Teori Basis Ekonomi Teori Pertumbuhan dan Pembangunan daerah

27 atau unggulan leading sectors. Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1 Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan. 2 Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri. Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang barang danjasa-jasa untuk pasar di daerah maupun diluar daerah yangbersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkanpendapatan bagi daerah tersebut.Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkanterjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, danpada gilirannya akan menaikkan pendapatan dan menciptakankesempatan kerja baru.Tarigan, 2005:60 Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan terhadap sektor basis, tetapi juga menaikan permintaan akan sektor non basis. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan investasi pada sektor yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor non basis merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari kenaikan sektor basis. 28

d. Teori Tempat Sentral

Teori Tempat Sentral central place theory menganggap bahwa ada hirarki tempat dimana setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat lebih kecil yang menyediakan sumberdaya industri dan bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral memperlihatkan bagaimana pola-pola lahan dari industri yang berbeda-beda terpadu membentuk suatu sistem regional kota-kota. Prasetyo Soepono 2000:415. Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaaan. Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah- daerah yang bertetangga berbatasan. Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan daerah lainnya hanya sebagai wilayah pemukiman. Seorang ahli pembangunan ekonomi daerah dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem ekonomi daerah.

e. Teori Interaksi Spasial

Merupakan arus gerak yang terjadi antara pusat-pusat pelayanan baik berupa barang, penduduk, uang maupun yang lainnya. Untuk itu perlu adanya hubungan antar daerah satu dengan yang lain karena dengan adanya interaksi antar wilayah maka suatu daerah akan 29 saling melengkapi dan bekerja sama untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya. Saerofi, 2005:25 Dalam teori ini didasarkan pada teori gravitasi, dimana dijelaskan bahwa interaksi antar dua daerah merupakan perbandingan terbalik antara besarnya massa wilayah yang bersangkutan dengan jarak keduanya. Dimana massa wilayah diukur dengan jumlah penduduk. Model interaksi spasial ini mempunyai kegunaan untuk: 1 Menganalisa gerakan antar aktivitas dan kekuatan pusat dalam suatu daerah. 2 Memperkirakan pengaruh yang ada dan ditetapkannya lokasi pusat pertumbuhan terhadap daerah sekitarnya. Interaksi antar kelompok masyarakat satu dengan kelompok masyarakat lain sebagai produsen dan konsumen serta barang-barang yang diperlukan menunjukkan adanya gerakan. Produsen suatu barang pada umumnya terletak pada tempat tertentu dalam ruang geografis, sedangkan para langganannya tersebar dengan berbagai jarak di sekitar produsen. Saerofi, 2005:26 5. Model atau Teori Gravitasi Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Tarigan, 2007:148 30 Misalnya, ada dua kota kota A dan B yang berdekatan, ingin diketahui berapa besar interaksi yang terjadi antara dua kota tersebut. Interaksi itu ditentukan oleh beberapa faktor, faktor pertama adalah besarnya kedua kota tersebut. Sebuah kota dapat diukur dari jumlah penduduk, banyaknya lapangan kerja, total pendapatan nilai tambah, jumlah atau luas bangunan, banyaknya fasilitas kepentingan umum, dan lain-lain. Kemudahan dalam mendapatkan data membuat ukuran jumlah penduduk lebih sering digunakan sebagai alat ukur. Ukuran jumlah penduduk bukanlah arbiter karena jumlah penduduk juga terkait langsung dengan berbagai ukuran lain yang dikemukakan di atas. Faktor kedua yang mempengaruhi interaksi adalah jarak antara kota A dan B. Jarak mempengaruhi orang untuk berpergian karena menempuh jarak tersebut diperlukan waktu, tenaga, dan biaya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dari Janaranjana Herath, Tesfa G. Gebremedhin dan Blessing M. Maumbe 2012 dengan judul A Dynamic Shift Share Analysis of Economic Growth in West Virginia. Studi menggunakan data Ketenagakerjaan selama 38 tahun dari 1970 hingga 2007 untuk analisis empiris. Hasil mengindikasikan bahwa pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi tulang punggung perekonomian West Virginia. Tiga sektor menunjukkan pekerjaan menurun dalam periode 38 tahun. Layanan dan keuangan asuransi dan real estat adalah sektor yang paling kuat memberikan kontribusi 91 persen pertumbuhan pekerjaan dari 1970 hingga 31 2007. Selain dua sektor, sektor perdagangan besar dan eceran dan konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan ekonomi. Identifikasi investasi prioritas dalam sektor-sektor ini potensi dan pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan daerah komprehensif pasti akan mempercepat pertumbuhan ekonomi West Virginia. K. Dianta A. Sebayang 2011, jurnal yang berjudul dampak integrasi ekonomi ASEAN terhadap perdagangan Indonesia pada sektor kendaraan roda empat. Data yang digunakan adalah PDB sektor kendaraan roda empat Indonesia, Negara ASEAN Malaysia, Filipina, Singapore dan Thailand dan Negara non ASEAN Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Korea Selatan dengan kurun waktu sejak kesepakatan AFTA tahun 1991-2006 dengan menggunakan alat analisis yaitu Gravity Model dan Ordinary Least Square OLS. Hasil penelitiannya adalah hasil estimasi model gravitasi mampu menjelaskan dampak AFTA terhadap perdagangan internasional Indonesia pada produk kendaraan roda empat. Variabel PDB Indonesia dengan PDB mitra dagang dan jarak signifikan menjelaskan arus perdagangan Indonesia dengan mitra dagang baik negara-negara ASEAN dan non-ASEAN, baik pada produk kendaraan roda empat. Variabel dependen perdagangan total dalam sektor kendaraan roda empat dan sparepart dari negara ASEAN dan negara non-ASEAN AFTA dalam model ini signifikan mempengaruhi variabel independen GDP negara ASEAN dan GDP negara non-ASEAN, jarak antara ibukota negara ASEAN dan negara non-ASEAN dan variabel 32 dependen ASEAN signifikan dalam model SITC 781 yaitu perdagangan kendaraan roda empat. Penelitian Tinus Gulua Karoba 2010 dengan judul analisis pengembangan Kota Jayapura sebagai salah satu kawasan strategis andalan di Provinsi Papua. Alat analisis yang digunakan adalah Klassen Tipology, Location Quotient, Overlay, Shift Share dan Gravity Model. Hasil penelitian yaitu Kota Jayapura adalah daerah maju tertekan karena rata-rata pertumbuhan PDRB Kota Jayapura lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan PDRB Provinsi. Sektor yang menjadi unggulan PDRB Kota Jayapura adalah sektor keuangan dan sektor perdagangan. Perubahan PDRB dari tahun 2000- 2009 dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Papua, komponen bauran industri, komponen unggulan kompetitif dan komponen pengaruh kompotitif. Sedangkan model gravitasi menghasilkan nilai indeks tertinggi dan memiliki kecenderungan meningkat pada periode tahun 2004-2009 antara Kota Jayapura dan Kerom. Selanjutnya ada jurnal dari Professor Wali I. Mondal, Ph. D 2009 dengan judul An Analysis of The Idustrial Development Potential Of Malaysia: A Shift Share. Data yang digunakan adalah nilai tambah bruto oleh industri dalam harga berlaku dan harga konstan dari tahun sebelumnya yang diperoleh dari Statistical of Malaysia. Dalam jurnalnya mengeneralisasikan metode dekomposisi ini untuk setiap jenis industri dan penggunaannya untuk perbandingan. Hasilnya industri yang paling efektif menurut analisis tersebut adalah industri manufaktur yang menempati urutan pertama di setiap