Tantangan dan Ancaman Konservasi Taman Nasional Batang Gadis

keanekaragaman hayati Rp. 809 Milyar. Sedangkan, nilai kerugian ekonomi yang ditimbulkan dengan adanya TNBG, sebagai akibat hilangnya nilai pemanfaatan kuantitatif berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu dan biaya pengelolaan taman nasional diperkirakan sebesar Rp. 0,203 Triliun. Nilai manfaat ekonomi bersih TNBG akan lebih besar, karena belum mencakup nilai manfaat ekonomi dari hasil hutan non kayu lainnya berupa sarang burung walet dan nilai kerugian yang ditimbulkan kegiatan ekstraktif eksploitasi pertambangan emas Midora, 2006.

2.7. Tantangan dan Ancaman Konservasi Taman Nasional Batang Gadis

Saat ini masalah utama dalam perlindungan dan pengelolaan TNBG adalah menemukan jawaban yang realistis terhadap begitu banyaknya ancaman terhadap kawasan konservasi, dan untuk mengurangi tekanan terhadap TNBG, sehingga terlindunginya nilai-nilai kualitas utama TNBG yang dinyatakan dengan istilah-istilah seperti keanekaragaman biota dan ekosistem, sumber daya nutfah, nilai-nilai daerah aliran sungai dan simpanan karbon, potensi untuk ekowisata, nilai penunjang budidaya, pendidikan dan penelitian. Suatu jawaban yang tidak menganggap konservasi dan pembangunan ekonomi sebagai dua hal yang terpisah dan bahkan saling bertentangan Perbatakusuma et al, 2005. Ancaman terhadap keberlangsungan TN. Batang Gadis berasal dari aktivitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya. Untuk memahami permasalahan gangguan dan ancaman di TN. Batang Gadis diperlukan pengkajian aspek ekologi, sosial, ekonomi dan politik. Kajian ini diawali Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010. dengan mengidentifikasi tekanan yang dialami kawasan yang dapat menyebabkan perubahan kawasan. Selanjutnya setelah diketahui tekanan apa yang dialami kawasan TN. Batang Gadis, dilanjutkan dengan identifikasi sumber tekanan kawasan tersebut. Selanjutnya dengan berpatokan pada analisis ekologi tekanan dan sumber tekanan tersebut dilakukan pengkajian untuk mendapatkan dugaan besarnya ancaman Perbatakusuma et al, 2005. Identifikasi tekanan kawasan dilakukan dengan diskusi dengan masyarakat, koordinasi dengan instansi terkait, data mengenai kerusakan kawasan dan pengamatan langsung Perbatakusuma et al, 2005. Di TN. Batang Gadis diketahui tekanan terhadap kawasan adalah: 1. Pembukaan lahan pertanian dan pemukiman. 2. Perambahan hutan. 3. Penebangan liar. 4. Rencana pengembangan dan pengelolaan tambang. 5. Pembuatan jalan poros penghubung daerah Pantai Barat dengan pusat pengembangan ekonomi. 6. Pengambilan hasil hutan non kayu. 7. Pengembangan wisata alam. 8. Perburuan satwa. 9. Tumpang tindih kawasan dengan perusahaan tambang PT. Sorik Mas Mining. 10. Enklave Batahan. 11. Keberadaan pengungsi dari suku Nias. Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010. Dengan mengetahui seberapa besar ancaman maka akan menjadi dasar dalam penentuan peringkat prioritas kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi atau meniadakan ancaman ataupun mengubah ancaman menjadi peluang Perbatakusuma et al, 2005. Dari telaah di atas, dihasilkan langkah strategi untuk meminimalisasi ancaman adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penegakan keamanan untuk pemutusan rantai jual beli serta pengangkutan kayu yang berasal dari kawasan. 2. Penyelesaian konflik dengan mempertegas legalitas bagi perusahaan tambang PT. Sorek Mas Mining. 3. Peningkatan pandapatan masyarakat dengan pengembangan ekonomi alternatif dan pendampingan. 4. Pengaktifan dan mengembangkan hutan rakyat untuk memenuhi kebutuhan kayu dan peningkatan pendapatan masyarakat. 5. Peningkatan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan. 6. Pengamanan dan perlindungan kawasan. 7. Mempercepat tata batas dan penataan kawasan.

2.8. Penataan Kawasan