Ketika tanaman-tanaman tersebut didekati secara langsung, barulah saya bisa melihat perbedaan-perbedaan dari beberapa tanaman. Dari seluruh tanaman yang ada
di pekarangan rumah mak Intan, ‘hanya’ sebagian kecil yang bisa ditebak namanya, selebihnya saya harus bertanya pada mak Intan.
Kekaguman saya dengan mak Intan tidak dapat dipungkiri, beliau bisa sangat hapal dengan nama, jenis dan khasiat tanaman yang ditanamnya. Salah satu tanaman
yang membuat saya tertarik adalah tanaman Stevia yang memiliki kegunaan sebagai pengganti gula pada penderita diabetes melitus. Ketika saya bertanya lebih dalam
mengenai tanaman ini, mak Intan dengan lugas bisa menjawab semua pertanyaan mengenai khasiat dan cara penggunaan tanaman tersebut, bahkan beliau bisa
menguraikan dengan baik pengembangan tanaman ini ke depan _jika diolah secara
modern _ bagi penderita diabetes melitus yang dirawat di rumah sakit dan rawat
jalan.
4.3 Jamu-Jamu Instant
Dari TOGA yang ditanam di pekarangan rumah Mak Intan, maka keluarga ini juga menghasilkan beberapa jenis jamu yang sudah diberi izin oleh departemen
kesehatan, produk jamu yang mereka hasilkan adalah produk jamu instant. Produk jamu ini sudah dibuat dalam kemasan yang diberi label berisi khasiat dan takaran
penggunaan serta tanggal kadaluarsa. Penggunaan jamu-jamu ini sangat mudah, si pemakai tinggal menyeduh dengan air hangat dan dapat langsung diminum. Tidak
ada serbuk yang tampak kasar dan sulit untuk diminum. Begitu bubuk jamu-jamu ini bersentuhan dengan air hangat, maka bubuk jamu tersebut langsung larut dalam air.
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
Rasa yang dimiliki jamu-jamu instant ini pun jauh dari bayangan yang terkonsep dalam pemikiran saya, yaitu rasa pahit dan sepat. Jamu instant daun jati, jamu instant
kejibeling dan kumis kucing, serta jamu sapu jagat, terasa ‘enak’ ketika diminum. Sangat berbeda dengan jamu-jamu bubuk lainnya yang diproduksi secara pabrikan.
Pengolahan jamu-jamu ini juga sangat sederhana. Hanya satu peralatan listrik yang digunakan yaitu blender, selebihnya menggunakan peralatan yang cukup
sederhana. Bahkan, untuk menutup kemasan pada plastik atau botol dengan tehnik pemanasan, digunakan lampu dinding lampu teplok.
Bahan-bahan tanaman yang sudah dikumpulkan, dibersihkan, kemudian ditumbuk pada sebuah lumpang, tidak langsung menggunakan blender, karena serat-
serat tanaman cukup keras dan dapat merusak blender. Setelah bahan-bahan tersebut setengah halus, baru diblender untuk mendapat tekstur yang sangat halus. Campuran
ini kemudian dimasak sampai airnya tinggal sebagian, untuk jamu dalam bentuk cair, tinggal saring dan dinginkan. Kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol yang
sudah disterilkan dengan tehnik perendaman pada air mendidih. Setelah dingin, baru ditutup dan diberi segel plastik pada tutupnya. Sedangkan untuk jamu yang dijual
dalam bentuk serbuk, dimasak sampai setengah kering, kemudian dimasak beserta gula pasir sampai menjadi kering benar. Jamu-jamu ini sudah melalui proses uji coba
oleh departemen kesehatan, melalui bagian pengawasan obat tradisional.
Ulina Karo-Karo : Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Toga Untuk Pengobatan Sendiri Dan Pengembangan Usaha Di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA
5.1 Pengetahuan Tentang TOGA