2.3. Konservasi Sumberdaya Alam
Konservasi sumberdaya alam di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Belanda, namun pada tahun 1967 Negara Republik Indonesia baru menetapkan
Undang-Undang tentang Pokok Kehutanan yang di dalamnya antara lain mengatur bentuk-bentuk kawasan perlindungan alam yakni hutan lindung, cagar alam, suaka
marga satwa, taman wisata, dan taman buru dan sejak itulah konservasi sumberdaya alam dikembangkan.
Pada tahun 1970-an, konservasi sumberdaya alam di Indonesia berkembang lagi dan memiliki strategi baru yang bertujuan untuk:
1. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga
kehidupan. 2.
Menjaga keanekaragaman genetik. 3.
Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem. Kebijakan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya dan menginduk pada kebijakan Departemen Kehutanan. Kebijakan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam periode 2005-2009
adalah: 1.
Memantapkan pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, terutama harus jelas batas, kriteria, norma dan standar
pengelolaan kawasan.
Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010.
2. Memantapkan perlindungan hutan dan penegakan hukum.
3. Mengembangkan secara optimal pemanfaatan sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya berdasarkan prinsip kelestarian. 4.
Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan dalam rangka pengelolaan, perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
2.4. Peranan Kawasan Konservasi dalam Pembangunan
Pembangunan adalah proses yang berjalan terus-menerus dan untuk mencapai hasil optimal, maka segala sumber pembangunan yang tersedia perlu digunakan
secara terencana dan dengan memperhatikan skala prioritas pada setiap kurun waktu yang tertentu. Salah satu sumberdaya pembangunan adalah sumberdaya alam
Suparmoko, 1994. Dalam memanfaatkan sumberdaya alam di samping harus berdaya guna, juga
harus terpelihara secara lestari bagi pembangunan nasional yang akan berguna sepanjang kehidupan manusia, peranan konservasi sangat berarti dalam menunjang
pembangunan, adapun peranan atas kawasan konservasi dalam pembangunan menurut Soemarja 1988 meliputi:
1. Menyelamatkan usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa.
4. Pendukung pembangunan bidang pertanian dan perkebunan.
5. Sebagai keseimbangan lingkungan hidup.
Abu HAnifah Lubis : Penyebaran Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Taman asional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, 2010.
6. Manfaat bagi kehidupan manusia.
Kendala dalam mewujudkan konservasi tersebut lebih lanjut Soemarja 1988, mengatakan:
1. Masih tingginya ketergantungan penduduk kepada sektor pertanian.
2. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi.
3. Kurangnya dana untuk pengelolaan.
4. Tumpang tindihnya kepentingan konservasi dengan pembangunan
lainnya.
2.5. Taman Nasional