5 Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena mengalami
kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistemnya yang mengalami kerusakan.
6 Zona religi, budaya dan sejarah adalah bagian dari taman nasional yang
di dalamnya terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai-nilai
budaya atau sejarah. 7
Zona khusus adalah bagian dari taman nasional karena kondisi yang tidak dapat dihindarkan telah terdapat kelompok masyarakat dan sarana penunjang
kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan
listrik.
2.9. Konservasi Harimau Sumatera
Konservasi harimau Panthera tigris memberikan manfaat kepada komunitas alam secara tidak langsung di luar jenis mereka Panwar, 1987. Di beberapa negara
di Asia, harimau digunakan sebagai spesies penanda bagi konservasi keanekaragaman hayati Rabinowitz, 1991. Tetapi, sudah lebih dari satu abad semenjak harimau
digolongkan dalam satwa yang terancam punah IUCN, 2004 dan populasi harimau terus menurun di semua jenis. Penurunan ini disebabkan adanya perdagangan bagian
tubuh harimau untuk pengobatan tradisional, harimau banyak dibunuh karena reputasinya sebagai pembunuh manusia Weber and Rabinoviz, 1996, melegalkan
Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010.
pembasmian ‘ηαριmαυ βερmασαλαη’ διικυτι ολεη αδανψα κονφλικ ηαριmαυ δαν mανυσια Tilson et al. 1994; Seidensticker et al, 1999, pengurangan jumlah spesies mangsa
oleh pemburu liar Seidensticker, 1986; Karanth and Stith, 1999, dan peningkatan kerusakan habitat alaminya Wikramanayake et al, 1998; Nowell Jackson, 1996;
Weber Rabinowitz, 1996. Secara historis Indonesia memiliki tiga subspesies harimau, tetapi spesies
Jawa P.t. sondaica dan spesies Bali P.t. balika sudah lama punah Seidensticker, 1986; Seidensticker et al, 1999.
Sekarang ini, hanya subspesies Sumatera, P.t. sumatrae yang bertahan dalam populasi yang terisolir di seluruh Sumatera Tilson et al, 1994; Seidensticker et al,
1999. Pada tahun 1978, populasi harimau Sumatera diperkirakan tinggal 1000 ekor, berdasar respons kuesioner Borner, 1978. Tahun 1985, pada 26 area yang
dilindungi, ditemukan adanya harimau, dan total populasi pada lokasi-lokasi tersebut kurang lebih 800 harimau Santiapillai and Ramono, 1987. Pada tahun 1992, analisis
kelangsungan hidup viability populasi dan habitat Population and Habitat Viability AnalysisPHVA harimau Sumatera, memperkirakan kurang lebih 400 – 500 harimau
tinggal di taman nasional dan area lain yang tidak dilindungi Tilson et al, 1994. Santiapilla and Ramono 1987 memperkirakan kepadatan harimau Sumatra adalah 1
ekor per 100 km
2
di daerah pegunungan dan 1-3 ekor per km
2
di dataran rendah. Peta
sebaran harimau Sumatera dapat dilihat Gambar 1.
Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 1. Peta Sebaran Harimau Sumatera Sanderson et al, 2006
Penelitian terbaru telah menemukan melimpahnya jumlah harimau dan predator yang serupa berkorelasi positif dengan dengan kepadatan varietas binatang
berkuku tunggal, utamanya rusa Seidensticker, 1986; Sunquist et al, 1999. Di Sumatra, harimau biasanya memangsa banyak jenis rusa Cervus unicolor dan
jenis babi Sus scrofa Seidensticker, 1986. Beberapa hasil penelitian telah melaporkan penurunan populasi mamalia bertubuh besar sebagai hasil dari tekanan
perburuan skala kecil Peres, 1990; FitzGibbon et al, 1995; Peres, 2000. Biomasa satwa liar biasanya terkumpul di area di mana terdapat sejarah panjang perburuan,
pemukiman manusia, dan kegiatan bercocok tanam Jorgensen, 2000. Kinnaird et al,
Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010.
2003 menginterpretasikan kecenderungan dari tiga jenis mamalia terancam punah, harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae, gajah elephas maximus, dan badak
Sumatera Dicerorhinus sumatrensis, yang menghuni daerah tengah hutan interior yang merupakan penghindaran dari aktivitas manusia yang biasanya terdapat
di tepian hutan.
Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010.
III. METODOLOGI PENELITIAN