Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk menyatukan partikel-partikel kecil dalam air membentuk flok gumpalan sehingga dapat dipisahkan dengan air yang jernih didalam
floculator.
2.5.3. Uraian Proses Produksi
Berdasarkan cara pembuatannya minuman yang diproduksi PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu :
1. Minuman berkarbonasi
: Coca Cola, Sprite dan Fanta 2.
Minuman non-karbonasi : Frestea
Yang akan diuraikan disini adalah proses pembuatan miniman berkarbonasi dan non-karbonasi. Produk Coca Cola, Sprite dan Fanta mempunyai
proses yang sama, hanya saja concentrate sebagai bahan baku utama yang berbeda.
Proses Pembuatan Minuman Berkarbonasi
Adapun proses pembuatan dan pembotolan minuman berkarbonasi di perusahaan ini mengalami beberapa tahap yaitu :
1. Proses pengolahan air
2. Proses pembuatan sirup
3. Proses pemurnian CO
2
4. Proses pencampuran air, sirup dan CO
2
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5. Proses pembotolan
a. Pencucian botol
b. Pengisian minuman beverage kebotol
c. Penutupan botol
6. Pemberian kode produksi dan pengepakan
1. Proses Pengolahan Air
Air merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan minuman pada PT.Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Air diperoleh dari 4 sumur
bor dengan kedalaman 100-200 meter dari permukaan tanah, dengan kedalaman ini diharapkan air sumur sudah tidak mengandung zat-zat organik atau bebas dari
pencemaran. Untuk proses air yang digunakan adalah Treated Water dengan uraian proses pengolahan sebagai berikut :
a. Pengambilan Air
Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang berkapasitas 60 m
3
jam. b.
Penghilangan Gas Air dari sumur bor dimasukkan ke Reaction Tank melalui Degasifier.
Sebelum masuk ke Degasifier kepada air diinjeksikan H
2
SO
4
3,5 - 4 yang berfungsi untuk menurunkan alkalinitas air hingga dibawah 85 ppm.
c. Pengendapan Flok
Air dari Degasifier masuk ke Floculator atau Reaction Tank kemudian diberikan PAC Poly Alumunium Chlorida 6000-7500 ppm, kapur
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
CaCO
3
300-500 D dan klorin CaOCl
2
5-10 . PAC berfungsi untuk pengendapan senyawa-senyawa organik. Kapur berfungsi untuk
menaikkan pH sehingga kecepatan pengendapan akan semakin besar. Klorin berfungsi sebagai desinfektan untuk menbunuh kuman-kuman dan
bakteri. Standar klorin dalam air adalah 1-5 ppm. Pada Floculator Tank, flok akan megendap kebawah sementara air dibagian atas akan mengalir
ke Sand Filter. Antara permukaan air dengan flok adalah 1-1,25 m untuk mempertahankan kejernihan air.
d. Penyaringan Air
Air dalam Floculator Tank dialirkan ke Sand Filter untuk disaring, kemudian dilakukan pemeriksaan mutu air oleh bagian quality control
untuk mengetahui pH air tersebut. Terdapat 4 unit tangki Sand Filter namun yang digunakan hanya 3 unit sedangkan 1 unit lainnya dipakai
sebagai cadangan. Sebagai bahan filter digunakan kerikil dan pasir dengan ukuran sebagai berikut pada Tabel 2.4. dibawah ini mulai dari lapisan
teratas :
Tabel 2.4. Ukuran Kerikil dan Pasir yang Digunakan sebagai Bahan Filter pada Sand Filter
Bahan Diameter
mm Tebal
mm Bahan
Diameter mm
Tebal mm
Kerikil
24-40 110
Pasir
0,5-0,7 300
12-45 130
1-1,5 300
6-12 120
Sumber : Departemen Water Treatment PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Total tebal lapisan pasir ini ± ¾ tinggi Sand Filter. Setiap hari setelah selesai produksi akan dilakukan backwash yang berfungsi untuk
menghilangkan partikel atau kotoran dalam Sand Filter. Untuk pencucian pasir dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pencucian pasir dilakukan dengan
mengeluarkan pasir lalu dicuci dengan menggunakan HCL 2-5 . Pasir- pasir yang sudah dicuci dimasukkan kembali ke Sand Filter untuk
digunakan kembali. e.
Penyimpanan Air Dari Sand Filter ini dialirkan ke Storage Tank. Sebelumnya diberikan
CaOcl
2
, sehingga kadar Cl-nya sebesar 6-8 ppm. Tujuannya adalah membunuh bakteri-bakteri yang masih terdapat dalam air. Storage Tank
berfungsi untuk menyimpan air. Pompa sumur bor akan mati secara otomatis apabila ketinggian air sampai pada ketinggian maksimum. Proses
pengolahan air berjalan kembali apabila air mencapai ketinggian minimum.
f. Pengaliran Air
Air dari Storage Tank dialirkan ke Hydrophore Tank. Fungsi dari Hydrophore Tank adalah sebagai tempat perantara transfer tekanan air dari
Storage Tank ke Buffer Tank dengan bantuan dorongan udara sehingga dapat dialirkan kebagian produksi dan keperluan minum.
g. Pembunuhan Bakteri
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Air dari Hydrophore Tank dialirkan ke Buffer Tank. Pada Buffer Tank diberikan klorin 10 ppm. Tujuannya adalah untuk membunuh sisa-sisa dari
bakteri yang masih terdapat didalam air yang telah diolah. h.
Penyerapan Klorin dan Partikel Air dari Buffer Tank dialirkan ke Carbon Filter. Fungsi dari Carbon Filter
adalah untuk menyerap klorin dan partikel-pertikel kecil, sehingga air terbebas dari kotoran. Setelah melewati Carbon Filter kadar Cl
2
pada air menjadi 0,1 ppm.
i. Penyaringan Air
Dari Carbon Filter air melewati Bag Filter yang merupakan penyaringan akhir dengan ukuran filter 5 µ. Bag Filter berfungsi untuk menyaring
partikel yang sangat halus seperti mikro organisme sehingga tidak dapat lewat dan terikut dalam proses produksi. Kemudian dilakukan
pemeriksaan akhir mutu air oleh quality control untuk mengetahui air tersebut telah dapat digunakan sebagai air hasil olahan treated water.
2. Proses Pembuatan Sirup
Pada pembuatan sirup, air hasil olahan treated water dialirkan ke heat exchanger untuk dipanaskan dan ditampung ditangki, temperatur air yang
digunakan sekitar 80 C. Disini air dialirkan ketangki pelarut, kemudian
ditambahkan gula sesuai dengan jumlah gula yang diperlukan. Perbandingan antara air dan gula ditentukan oleh brix atau tingkat
kemanisan yang telah distandarkan. Brix merupakan perbandingan gram gula
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ditambah air dalam 100 gram. Ditangki pelarut ditambahkan karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap bau gas-gas terlarut dan menghilangkan warna,
sehingga larutan gula menjadi jernih. Pelarutan gula dilakukan selama 60 menit dan diaduk hingga homogen. Untuk memastikan apakah sirup sesuai dengan
ketentuan sirup diperiksa oleh quality control. Proses berikutnya adalah penyaringan atau filtrasi. Sebelumnya dilakukan
precoating pelapisan untuk membentuk lapisan pada filter paper. Air olahan dialirkan ketangki precoating yaitu sebuah tangki kecil yang terbuat dari stainless
steel yang dilengkapi dengan pengaduk. Kedalamnya ditambahkan filter aid hyplo supercell. Larutan dari tangki precoating disirkulasi melalui filter sampai
semua filter aid menempel pada filter paper dengan baik. Larutan gula dialirkan ke filter kemudian disirkulasi sampai jenuh untuk
memastikan filter berfungsi dengan baik. Sirup yang sudah disaring dan jernih didinginkan pada temperatur 20-25
C kemudian dialirkan ketangki pencampur. Pada tangki pencampur dimasukkan concentrate. Jenis concentrate yang
ditambahkan disesuaikan dengan produk yang dihasilkan, misalnya Coca Cola, maka yang digunakan adalah concentrate Part I aroma, Part II warna dan Part
III rasa. Kemudian campuran diaduk selama 1 jam. Produk yang telah selesai diproses, untuk tahap selanjutnya diuji atau diperiksa oleh bagian quality control.
3. Proses Pemurnian CO
2
CO
2
yang digunakan adalah CO
2
yang dibeli dari PT. Aneka Gas Medan dan UD. Mulya Perkasa Medan. CO
2
ini kemungkinan besar masih mengandung
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
zat atau gas lain sehingga mengurangi kemurnian CO
2
. Untuk itu CO
2
perlu dimurnikan terlebih dahulu sebelum digunakan dengan cara berikut :
a. Pada tabung-tabung CO
2
bagian atasnya harus disemprotkan dengan air terlebih dahulu, agar selang-selang penghubung tidak membeku. Bila
selang membeku CO
2
tidak akan mengalir dengan lancar. b.
CO
2
dialirkan kedalam tabung yang berisi KMnO
4
yang berfungsi untuk mengikat zat empurity.
c. CO
2
tersebut kemudian dialirkan kedalam tabung yang berisi air. Tujuannya untuk memurnikan CO
2
agar KM
n
O
4
tidak terbawa pada proses selanjutnya.
d. Tahap selanjutnya adalah dengan melewatkan CO
2
pada tabung yang berisi karbon, dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak diinginkan.
e. Yang terakhir CO
2
disaring pada filter sehingga kotoran yang tersisa dapat tertahan. CO
2
yang telah melalui tahapan pemurnian telah murni dapat digunakan dalam proses pencampuran.
4. Proses Pencampuran Air, Sirup dan CO
2
Proses paramix adalah proses pencampuran air, sirup akhir dan CO
2
, sehingga diperoleh minuman ringan beverage yang siap untuk diisi kedalam
kemasan. Air treated water dan sirup akhir bersamaan masuk kedalam mesin
pencampuran. Air sebelumnya didearasi ke dearator tank. Dearasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam air, yang digunakan untuk membuat minuman
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
sehingga mempermudah proses karbonasi dan membuat kelancaran operasi pengisian. Jadi dearasi ini bertujuan untuk memisahkan gas oksigen didalam air
sehingga CO
2
mudah larut. Air masuk kedalam dearator tank dan gas O
2
akan dipompakan keluar oleh dearator tank.
Sirup akhir langsung dimasukkan kegelas sirup. Dengan perbandingan tertentu, air dan sirup akhir dicampur. Hasil pencampuran didinginkan hingga
temperatur 0 C sampai -1
C dengan medium pendinginan glikol. Hal ini dilakukan karena semakin rendah temperatur pencampuran, semakin tinggi
adsorbsi CO
2
. Selanjutnya campuran dimasukkan ke karbonator untuk dikarbonasi.
Karbonasi adalah proses pencampuran gas CO
2
dalam suatu cairan. CO
2
yang telah dimurnikan diinjeksi kekarbonator dengan tekanan tertentu agar produk
dapat mengadsorbsi CO
2
hingga kandungan tertentu. Produk yang dikeluarkan dari karbonasi ini disebut beverage minuman ringan, kemudian beverage
tersebut diperiksa oleh quality control dan diteruskan ke mesin filter dan crowner.
5. Proses Pembotolan
Ada beberapa tahap dalam proses pembotolan yaitu :
a. Pencucian Botol
Botol yang digunakan untuk pengisian minuman harus bersih, tidak rusak atau pecah. Untuk memperoleh botol yang baik perlu diperiksa dan dicuci. Botol
yang berasal dari pasar maupun botol baru di penumpukan dibawa ketempat