jamu sapu jagat juga mahal. Untuk jamu ini memiliki campuran tanaman yang cukup banyak, yang paling dominan adalah tanaman sirih merah, lidah buaya kalimantan, keladi tikus, daun jati belanda, daun pegagan, daun dewa, daun tambang darah dan daun putri malu. Jadi harga yang ditawarkan cukup layak jika dibandingkan dengan khasiat yang dimiliki oleh jamu tersebut. Sedangkan jamu-jamu lain seperti jamu kumis kucing dan kejibeling atau jamu daun jati belanda memiliki harga Rp.35.000bungkus. Sepertinya, patokan harga Rp.35.000 ini merupakan harga minimal dari semua jamu-jamu instant mak Intan. Untuk jamu dalam bentuk sirupjus memiliki harga yang lebih mahal sekitar Rp. 150.000 – 200.000botol. Bapak Ahmad pun tidak begitu khawatir dengan harga yang ditetapkan mak Intan, karena cukup banyak peminat dari jamu-jamu instant tersebut. Untuk saat ini ada empat orang pelanggan tetap yang selalu membeli jamu-jamu instant produksi keluarga mereka. Setiap harinya rata-rata penjualan jamu-jamu instant ini mencapai Rp.150.000, tetapi pernah juga dalam sehari mencapai Rp. 2.000.000. Satu hal juga yang menarik, sepertinya mak Intan tidak khawatir dengan ‘laku tidak lakunya’ jamu-jamu instant buatannya. Beliau memberikan prinsip dalam pembuatan jamu instant ini, yaitu “buat sendiri, olah sendiri, jual sendiri, kalau Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 gak abis minum sendiri, jadinya sehat sendiri”, katanya sambil tertawa. Menurut saya lumayan jitu juga prinsip ‘bisnis’ yang dianut mak Intan, sehingga tidak akan menimbulkan stres dalam hidup ini. Mak Intan juga berani menjamin jamu-jamu instantnya ini bebas dari bahan kimia, karena dalam merawat TOGA yang dimilikinya, mak Intan tidak menggunakan pupuk kimia. Mak Intan memasukkan tanaman yang dimilikinya ke dalam kelompok tanaman organik _dalam hal ini mak Intan memang pernah mengikuti pelatihan “The Organic Nature Farming” pada tahun 2003 yang diselenggarakan Pusat Pelatihan Pertanian Terpadu dan Akrab Lingkungan PPPTAL. Saat ini beliau sedang mengurus sertifikat halal untuk produk jamu instant miliknya, dan juga mengurus sertifikat tidak menggunakan bahan kimia dan alkohol dalam jamu-jamu tersebut. Mak Intan tidak terlalu khawatir akan persaingan jamu-jamu buatannya dengan obat-obat kimia buatan pabrik. Sebagian besar masyarakat memang lebih menaruh kepercayaan yang tinggi pada obat-obat modern. Jamu sering menjadi obat alternatif ketika penyakit tidak dapat disembuhkan lagi oleh obat-obat modern. Ada sebuah pemahaman yang selalu diucapkannya kepada orang-orang yang membeli jamunya, kata-kata ini merupakan sebuah ‘pembenaran’ akan keamanan mengkonsumsi jamu dari pada obat modern. Secara sederhana, saya mencoba menjabarkannya dalam narasi berikut : Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 “Kalau aku ya bu, lebih baik menggunakan jamu sebagai obat. Jamu memang mengobati dengan lambat, tetapi kita selamat. Obat kimia dari dokter memang cepat menyembuhkan, tetapi cepat juga membuat kambuh penyakit. Sebenarnya, semua obat dari dokter itu bagus, tetapi menjadi tidak bagus karena sudah bercampur dengan bahan-bahan kimia. Pada dasarnya, obat-obat itu obat modern, bahannya berasal dari sini juga maksudnya tanaman obat, tetapi campuran kimia yang ada menimbulkan efek samping”, katanya. “Kalo kita memang asli rebus-rebusan bu, dari dahulu kala ya bu. Bahkan, katanya daun obat pun kita rebus. Ya kan buat sayuran. Kalo kita nggak bisa tidur, rebus aja daun kangkung, lalu dimakan, pasti bisa tidur”, lanjutnya. “Jadi jamu-jamu ini nggak bikin sembelit, seperti obat dokter obat kimia yang buat sembelit, masuk rumah sakit sampai di pompa-pompa”, katanya. Saya salut juga dengan apa yang diungkapkan oleh mak Intan, karena pada sebuah literatur _saya akses dari internet_, mengungkapkan kesamaan dalam beberapa poin dengan yang diungkapkan oleh mak Intan . Pada Wahyu’s Site ditulis 8 Februari 2008, dikatakan bahwa TOGA yang beraneka macam berkhasiat obat, bahkan tanaman yang tumbuh di sekitar kita juga dapat berpotensi sebagai tanaman obat. Pengetahuan tentang penggunaan tanaman sebagai bahan obat sudah berkembang lama di masyarakat, bahkan berbagai racikan tradisional telah disusun dalam sebuah buku primbon ramuan tradisional yang sekarang masih tersimpan rapi di kraton-kraton. Pemanfaatan TOGA untuk ramuan tradisional menjadi alternatif pengobatan yang saat ini justru banyak dipakai di dunia medis. Peningkatan pemakaian ramuan tradisional didukung oleh; 1semakin mahalnya obat-obatan pabrik ; 2 murah dan mudah didapat ; 3 efek samping yang ditimbulkan sangat kecil tergantung pada pemakaian dosis, pembuatan higienes, penyimpanan, dan pemakaian sesuai dengan Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009 USU Repository © 2008 takaran ; 4 kandungan kimianya merupakan dasar obat-obatan modern ; 5 obat-obat tradisional bersifat konstruktif atau memperbaiki secara perlahan-lahan tetapi menyeluruh, sedangkan obat-obat modern bersifat dekstruktif yaitu menyembuhkan secara cepat, dengan dosis tinggi, tetapi belum tentu aman bagi tubuh. Untuk mengetahui khasiat dan komposisi bahan-bahan dasar pembuatan jamu-jamu instant milik mak Intan , dapat dilihat pada lampiran 2.

5.3. Hambatan-Hambatan dalam Mengembangkan TOGA