Pengisian Minuman Beverage ke Botol Penutupan Botol

Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 6. Botol-botol yang telah dicuci dialirkan dengan menggunakan conveyor kemesin filter dan crowner. Sebelum botol diperiksa oleh inspector untuk mengetahui apakah botol sudah memenuhi syarat. Botol yang masih kotor atau cacat akan disisihkan.

b. Pengisian Minuman Beverage ke Botol

Langkah-langkah pengisian minuman ke botol adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan counter pressure pada filling valve kran pengisian. Pembukaan ini bertujuan untuk memindahkan tekanan yang ada pada mesin ke botol agar sama tekanannya. 2. Bila tekanannya sama, maka minuman akan turun dengan sendirinya sesuai dengan prinsip gravitasi dan berakhir setelah vent tube tertutup. 3. Setelah pengisian selesai maka kran pengisian ditutup. 4. Secara perlahan-lahan dan harus tekanan yang masih tersisa didalam bagian atas botol dibuang guna menghindari timbulnya buih, sehingga minuman tidak keluar dari botol yang dapat berakibat isinya menjadi berkurang. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara dalam botol dengan tekanan udara luar.

c. Penutupan Botol

Tutup botol crown cork yang berada digudang dibawa ke tempat penutupan botol. Botol-botol yang telah berisi minuman langsung ditutup dengan penutup botol crown cork, kemudian botol tersebut dengan bantuan conveyor akan dibawa ketempat pengepakan. Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009

6. Pemberian Kode Produksi dan Pengepakan

Ketika botol dalam perjalanan ketempat pengepakan, botol akan diberi kode produksi oleh coding machine dan diperiksa oleh inspector. Produk yang tidak memenuhi syarat disisihkan sebagai reject product. Selanjutnya untuk produk yang sudah memenuhi syarat dibawa ditempat pengepakan. Botol tersebut dibawa ke mesin uncaser melalui bantuan conveyor untuk disusun didalam crate, kemudian operator akan menyusun palletizer tersebut diatas pallet. Produk diatas pallet kemudian dipindahkan ke gudang produk jadi full store dengan menggunakan forklift.

2.5.3.2. Proses Pembuatan Minuman Non-Karbonasi

Adapun proses pembuatan dan pembotolan minuman non-karbonasi Frestea dan Frestea Green di perusahaan ini mengalami beberapa tahap yaitu : 1. Proses pengolahan air 2. Proses pembuatan simple sirup 3. Proses pembuatan beverage 4. Proses pencucian botol 5. Proses pengisian beverage kebotol 6. Penutupan botol 7. Pemberian kode produksi dan pengepakan

1. Proses Pengolahan Air

Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 Air merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan minuman pada PT.Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Air diperoleh dari 4 sumur bor dengan kedalaman 100-200 meter dari permukaan tanah, dengan kedalaman ini diharapkan air sumur sudah tidak mengandung zat-zat organik atau bebas dari pencemaran. Untuk proses air yang digunakan adalah Treated Water dengan uraian proses pengolahan sebagai berikut : a. Pengambilan Air Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang berkapasitas 60 m 3 jam. b. Penghilangan Gas Air dari sumur bor dimasukkan ke Reaction Tank melalui Degasifier. Sebelum masuk ke Degasifier kepada air diinjeksikan H 2 SO 4 3,5 – 4 yang berfungsi untuk menurunkan alkalinitas air hingga dibawah 85 ppm. c. Pengendapan Flok Air dari Degasifier masuk ke Floculator atau Reaction Tank kemudian diberikan PAC Poly Alumunium Chlorida 6000-7500 ppm, kapur CaCO 3 300-500 D dan klorin CaOCl 2 5-10 . PAC berfungsi untuk pengendapan senyawa-senyawa organik. Kapur berfungsi untuk menaikkan pH sehingga kecepatan pengendapan akan semakin besar. Klorin berfungsi sebagai desifektan untuk menbunuh kuman-kuman dan bakteri. Standar klorin dalam air adalah 1-5 ppm. Pada Floculator Tank, flok akan megendap kebawah sementara air dibagian atas akan mengalir Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 ke Sand Filter. Antara permukaan air dengan flok adalah 1 - 1,25 m untuk mempertahankan kejernihan air. d. Penyaringan Air Air dalam Floculator Tank dialirkan ke Sand Filter untuk disaring, terdapat 4 unit tangki Sand Filter namun yang digunakan hanya 3 unit sedangkan 1 unit lainnya dipakai sebagai cadangan. Sebagai bahan filter digunakan kerikil dan pasir dengan ukuran sebagai berikut pada Tabel 2.5. dibawah ini mulai dari lapisan teratas : Tabel 2.5. Ukuran Kerikil dan Pasir yang Digunakan sebagai Bahan Filter pada Sand Filter Bahan Diameter mm Tebal mm Bahan Diameter mm Tebal mm Kerikil 24-40 110 Pasir 0,5-0,7 300 12-45 130 1-1,5 300 6-12 120 Sumber : Departemen Water Treatment PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan Total tebal lapisan pasir ini ± ¾ tinggi Sand Filter. Setiap hari setelah selesai produksi akan dilakukan backwash yang berfungsi untuk menghilangkan partikel atau kotoran dalam Sand Filter. Untuk pencucian pasir dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pencucian pasir dilakukan dengan mengeluarkan pasir lalu dicuci dengan menggunakan HCL 2-5 . Pasir- pasir yang sudah dicuci dimasukkan kembali ke Sand Filter untuk digunakan kembali. e. Penyimpanan Air Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 Dari Sand Filter ini dialirkan ke Storage Tank. Sebelumnya diberikan CaOCl 2 , sehingga kadar Cl-nya sebesar 6-8 pmm. Tujuannya adalah membunuh bakteri-bakteri yang masih terdapat dalam air. Storage Tank berfungsi untuk menyimpan air. Pompa sumur bor akan mati secara otomatis apabila ketinggian air sampai pada ketinggian maksimum. Proses pengolahan air berjalan kembali apabila air mencapai ketinggian minimum. f. Pengaliran Air Air dari Storage Tank dialirkan ke Hydrophore Tank. Fungsi dari Hydrophore Tank adalah sebagai tempat perantara transfer air dari Storage Tank ke Buffer Tank dengan bantuan dorongan udara sehingga dapat dialirkan kebagian produksi dan keperluan minum. g. Pembunuhan Bakteri Air dari Hydrophore Tank dialirkan ke Buffer Tank. Pada Buffer Tank diberikan klorin 10 . Tujuannya adalah untuk membunuh sisa-sisa dari bakteri yang masih terdapat didalam air yang telah diolah. h. Penyerapan Klorin dan Partikel Air dari Buffer Tank dialirkan ke Carbon Filter. Fungsi dari Carbon Filter adalah untuk menyerap klorin dan partikel-pertikel kecil. Setelah melewati Carbon Filter kadar Cl 2 pada air menjadi 0,1 ppm. i. Penyaringan Air Dari Carbon Filter air melewati Bag Filter yang merupakan penyaringan akhir dengan ukuran filter 5 µ. Bag Filter berfungsi untuk menyaring Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 partikel yang sangat halus seperti mikro organisme sehingga tidak dapat lewat dan terikut dalam proses produksi.

2. Proses Pembuatan Sirup

Pada proses pembuatan sirup ada beberapa tahap-tahap yang harus diperhatikan sebagai berikut : a. Pemanasan Air dan Concentrate Part III Daun Teh Air dari Hyrophore Tank dan Concentrate Part III daun teh dimasukkan ke Hot Water Tank. Air dan Concentrate Part III daun teh yang masuk ke Hot Water Tank dipanaskan dengan temperatur 90 C selama 10 menit, kemudian disaring dengan alat penyaring. Kemudian diperiksa kepekatan campuran ekstrak teh dan air. Setelah itu daun teh yang telah dipakai dibung. Adapun daun teh yang berwarna coklat dan beraroma melati didatangkan dari Jakarta. b. Pelarutan Gula Pembuatan Sirup Dasar Pada pembuatan sirup, air hasil olahan treated water dialirkan ke heat exchanger untuk dipanaskan dan ditampung di tangki. Disini air dialirkan ke tangki pelarut, kemudian ditambahkan gula sesuai dengan jumlah gula yang diperlukan. Perbandingan antara air dan gula ditentukan oleh brix atau tingkat kemanisan yang telah distandarkan. Brix merupakan perbandingan gram gula ditambah air dalam 100 gram. Temperatur air Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 yang digunakan sekitar 80 C. Di tangki pelarut ditambahkan karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap bau gas-gas terlarut dan menghilangkan warna, sehingga larutan gula menjadi jernih. Pelarutan gula dilakukan selama 60 menit dan diaduk hingga homogen. Untuk memastikan apakah sirup sesuai dengan ketentuan sirup diperiksa oleh quality control. c. Penyaringan sirup dasar Sirup dasar dialirkan ke filter dn didistribusikan sampai filternya bersih. Sebelum sirup dasar dimasukkan ke filter dilakukan procoating pelapisan awal. Procoating adalah membentuk lapisan pada filter paper. Air treated dialirkan ketangki precoating yaitu sebuah tangki kecil yang terbuat dari stainless steel yang dilengkapi oleh sebuah agitator. Filter aid ditambahkan ke tangki precoating. Cairan dari tangki precoating disirkulasi melalui filter sampai semua filter aid menempel pada filter paper dengan baik. d. Pendinginan Sirup Dasar Sirup dasar yang telah disaring didinginkan di syrup cooler. Temperatur pendinginan di syrup cooler adalah 20-25 C. Setelah sirup dasar didinginkan kemudian dimasukkan ke tangki pencampur.

3. Proses Pembuatan Beverage

Adapun proses dalam pembuatan beverage adalah : a. Campuran ekstrak teh dan air yang dipanaskan dimasukkan ke tangki pencampur yang didalamnya sudah terdapat sirup dasar larutan gula Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 sesuai dengan brix atau tingkat kemanisan yang telah distandarkan. Temperatur campuran ekstrak teh dan air melarutkan gula dengan suhu lebih kurang 135 C. b. Campuran ini kemudian diteruskan kegelas sirup dan dicampur dengan air dengan perbandingan tertentu. Hasil dari campuran ini disebut dengan beverage yang kemudian diteruskan ke mesin Filter mesin pengisi kebotol dan Crowner tutup botol.

4. Proses Pencucian Botol

Botol-botol yang digunakan untuk pengisian minuman harus bersih bebas kuman, tidak rusak atau pecah. Untuk itu botol-botol sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu. Botol-botol bekas yang datang dari pasar setelah dikonsumsi konsumen atau botol baru masuk kemesin pencuci botol, terlebih dahulu disortir. Tujuannya untuk memeriksa apakah ada botol yang terlalu kotor atau rusak. Botol yang yang terlalu kotor akan dipisahkan untuk dicuci secara manual, sementara botol-botol dimasukkan kedalam mesin pencucian botol yang cara kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Botol dibilas dengan air yang disirkulasi kembali dari air pada tahap pembilasan akhir. Air ini umumnya mengandung sedikit sisa caustic yang dapat membantu pembilasan awal. Air dipanaskan sampai temperatur 45 C. Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 2. Setelah melalui pembilasan awal, kotoran-kotoran dibagian dalam dan luar botol yang tidak terlalu lekat akan melepas. Botol-botol kemudian masuk ketangki perendam caustic I. Larutan didalam tangki ini bersuhu lebih kurang 56 C dan konsentrasi caustic lebih kurang 2,5 C. 3. Kemudian botol-botol bergerak ketangki perendam caustic II yang bersuhu lebih panas yakni kurang lebih 78 C. Botol akan disemprotkan bagian dalamnya untuk dibersihkan. 4. Botol kemudian melalui tangki perendam yang berisi air disirkulasi pada tahap pembilasan akhir dengan suhu air 96 C. 5. Botol akhirnya dibilas dengan air soft water dan mengalami penyemprotan luar dan dalam sebanyak 2 kali. 6. Botol-botol yang telah dicuci dialirkan dengan menggunakan conveyor kemesim filter dan crowner. Sebelum botol diperiksa oleh inspector untuk mengetahui apakah botol sudah memenuhi syarat. Botol yang masih kotor atau cacat akan disisihkan.

5. Proses Pengisian Beverage ke Botol

Adapun proses-proses dalam pengisian beverage ke botol adalah sebagai berikut : a. Pembukaan filling valve kran pengisian. Pembukaan filling valve bertujuan untuk agar tekanan yang ada pada mesin dapat pindah kebotol. b. Setelah tekanan sama maka minuman akan turun dengan sendirinya sesuai dengan prinsip gravitasi dan berakhir setelah vent tube tertutup. Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009 c. Penutup filling valve secara otomatis sesuai volume botol yang diset terlebih dahulu. d. Pembuangan udara yang masih tersisa dalam ruang botol bagian atas ditujukan untuk menghindari timbulnya buih sehingga minuman keluar dari botol yang mengakibatkan isinya menjadi kurang. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara luar.

6. Penutupan Botol

Botol yang berisi minuman selanjutnya ditutup dengan menggunakan crowner machine yang fungsinya untuk menutup botol. Botol yang sudah ditutup selalu dicek oleh inspector. Inspector akan mensortir minuman yang tidak memenuhi syarat misalnya retak, volume botol yang kurang atau yang berlebih dan sebagainya. Minuman tersebut disisihkan sebagai reject produck. Produk ini tidak boleh dijual sedangkan minuman yang baik lolos sortir akan dibawa ketempat pengepakan melalui conveyor.

7. Pemberian Kode Produksi dan Pengepakan

Sebelum sampai ketempat pengepakan, botol diberi kode produksi oleh coding machine dan diperiksa oleh inspector. Produk yang tidak memenuhi syarat akan disisihkan untuk dibuang. Ditempat pengepakan, botol dimasukkan oleh operator kedalam crate dan disusun diatas pallet yang telah diisi dengan produk ke gudang produk jadi. Nurhayati Munthe : Pengukuran Allowance Real Terhadap Operator Pengepakan Produk Frestea Sebagai Basis Penentuan Waktu Standar Di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.6. Mesin dan Peralatan