“  Dan  Allah  mengeluarkan  kamu  dari  perut  ibumu  dalam  keadaan  tidak mengetahui  suatupun,  dan  Dia  memberimu  pendengaran,  penglihatan  dan
hati agar kamu bersyukur”. Berdasarkan  ayat  tersebut,  maka  dalam  persepektif  hadits  ,  peaserta  didik
mempunya karaktristik sebagai berikut: a.
Peserta  didik  menjadikan  Allah  sebagai  motivator  utama  dalam menuntut ilmu.
b. Senantiasa  mendalami  pelajaran  secara  maksimal,  yang  di  tunjang
dengan  persiapan dan kekuatan mental, ekonomi, fisik dan psikis. c.
Senantiasa mengadakan perjalanan dan melakukan riset dalam rangka menuntut  ilmu  karena  ilmu  itu  tidak  hanya  pada  satu  majlis  ta’lim,
tetapi dapat dilakukan di tempat dan majlis-majlis lainnya. d.
Memilikitanggung jawab e.
Ilmu yang dimiliki dapat di manfaatkan. Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa
yang  terdiri  dari  minat,  sikap,  motivasi  belajar,  gaya  belajar  kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
5. Etika Murid
Ada  beberapa  macam  etika  yang  harus  dimiliki  peserta  didik  dalam perspektif hadits, yaitu:
45
a. Etika murid terhadap dirinya
1 Berniat ikhlas karena Allah semata
Sebelum  memulai  pelajaran,  siswa  harus  terlebih  dahulu membersihkan  dirinya  dari  segala  sifat  buruk  karena  belajar  itu
termasuk  ibadah,  dan  ibadah  yang  di  terima  Allah  adalah  ibadah yang  dilakukan  dengan  tulus  ikhlas.  Oleh  karena  itu,  belajar  yang
diniatkan bukan karena Allah akan sia-sia. Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya amal perbuatan itu di landasi dengan niat…”.
45
Ibid., h. 259
2 Hendaknya  tujuan  pendidikan  itu  karena  takut  kepada  Allah  dan
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah bersabda yang artinya:
“pelajarilah  ilmu  karena  sesungguhnya  mempelajarinya  karena Allah adalah sebentuk takut kepada-
Nya” 3
Jangan  meninggalkan  suatu  mata  pelajaran  sebelum  benar-benar menguasainya
4 Bersungguh-sungguh dan tekun belajar, siang dan malam, dengan
terlebih dahulu mencari ilmu yang lebih penting. 5
Tawadhu’, iffah, sabar dan tabah, wara’, dan tawakal. 6
Disiplin dan selektif memilih lingkungan pendidikan. Islam  sangat  mengutamakan  kedisiplinan,  terutama  penggunaan
waktu, bahkan Allah bersumpah demi masa waktu, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-
‘Ashr: 1-3: Artinya:
 
 
 
 
 
 
 
 
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasehat  menasehati  supaya  mentaati  kebenaran  dan  nasehat
menasehati supaya menepati kesabaran” Kemudian  murid  hendaknya  juga  selektif  dalam  menentukan
lingkungan  pergaulan,  karena  lingkungan  turut  membentuk  corak pendidikan, prilaku, dan pola piker seseorang. Seperti sabda Nabi SAW:
“perumpamaan  sahabat  yang  baik  dan  sahabat  yang  buruk  itu bagaikan  pembawa  misik  kasturi  dan  penyulut  api.  Pembawa  kasturi
terkadang  memberi  kepadamu  atau  kau  membeli  darinya,  atau  paling tidak  kau  mencium  bau  harumnya.  Adapun  penyulut  api,  kalau  tidak
memb akar pakaianmu, maka kau mendapat bau baranya”.