4
Untuk  menjadi  agen  perubahan,  maka  guru  di  tuntut  untuk  mampu memaknai  fungsi  dan  tujuan  pendidikan.  Dalam  UU  RI  No.  20  Tahun  2003
tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional,  dinyatakan  dalam  bab  II,  pasal  3: “Pendidikan  nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk
watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar
menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa, berakhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakep, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
7
Guru  dalam  hal  ini  tidak  hanya  mentrasfer  ilmu  kepada  anak  didik.  Guru menyiapkan  anak-anak  untuk  persiapan  kedepan.    Persiapan  menghadapi
tantangan dan perubahan yang terus menerus. Fungsi dan tujuan pendidikan yang di  amanatkan  lewat  Undang  Undang  Sistem  Pendidikan  Nasional  cukup  berat,
tetapi  itu  sangat  mulia.  Hanya  orang-orang  yang  memiliki  jiwa  yang  tulus  dan bertanggung  jawab  dalam  menjalankan  fungsi  pendidikan  yang  mampu
menghasilakan generasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Guru  yang  menyadari  tentang  tanggung  jawabnya  sebagai  agen  perubahan
tidak  akan  berhenti  untuk  berbenah  diri.  Guru  yang  menjadi  agen  perubahan menyadari bahwa hakikatnya yang abadi adalah adalah perubahan. Jika tidak mau
menyadari  tentang  perubahan  maka  akan  di  gilas  dengan  perubahan.  Amanat undang-undang  ini  sangat  jelas  bahwa  kemampuan  anak,  watak  anak  di  bangun
lewat pendidikan. Begitu juga peradaban bangsa yang bermartabat, semua itu juga di bangun lewat pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah
fungsi yang di jalankan oleh pendidikan. Jika itu semua tidak bisa di laksanakan, maka fungsi pendidikan gagal.
Begitu  juga  tujuan  yang  di  harapkan  di  dalam  pendidikan.  Potensi  peserta didik  di  kembangkan  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada
Tuhan  Yang  Maha  Esa,  beakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
8
7
Ibid., h. 199
8
Ibid., h. 198
5
Seseorang  di  anggap  memiliki  akhlak  mulia  apabila  ia  mempunyai pengetahuan  yang  mendalam  tentang  potensi  dirinya  serta  mampu  mewujudkan
potensi itu dalam sikap dean tingkah lakunya. Adapun ciri yang dapat di cermati pada  seseorang  yang  mampu  memanfaatkan  potensi  dirinya  adalah  terpupuknya
sikap  terpuji,  seperti  penuh  reflektif,  percaya  diri,  rasional,  logis,  kritis,  analitis, kreatif-inovatif,  mandiri,  hidup  sehat,  bertanggung  jawab,  cinta  ilmu,  sabar,
berhati-hati,  rela  berkorban,  berani,  dapat  di  percaya,  jujur,  menepati  janji,  adil, rendah hati, malu berbuat salah, dll.
9
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  ini  penulis  mengangkat  permasalahan
ini  dalam  penulisan  skripsi  yang  berjudul  “Upaya  Kepala  Sekolah  dan  Guru PAI  Dalam  Membentuk  Karakter    Peserta  Didik  di  SMA  Negeri  12  Kota
Tangsel
”
B. Identifikasi Masalah
1. Masih banyak siswa yang tidak jujur kepada orangtuanya
2. Masih banyak siswa yang tidak di siplin di sekolah
3. Pendidikan anak  jauh dari akidah Islam
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan  identifikasi  masalah  di  atas,  untuk  menghindari  kekeliruan  dan ketidaklarasan  antara  pembahasan  dengan  pokok  masalah,  maka  dari  judul  ini
penulis membatasi masalahnya sebagai berikut: 1.
Upaya-  upaya  yang  di  lakukan  kepala  sekolah  dn  guru  pai  dalam membangun  karakter  peserta  didik  adalah  kedisiplinan  para  murid  dari
mulai  masuk  kelingkungan  sekolah,  cara  berpakaian,  menjaga  kebersihan lingkungan  sekolah,  tanggung  jawab,  membiasakan  salam  saat  bertemu
guru, senyum, menyapa dan menegur.
2. Karakter  yang  di  maksud  disini  adalah  karakter  yang  di  kembangkan
Kemendiknas. Adapun karakter yang termasuk di dalamnya yaitu: religius,
9
Nurla Isna Aunillah, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Jogjakarta: Laksana, 2011 Hal. 20
6
jujur,  disiplin,  kerja  keras,  kreatif,  mandiri,  menghargai  prestasi,
bersahabat, komunikatif dll.
3. Peserta didik yang di maksud disini adalah seluruh peserta didik SMAN 12
kelas XII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah  proses  yang  di  capai  dalam  membentuk  karakter  peserta
didik di SMA Negeri 12 Tangsel? 2.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan karakter pada peserta didik?
E. Tujuan  dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan  dengan  identifikasi  dan  rumusan  masalah  tersebut,  maka  tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk  mengetahui  upaya  kepala  sekolahdan  guru  PAI  dalam
membentuk  karakter  peserta  didik  di  SMAN  12  Kota  Tangerang Selatan.
b. Untuk  menegethui  faktor  pendukung  dan  penghambat  dalam
membentuk  karakter  peserta  didik  di  SMAN  12  Kota  Tangerang Selatan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: a.
Sekolah Dapat digunakan sebagai acuan atau masukan untuk meningkatkan
upaya-upaya  yang  harus  dilakukan  dalam  pengembangan  karakter pada  siswa  di  SMA  Negeri  12  Tangsel  khususnya  dan  bagi
pendidikan pada umumnya.
7
b. Peneliti
Menambah  pengetahuan  penulis  tentang  uapaya  sekolah  dalam menjalankan dan mengembangkan karakteristik peserta didik.
c. Masyarakat
Menambah pengetahuan
masyarakat agar
supaya dapat
menanamkan  karakter  sedini  mungkin  dan  agar  dapat  terus mengembangkan karakter yang dimiliki oleh anak-anak di sekitarnya.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Karakter
Karakter  memberikan  gambaran  tentang  suatu  bangsa,  sebagai  penanda, penciri  sekaligus  pembeda  suatu  bangsa  dengan  bangsa  lainnya.  Karakter
meberikan  arahan  tentang  bagaimana  bangsa  itu  menapaki  dan  melewati  suatu jaman dan mengantarkannya pada suatu drajat tertentu. Bangsa yang besar adalah
bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar yang  kemudian  mempengaruhi  perkembangan  dunia.  Demikian  yang  pernah
terjadi dalam sebuah perjanan sejarah.
1
Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna yang pernah hidup dimuka bumi  telah  memberikan  contoh  keteladanan  bagaimana  membangun  sebuah
karakter  bangsa  yang  mempengaruhi  dunia.  Sehingga  Michael  H.  Hart  penulis buku  100  tokor  berpengaruh  di  dunia  menempatkan  nabi  Muhammad  sebagai
manusia  paling  berpengaruh  sepanjang  sejarah  kemanusiaan,  karena  mampu mengubah  sebuah  sebuah  wajah  karakter  masyarakat  dari  realitas  masyarakat
yang  sangat  tidak  beradab,  suka  menyembah  patung  suatu  produk  manusia  yang disembahnya  sendiri,  suka  berjudi,  suka  membunuh  anak  perempuannya  karena
dianggap melemahkan citra diri keluarga besar, member penghargaan atas wanita dengan  cara  yang  sangat  murah  dan  keji,  memperjual  belikan  manusia  dengan
system   perbudakan dengan menjadi  peradaban dan bermoral. Semua realitas itu kemudian diubah dengan cara yang sangat  indah dan cerdas melalui keteladanan
dan dibangun karakter masyarakatnya, kemudian mampu mempengaruhi karakter bangsanya sehingga dapat diakui dalam persatuan sebuah kawasan bahkan hingga
mampu mengubah sejarah perjalanan dunia.
2
Peran  sekolah  sangat  penting  dalam  usaha  pembentukan  karakter.  Dalam konteks  tersebut,  pendidikan  karakter  adalah  usaha  sekolah  yang  dilakukan
1
Muwafik  Shaleh,  Membangun  Karakter  dengan  Hati  Nurani  Pendidikan  Karakter  Untuk Generasi Bangsa, Jakarta: Erlangga, 2012. h. 2
2
Muwafik  Shaleh,  Membangun  Karakter  dengan  Hati  Nurani  Pendidikan  Karakter  Untuk Generasi Bangsa
…  h. 2