Pembahasan Per Sektor sektoral Sembilan KabupatenKota Provinsi
106 2011 sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan nilainya di atas
angka satu yaitu sebesar 1,53, yang berarti bahwa sektor ini termasuk ke dalam sektor basis.
Gambar 4.2 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Pertambangan dan Penggalian
Artinya, sektor tersebut dapat berproduksi dan berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat daerah Bali. Sektor pertambangan menjadi sektor
basis di Kabupaten Klungkung, Karangasem, Bueleleng dan Jembrana. Masing-masing memiliki nilai LQ rata-rata sebesar 6,684; 2,691; 1,085
dan 1, 722. Hasil analisis Shift Share selama tahun 2005-2011, sektor
pertambangan menunjukkan nilai rata-rata komponen pertumbuhan proporsional Pj positif sebesar 228,85, yang menunjukkan bahwa sektor
pertambangan menjadi spesialisasi kabupatenkota yang di tingkat provinsi tumbuh cepat. Sektor pertambangan untuk sembilan kabupatenkota
Provinsi Bali pertumbuhan Pj tumbuh cepat. Nilai rata-rata komponen Dj sektor pertambangan adalah sebesar -530,50 menunjukkan bahwa daya
saing sektor ini menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan di provinsi. Pertumbuhan Dj lebih
2 4
6 8
hasil LQ LQ rata-rata
107 cepat dibandingkan tingkat provinsi Bali hanya Kabupaten Karangasem
nilainya sebesar 356,43. Hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor pertambangan
menempati tipologi IV. Sektor ini tingkat kepotensialannya baik untuk dikembangkan karena sektor ini merupakan sektor basis dan di
kabupatenkota pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan provinsi dan di tingkat provinsi pertumbuhannya cepat. Sementara itu
berdasarkan pengamatan penulis aktifitas sektor pertambangan dan penggalian ini tergolong rendah dan lokasinya terbatas.
c. Sektor Industri Pengolahan
Untuk kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 cenderung mengalami
kenaikan walaupun tahun 2009 sempat turun menjadi 9,16 dari tahun 2008 yang sebesar 9,34. Penurunan terjadi akibat krisis global akhir 2008 sedikit
memberi dampak kepada sektor ini. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan kabupatenkota di Bali tahun 2011 yang cukup tinggi adalah Kota
Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung, dan Buleleng.
Tabel 4.16 Analisis Sektor Industri Pengolahan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Non Basis
2 Pj
Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi
3 Dj
Negatif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota
lebih lambat dibanding Provinsi 4
Tipologi VII
Kurang Sumber : Lampiran II, IX
108
Gambar 4.3 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Industri Pengolahan
Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode tahun 2005-2011 cenderung turun 1 pada Kabupaten Badung, Tabanan,
Karangasem, Klungkung, Bangli dan Jembrana. Sedangkan Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Buleleng nilai LQ1. Hasil dari
perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupatenkota di Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor industri pengolahan menunjukkan nilai rata-rata di
bawah angka satu yaitu sebesar 0,95 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis. Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan
dalam berproduksi dan belum berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil
PDRB Bali. Namun sektor industri pengolahan menjadi sektor basis untuk tiga kabupatenkota di Bali yakni Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan
Buleleng dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,223; 1,913 dan 1,057. Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupatenkota
Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor industri pengolahan menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional Pj sebesar 1152,53
yang menunjukkan sektor ini termasuk ke dalam sektor yang di provinsi
0.5 1
1.5 2
2.5
hasil LQ LQ rata-rata
109 tumbuh dengan cepat. Dari hasil perhitungan komponen pertumbuhan
diferensial Dj menunjukkan angka negatif sebesar 2964,90 yang berarti sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya
lebih lambat dari provinsi. Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor
industri pengolahan menempati tipologi VII. Sektor ini tingkat kepotensialannya kurang baik jika dikembangkan karena sektor ini
merupakan sektor non basis dan di kabupatenkota spesialisasi sektor industri pengolahan pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan
dengan provinsi serta daya saingnya di kabupatenkota tumbuh lambat dibanding provinsi.
d. Sektor Listrik, Gas dan Air
Peran sektor listrik, gas dan air terlihat dari sumbangan terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 tidak terlalu
menunjukkan gairahnya bahkan tahun tahun 2007 dan 2008 sama-sama 2 persen saja walaupun tahun 2008 naik menjadi 2,10 persen. Untuk
kontribusi PDRB kabupatenkota di Bali tahun 2011 hanya Kota Denpasar yang mencapai 3,74 sedangkan yang kabupaten lainnya kontribusinya
lebih rendah. Berdasarkan gambar 4.4 perkembangan LQ rata-rata periode tahun
2005-2011 cenderung turun 1 pada Kabupaten Gianyar, Tabanan, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng dan Jembrana. Sedangkan
Kota Denpasar dan Kabupaten Badung nilai LQ1 artinya sektor basis.
110
Gambar 4.4 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Listrik, Gas dan Air
Berdasarkan hasil dari perhitungan LQ rata-rata keseluruhan sembilan kabupatenkota di Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor
listrik, gas dan air menunjukkan nilainya di bawah angka satu yaitu sebesar 0,80, yang berarti bahwa sektor ini termasuk ke dalam sektor non
basis. Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan belum berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor
ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil PDRB Bali. Namun sektor listrik, air dan gas menjadi sektor basis untuk dua kabupatenkota di Bali
yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 2,424 dan 1,039.
Hasil analisis Shift Share selama tahun 2005-2011, sektor listrik, gas dan air menunjukkan nilai rata-rata komponen pertumbuhan
proporsional Pj positif sebesar 229,01, yang menunjukkan bahwa sektor ini termasuk ke dalam sektor yang memiliki pertumbuhan cepat di tingkat
provinsi. Nilai rata-rata komponen Dj sektor listrik, gas dan air adalah sebesar 209,69 menunjukkan bahwa daya saing sektor ini pertumbuhannya
lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan di provinsi.
1 2
3 hasil LQ
LQ rata-rata
111 Kabupatenkota yang menunjukkan nilai diferensial positif Dj0 adalah
Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Jembrana.
Tabel 4.17 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air
No Aspek Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Non Basis
2 Pj
Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi
3 Dj
Positif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota
lebih cepat dibanding Provinsi 4
Tipologi V
Baik Sumber : Lampiran II, IX
Hasil analisis tipologi sektoral menunjukkan sektor listrik, gas dan air menempati tipologi V. Sektor ini tingkat kepotensialannya cukup untuk
dikembangkan karena sektor ini di kabupatenkota berspesialisasi dengan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan provinsi dan daya saing
sektor di kabupatenkota tumbuh cepat dibandingkan dengan provinsi, walaupun termasuk sektor non basis. Sementara itu sektor listrik, gas dan
air merupakan sumber daya utama untuk kehidupan sehari-hari masyarakat Bali dan keberlangsungan pariwisata Bali.
e. Sektor Bangunan
Sektor bangunan di Provinsi Bali memiliki peran yang kecil terlihat dari sumbangan terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga
2011. Kontribusi sektor ini pada tahun 2009 turun menjadi 4,4 persen akibat krisis global yang membuat rata-rata kontribusi setiap sektor
ekonomi di Bali menurun. Untuk kontribusi PDRB masing-masing kabupatenkota di Bali tahun 2011 Kabupaten Klungkung yang mencapai
8,01.
112
Tabel 4.18 Analisis Sektor Bangunan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Basis
2 Pj
Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi
3 Dj
Negatif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota lebih
lambat dibanding Provinsi 4
Tipologi III Baik
Sumber : Lampiran II, IX
Gambar 4.5 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Bangunan
Berdasarkan analisis LQ selama 7 tahun terakhir 2005-2011, sektor bangunan menunjukkan nilai rata-rata LQ-nya di atas angka satu
yaitu sebesar 1,06. Hal ini berarti sektor ini termasuk sektor basis. Nilai LQ yang kurang dari satu ini Artinya, sektor tersebut dapat berproduksi
dan berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat daerah Bali. Untuk sektor bangunan yang merupakan sektor basis terdapat di Kabupaten Badung,
Gianyar, Klungkung, Bangli dan Jembrana. Masing-masing memiliki nilai LQ rata-rata sebesar 1,181; 1,118; 1,433; 1,275 dan 1,089.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode tahun 2005-2011 untuk sektor bangunan, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
856,89 yang menunjukkkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat di Provinsi Bali karena nilainya positif. Sedangkan hasil dari
0.5 1
1.5 2
hasil LQ LQ rata-rata
113 perhitungan komponen Dj, sektor bangunan adalah sektor yang daya
saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di provinsi. Hal ini ditunjukkan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -2588,92. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral, sektor bangunan termasuk dalam
tipologi III sehingga sektor ini adalah sektor yang potensial baik untuk dikembangkan karena merupakan sektor basis walaupun di kabupatenkota
spesialisasi sektor
bangunan pertumbuhannya
lebih cepat
jika dibandingkan dengan provinsi walaupun daya saingnya di kabupatenkota
tumbuh lambat dibanding provinsi. f.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Besarnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran
terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 merupakan sektor yang memberikan kontribusi tertinggi di Bali dengan presentase
terus mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Kontribusi sektor ini mengalami penurunan dari tahun 2005 sebesar 29,37 persen dan tahun
2006 menjadi 28,88 akibat peristiwa Bom yang mengguncang Kabupaten Badung namun sektor ini kembali bangkit. Bali masih mempunyai daya
tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Selain itu, terjadi perluasan pangsa pasar pada negara-negara wisatawan asing seperti
Australia, China, Jepang, Malaysia, Taiwan dan Korea Selatan. BPS Provinsi Bali, 2012 b
114 Walaupun krisis global akhir 2008 sedikit memberi dampak
kepada sektor ini tetapi sektor perdagangan, hotel dan restoran kembali tumbuh karena pariwisatanya. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan
kabupatenkota di Bali tahun 2011 yang tertinggi dan menjadi sektor utama yang memberikan kontribusinya adalah Kota Denpasar, Kabupaten
Gianyar, Badung, dan Jembrana. Presentase untuk masing-masing kontribusi PDRB nya yaitu 39,52; 30,19 ;46,19; dan 27,11.
Tabel 4.19 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
No Aspek Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Non Basis
2 Pj
Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi
3 Dj
Negatif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota
lebih lambat dibanding Provinsi Provinsi 4
Tipologi VII
Kurang Sumber : Lampiran II, IX
Gambar 4.6 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode tahun 2005-2011 dengan nilai LQ1 artinya sektor perdagangan, hotel dan
restoran merupakan sektor basis. Sektor ini menjadi sektor basis di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar. Untuk hasil LQ rata-rata
keseluruhan kabupatenkota tahun 2005-2011 hampir mendekati LQ=1
0.5 1
1.5 2
hasil LQ LQ rata-rata
115 maka perlu adanya pemerataan pertumbuhan di kabupaten lainnya guna
menunjang pariwisata. Menurut dari perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupatenkota di
Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan nilai rata-rata di bawah angka satu yaitu sebesar
0,88 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis. Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan belum
berhasil memenuhi pembangunan pariwisata di Provinsi Bali. Akan tetapi untuk Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar sektor
perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor unggulan. Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupatenkota
Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional Pj sebesar
7714,69 yang menunjukkan sektor ini tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi. Dari hasil perhitungan komponen pertumbuhan diferensial Dj
menunjukkan angka negatif sebesar -5277,83 yang berarti sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dari provinsi. Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor
perdagangan, hotel dan rsetoran menempati tipologi VII. Sektor ini tingkat kepotensialannya kurang baik jika dikembangkan karena sektor ini
merupakan sektor non basis dan di kabupatenkota pertumbuhannya lebih
116 lambat jika dibandingkan dengan provinsi walaupun daya saingnya di
kabupatenkota menunjukkan pertumbuhan lebih cepat daripada provinsi. g.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Hasil kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap
PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan
sektor yang tidak terpengaruh oleh peristiwa bom tahun 2005 dan krisis ekonomi global tahun 2008. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan
kabupatenkota di Bali tahun 2011 didominasi oleh kota dan kabupaten dengan kontribusi tinggi yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan
Jembrana. Presentase untuk masing-masing kontribusi PDRB nya yaitu 12,24; 26,19 dan 14,62.
Tabel 4.20 Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
No Aspek Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Non Basis
2 Pj
Negatif Tumbuh lambat di tingkat Provinsi
3 Dj
Positif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota
lebih cepat dibanding Provinsi 4
Tipologi VI
Hampir dari cukup Sumber : Lampiran II, IX
Gambar 4.7 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
0.5 1
1.5 2
2.5 hasil LQ
LQ rata-rata
117 Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode
tahun 2005-2011 cenderung tinggi 1 pada Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Sektor ini masih didominasi pada Kota Denpasar dan
Kabupaten Badung maka sebaiknya perlu ditingkatkan di kabupaten lain karena sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sarana dalam
peningkatan pariwisata dan distribusi. Hasil dari perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupatenkota di
Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan nilai rata-rata di bawah angka satu yaitu sebesar
0,76 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis. Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan belum
berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil PDRB Bali. Namun sektor
pengangkutan dan komunikasi menjadi sektor basis untuk tiga kabupatenkota di Bali yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan
Jembrana dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,162; 2,331 dan 0,715. Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupatenkota
Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional Pj
sebesar 2421,36 yang menunjukkan sektor ini termasuk kedalam sektor yang di provinsi tumbuh dengan cepat. Dari hasil perhitungan komponen
pertumbuhan diferensial Dj menunjukkan angka negatif sebesar -2372,29
118 yang berarti sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga
pertumbuhannya lebih lambat dari provinsi. Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor
pengangkutan dan komunikasi menempati tipologi VI. Sektor ini tingkat kepotensialannya hampir dari cukup jika dikembangkan karena sektor ini
merupakan sektor non basis walaupun di kabupatenkota pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan provinsi walaupun daya saingnya
di kabupatenkota menunjukkan pertumbuhan lebih cepat daripada provinsi.
h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Share atau kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011
cenderung mengalami fluktuasi seperti tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 7,34 persen yang sebelumnya tahun 2006 sebesar 7,46 persen.
Kemudian pada tahun 2008 naik menjadi 7,62 persen dan turun lagi tahun 2009 menjadi 7,11 persen. Penurunan terjadi akibat krisis global akhir
2008 sedikit memberi dampak kepada sektor ini. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan kabupatenkota di Bali tahun 2011 yang cukup tinggi
adalah Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Tabanan. Presentase untuk masing-masing kontribusi PDRB nya yaitu 13,24; 6,60; dan 6,50.
Berdasarkan gambar 4.8 perkembangan LQ rata-rata periode tahun 2005-2011 cenderung turun 1 pada delapan kabupaten hanya Kota
119 Denpasar yang nilai LQ rata-rata 1. Ini membuktikan belum adanya
usaha pembangunan untuk sektor ini supaya menjadi sektor potensial.
Gambar 4.8 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Hasil dari perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupatenkota di Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan menunjukkan nilai rata-rata di bawah angka satu yaitu sebesar 0,72 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis.
Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan belum berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor
ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil PDRB Bali. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menjadi sektor basis untuk
kabupatenkota di Bali hanya Kota Denpasar dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,836.
Hasil analisis Shift Share tabel 4.21 menunjukkan rata-rata sembilan kabupatenkota Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional Pj sebesar -1161,99 yang menunjukkan sektor
ini termasuk ke dalam sektor yang di provinsi tumbuh dengan lambat. Dari
0.5 1
1.5 2
hasil LQ LQ rata-rata
120 hasil perhitungan komponen pertumbuhan diferensial Dj menunjukkan
angka negatif sebesar -707,08 yang berarti sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dari provinsi.
Tabel 4.21 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
No Aspek
Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Non Basis
2 Pj
Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi
3 Dj
Negatif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota lebih
lambat dibanding Provinsi 4
Tipologi VII Kurang
Sumber : Lampiran II, IX Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menempati tipologi VII. Sektor ini tingkat kepotensialannya kurang jika dikembangkan karena sektor ini
merupakan sektor non basis dan spesialisasi sektor di kabupatenkota pertumbuhannya lebih cepat di tingkat provinsi padahal daya saing sektor
ini tumbuh lambat dibandingkan tingkat provinsi. i.
Sektor Jasa-jasa Lainnya Untuk kontribusi sektor jasa-jasa lainnya terhadap PDRB Provinsi
Bali pada tahun 2005 hingga 2011 cenderung mengalami penurunan dati tahun 2007 hingga tahun 2011. Tahun 2007 turun menjadi 15,86 dan terus
menurun. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan kabupatenkota di Bali tahun 2011 yang cukup tinggi dan kabupatenkota mempunyai share
tertinggi yaitu Kabupaten Karangasem, Bangli, Buleleng dan Gianyar.
121
Tabel 4.22 Analisis Sektor Jasa-jasa Lainnya
No Aspek Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Basis
2 Pj
Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi
3 Dj
Negatif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota
lebih lambat dibanding Provinsi 4
Tipologi III
Baik Sumber : Lampiran II, IX
Gambar 4.9 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per
KabupatenKota Sektor Jasa-jasa Lainnya
Berdasarkan gambar diatas, dari hasil perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupatenkota di Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor
jasa-jasa lainnya menunjukkan nilai rata-rata di atas angka satu yaitu sebesar 1,27 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor basis.
Artinya sektor ini potensial dalam berproduksi dan berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali dan dapat mengimpor. Sektor jasa-
jasa lainnya menjadi sektor basis LQ1 di delapan kabupatenkota di Bali yakni Kabupaten Karangasem, Buleleng, Bangli, Jembrana, Tabanan,
Gianyar dan Klungkung dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,942; 1,708; 1,409; 1,337; 1,268; 1,220 dan1,215.
Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupatenkota Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor jasa-jasa lainnya
0.5 1
1.5 2
2.5
hasil LQ LQ rata-rata
122 menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional Pj sebesar 2189,27
yang menunjukkan sektor ini termasuk ke dalam sektor yang di provinsi tumbuh dengan cepat. Hasil perhitungan komponen pertumbuhan
diferensial Dj menunjukkan angka negatif sebesar -1881,53 yang berarti sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya
lebih lambat dari provinsi. Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor
jasa-jasa lainnya
menempati tipologi
III. Sektor
ini tingkat
kepotensialannya baik untuk dikembangkan karena sektor ini merupakan sektor basis tetapi spesialisasi sektor di kabupatenkota pertumbuhannya
lebih cepat di tingkat provinsi padahal daya saing sektor ini tumbuh lambat dibandingkan tingkat provinsi.