Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Performance operator dibagi kedalam beberapa kelas, kemudian masing- masing kelas diberi patokan nilai yang menggambarkan tingkat
performance dari operator tersebut.
c. Cara Westing House Penilaian performance operator ada empat faktor yang berpengaruh
terhadap suatu kerja yaitu keterampilan skill, usaha effort, kondisi kerja condition, dan konsistensi consistency. Setiap faktor mempunyai
beberapa kelas dengan nilai tersendiri.
3.3. Penetapan Waktu Longgar Allowance
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja
menyelesaikan pekerjaan pada kecepatantempo kerja yang normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat bahwa tidaklah bisa diharapkan
operator tersebut akan mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tampa adanya interupsi sama sekali. Disini kenyataannya operator akan sering
memperhatikan kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan lain yang diluar
kontrolnya.
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Allowance kelonggaran adalah waktu yang ditambahkan pada waktu normal dan disediakan untuk kebutuhan pribadi, hambatan tak terhindarkan, dan
fatigue. Ada dua metode yang sering digunakan dalam mengembangkan data standard allowance. Teknik pertama adalah studi produksi yang mengharuskan
pengamat untuk mempelajari dua atau tiga operasi untuk periode waktu yang panjang. Pengamat pencatat durasi dan alasan untuk masing-masing interval
waktu menganggur. Setelah menentukan sample yang representatif, pengamat menyimpulkan hasil pengamatan untuk menentukan persen kelonggaran untuk
masing-masing karakteristik. Data yang diperoleh harus digunakan untuk level performansi normal. Kerugian dari metode ini adalah kecenderungan untuk
mengambil sample yang kecil mengakibatkan hasil yang besar.
5
5
Sutalaksana Aggawisastra; Teknik Tata Cara Kerja; Jurusan Teknik Industri ITB; 1979, Bandung
Teknik kedua melibatkan studi work sampling. Metode ini membutuhkan jumlah observasi acak yang besar, sehingga hanya membutuhkan sedikit waktu
dalam pengamatan. Dalam menggunakan metode ini stopwatch tidak digunakan. Pengamat hanya melihat dan memcatat kegiatan yang dilakukan operator pada
waktu-waktu tertentu saja. Jumlah hambatan dibagi dengan jumlah pengamatan selama operator bekerja produktif dianggap sudah mendekati allowance yang
dibutuhkan operator dalam mengakomodasi hambatan normal yang ada. Kelonggaran ini dibagi atas hambatan tak terhindarkan, hambatan
terhindarkan, kelonggaran tambahan extra allowance, dan policy allowance. 1. Constant Allowance
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Personal Needs Kebutuhan Pribadi Personal Needs Kebutuhan Pribadi adalah hal-hal seperti minum
sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap- cakap dengan teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan
ataupun kejemuan dalam kerja. Kebutuhan ini jelas terlihat sebagai suatu yang mutlak, tidak bisa misalnya seseorang diharuskan terus
bekerja dengan rasa dahaga atau melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap-cakap sepanjang jam-jam kerja. Larangan demikian
tidak saja merugikan pekerja karena merupakan tuntutan psikologis dan fisiologis yang wajar tetapi juga merugikan perusahaan karena
dengan kondisi demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampir dapat dipastikan produktivitasnya menurun. Besarnya
kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-beda dari satu pekerjaan kepekerjaan lainnya karena setiap
pekerjaan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda-beda.
b. Basic Fatigue Allowance Basic fatigue allowance adalah ketetapan dalam menghitung jumlah
energi yang dikeluarkan dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Variable Fatigue Allowance
Variable fatigue allowance adalah kelonggaran yang diberikan untuk menghilangkan fatigue pekerja yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dan kondisi kerja. Penentuan besarnya kelonggaran ini biasanya ditetapkan oleh pihak perusahaan. Penentuan kelonggaran untuk variable fatigue
dapat dilihat dari : a. Abnormal posture
b. Muscular force c. Atmospheric conditions
d. Noise level e. Illumination levels
f. Visual strain g. Mental strain
h. Monotony 3. Special Allowance
a. Unavoidable Delays Hambatan Tak Terhindarkan Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari
hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan dan ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kendali
pekerja. Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan tak terhindarkan adalah :
- Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
- Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin - Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti pendorongan crate
pada conveyor, penambahan botol ke crate bila terdapat yang kosong setelah di mesin uncaser dan sebagainya.
- Mengambil peralatan khusus atau bahan-bahan khusus di gudang - Hambatan karena kesalahan pemakaian alat atau bahan
- Mesin berhenti karena matinya aliran listrik b. Avoidable Delays Hambatan Terhindarkan
Biasanya tidak diberikan kelonggaran untuk hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengunjungi operator lain untuk alasan sosial,
mengobrol yang berlebihhan atau menganggur dengan sengaja. c. Extra Allowance
Extra allowance adalah kelonggaran yang diberikan untuk operator dalam menjaga fasilitas kerja agar tetap dapat digunakan sepanjang jam
kerja. d. Policy Allowance
Policy alIowance digunakan untuk memberikan tingkat kepuasan pendapatan untuk tingkat performance khusus dalam keadaan tertentu.
Contoh kelonggaran seperti ini adalah penggantian pekerja, kemahiran yang berbeda, atau pekerja dengan tugas khusus. Kelonggaran ini
Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ditetapkan oleh manajemen perusahaan, bahkan mungkin dengan negosiasi antar perusahaan.
6
Salah satu kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu time study pengukuran kerja yang dimaksudkan adalah pengukuran waktu standard atau
waktu baku. Waktu standard didefenisikan sebagai waktu yang dibutuhkan seorang operator untuk menyelesaikan satu siklus kerja atau kegiatan yang
dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor ketelitian, kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
dan lainnya. Waktu standard yang dicari bukanlah waktu tercepat yang dapat dicapai seorang pekerja, tetapi waktu kerja yang dilakukan secara wajar, didalam
suatu sistem kerja terbaik. Yang dimaksud dengan pekerjaan yang dilakukan secara wajar disini adalah pekerja tetap bekerja sebagaimana biasa walaupun
sedang diamati dan pekerja yang diamati tersebut adalah pekerja normal, bukan pekerja terlalu terampil dan bukan pula yang lamban dan pemalas.
3.4. Waktu Standard Standard Time