54
agama Hindu tidak dikenal adanya perkawinan beda agama ini karena sebelumnya perkawinan harus dilakukan terlebih dahulu upacara keagamaan,
apabila salah seorang calon mempelai bukan Hindu ia wajib disucikan terlebih dahulu sebagai penganut agama Hindu jika tidak maka ia melanggar ketentuan
dalam kitab Seloka V-89 kitab Manawadharmasastra yang berbunyi : “air pensucian tidak bisa diberikan kepada mereka yang tidak
menghiraukan upacara-upacara yang telah ditentukan, sehingga dapat dianggap kelahiran mereka itu sia-sia belaka, tidak pula dapat diberikan
kepada mereka yang lahir dari perkawinan campuran kasta secara tidak resmi, kepada mereka yang menjadi petapa dari golongan murtad dan pada
mereka yang meninggal bunuh diri
.”
24
4. Menurut Agama Budha
Perkawinan menurut agama Budha adalah sebagai suatu ikatan suci yang harus dijalani dengan cinta kasih seperti yang diajarkan oleh Budha. Atau
dapat dikatakan perkawinan adalah ikatan lahir batin dari dua orang yang berbeda kelamin yang hidup bersama untuk selamanya dan bersama-sama
melaksanakan Dharma Vinaya supaya mendapatkan kebahagian dalam hidup. Dan menurut Sang Agung Indonesia perkawinan beda agama yang melibatkan
agama Budha dan non Budha diperbolehkan asalkan tata caranya dilakukan menurut aturan agama Budha dan tidak diharuskan pasangan yang nonbudha
masuk agamanya, namun dalam upacara ritual dalam perkawinan ia harus mengucapankan “atas nama Budha, Dharma dan Sangka.”
25
24
Mohammad Monib dan Ahmad Nurcholis, Kado Cinta Bagi Pasangan Beda Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009, h. 118.
25
Nur Afida
, “
Dasar dan Pertimbangan Hakim dalam Mengabulkan Permohonan Pelaksanaan
Perkawinan Beda
Agama Studi
dalam Perspektif
Perkara No.04Pdt.P2010Pn.Mlg.,Universitas Brawijaya Malang Tahun 2013, h. 30.
55
Menurut Surya Widya ada 14 langkah yang harus dilakukan dalam prosesi perkawinan, namun yang menjadi inti dalam pelaksanaanya ada tujuh
langkah, berikut tiga langkah yang termasuk inti dalam tujuh langkah pelaksanaan perkawinanan;
a. Pandita mempersembahkan tiga batang dupa pada pemimpin
“Namaksara”.
26
b. Pernyataan ikrar perkawinan oleh kedua mempelai yang di pimpin pendeta,
lalu ke dua mempelai mebaca Vandana. c.
Lalu pengucapan Namaksara dan di akhiri penutupan dari pendeta.
27
5. Menurut Agama Konguchu
Menurut pandangan Konghuchu pernikahan adalah salah satu dari tiga momen amat penting dalam kehidupan seorang manusia, selain kelahiran dan
kematian. Itulah sebabnya dalam kitab Li Ji XLIV:1 dikatakan “camkanlah benar-benar pernikahan itu karena dialah pohon dari segala kesusilaan dan
mencangkup penghidupan manusia”. Agama Konguchu Ru Jio sendiri termasuk agama yang paling tua, kurang lebih sekitar 2500 sebelum Nabi
Kongzi lahir, sehingga mereka tak mengenal agama lain selain Tiong ’oha
maka dengan begitu tidak pula mengenal pernikahan beda agama. Walaupun begitu mereka tak melarang pernikahan beda agama namun bukan berati bebas
26
Namaksara adalah khutbah nikah bagi agama budha yang berisi puji-pujian kepada sang pencipta, sedangkan vandana adalah janji atau ikrar
27
Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama dalam Perspektif Pikih dan Kompilasi HukumIslam, Jakarta:Dalbun Salam, 2005, h. 128.
56
dan tanpa aturan tetap ada persyaratan. Dalam kitab Li Ji XXVII:3,1 dikatakan bila bebas tanpa keselarasan antara langit dan bumi takan tumbuh segenap
kehidupan. Pernikahan adalah pangkal kehidupan dan pangkal peradaban sepanjang zaman.
28
Menurut penganut kepercayaan jika dilhat dari arti penganut aliran kepercayaan sudah barang tentu pernikahan agama bukanlah
hal yang mereka permasalahkan, menurut pangeran Djatikusuma dari komunitas adat memandang perbedaan agama itu hanya terletak dari adat tata
cara upacara pernikahan atau terkait ritualpada intinya mereka tetap percaya pada Tuhan hanya saja sebutannya berbeda.
B. Tinjauan Umum Tentang Perkawinan Beda Agama dalam Hukum Positif di
Indonesia
Dalam sejarah di Indonesia perkawinan antar agama lebih sering disebut perkawinan campuran, perkawinan campuran sendiri di definisikan dalam arti
luas dan sempit. Perkawinan campuran dalam arti luas yaitu perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tunduk pada hukum yang berbeda
berdasarkan hukum agama, adat maupun kewarganegaraan dan telah diatur dalam jaman kolonial hingga paska kemerdekaan. Sedangkam perkawinan dalam arti
sempit dikenal dengan perkawinan bedaagama yaitu perkawinan campuran beda agama terjadi apabila pria dan seorang wanita yang berbeda keyakinan atau
28
Mohammad Monib dan Ahmad Nurcholis, Kado Cinta Bagi Pasangan Beda Agama,….Op.
Cit, h. 121.