Tipologi Sektoral Analisis Potensi Ekonomi

98 Tabel 4.12 Pembagian Sektor Ekonomi KabupatenKota di Provinsi Bali Berdasarkan Tipologinya Tipologi KabupatenKota Denpasar Badung Jembrana Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Buleleng Bangli I Perdagangan, Hotel Restoran Pengangkutan komunikasi Jasa-jasa Jasa-jasa Penggalian Jasa-jasa Jasa-jasa Jasa-jasa Pengangkutan Komunikasi II Keu. Sewa jasa Pertanian III Industri pengolahan Perdagangan Hotel, R Pengangkutan Industri pengolahan Jasa-jasa Penggalian Industri pengolahan Bangunan Listrik,air gas Listrik,air gas Bangunan Bangunan pengangkutan Bangunan Jasa-jasa IV Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Penggalian Pertanian V Listrik, Air, Gas Listrik, Air, Gas Listrik, Air, Gas Listrik, Air, Gas Listrik, Air, Gas Listrik, Air, Gas VI Keu, Sewa, Jasa Keu, sewa, Jasa Keu, Sewa, Jasa Keu, sewa, Jasa Bangunan Keu,sewa, Jasa VII Penggalian Penggalian Penggalian penggalian Penggalian PHR PHR Pengangkutan Penggalian Bangunan Industri Pengolahan Industri Pengolahan Industri Pengolahan perdagangan hotel, R Industri Pengolahan Industri Pengolahan LGA Jasa-jasa Jasa-jasa LGA PHR Bangunan PHR Pengangkutan Pengangkutan Pengangkutan Komunikasi Pengangkutan Komunikasi PHR VIII Pertanian Pertanian Keu,Sewa, Jasa Keu, Sewa, Jasa Pertanian Keu, Sewa, Jasa Sumber : Lampiran III, VI, VII 99

3. Analisis Keterkaitan Wilayah Gravitasi

Analisis gravitasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat keterkaitan inter linkage antara Kota Denpasar sebagai Ibukota Provinsi dan pusat pertumbuhan dengan kabupaten-kabupaten sekitarnya yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Tabanan. Berdasarkan teori interaksi spasial Saerofi 2005:25 keterkaitan yang lebih kuat mengindikasikan adanya interaksi ekonomi baik berupa arus uang, barang dan manusia lebih besar intensif. Dengan adanya interaksi antar wilayah maka suatu daerah kota akan saling melengkapi dan bekerjasama dengan daerah lain kabupaten untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah. Pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intern tetapi juga faktor ekstern yaitu hubungan interaksi dengan daerah lainnya. Prosesnya ditandai dengan adanya interaksi antar daerah yang berupa aktifitas ekonomi, aktifitas sosial dan komunikasi antar penduduk. Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan peringkat dari hasil perhitungan analisis gravitasi bahwa selama periode penelitian tahun 2005- 2011 yang paling kuat interaksinya dengan Kota Denpasar adalah Kabupaten Klungkung dengan nilai rata-rata indeks gravitasi sebesar 703814204,5 menunjukkan keterkaitan gravitasi paling kuat. Kedua interaksi dengan Kabupaten Tabanan nilai rata-rata gravitasi sebesar 628657517,3 menunjukkan 100 keterkaitan gravitasi kuat dengan Kota Denpasar. Ketiga dengan Kabupaten Badung nilai rata-rata gravitasi sebesar 436948337,8 menunjukkan keterkaitan gravitasi agak kuat dengan Kota Denpasar. Peringkat keempat interaksi dengan Kabupaten Gianyar nilai rata-rata gravitasi sebesar 321440430,6 menunjukkan keterkaitan gravitasi cukup kuat dengan Kota Denpasar. Tabel 4.13 Peringkat atau Level Keterkaitan Gravitasi antara Kota Denpasar dengan Kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Bali Tahun 2005-2011 Peringkat kelima interaksi dengan Kabupaten Bangli nilai rata-rata gravitasi sebesar 88639205,57 menunjukkan keterkaitan gravitasi hampir cukup kuat dengan Kota Denpasar. Keenam interaksi dengan Kabupaten Buleleng nilai rata-rata gravitasi sebesar 70973375,06 menunjukkan keterkaitan gravitasi yang lemah dengan Kota Denpasar. Ketujuh interaksi dengan Kabupaten Karangasem nilai rata-rata gravitasi sebesar 60155280,82 menunjukkan keterkaitan gravitasi cukup lemah dengan Kota Denpasar. Peringkat Kabupaten Nilai Indeks Gravitasi Makna 1 Klungkung 703.814.204,5 Keterkaitan dengan Kota Denpasar paling kuat 2 Tabanan 628.657.517,3 Keterkaitan dengan Kota Denpasar kuat 3 Badung 436.948.337,8 Keterkaitan dengan Kota Denpasar agak kuat 4 Gianyar 321.440.430,6 Keterkaitan dengan Kota Denpasar cukup kuat 5 Bangli 88.639.205,57 Keterkaitan dengan Kota Denpasar hampir cukup kuat 6 Buleleng 70.973.375,06 Keterkaitan dengan Kota Denpasar lemah 7 Karangasem 60.155.280,82 Keterkaitan dengan Kota Denpasar cukup lemah 8 Jembrana 19.664.138,47 Keterkaitan dengan Kota Denpasar lemah sekali Sumber: Lampiran II dan VIII 101 Peringkat delapan interaksi dengan Kabupaten Jembrana nilai rata-rata gravitasi sebesar 19664138,47 menunjukkan keterkaitan gravitasi yang lemah sekali dengan Kota Denpasar. Berdasarkan tabel 4.13 terdapat 4 daerah yang menjadi peringkat teratas keterkaitan atau daya tarik gravitasi antara Kota Denpasar dengan kabupaten sekitarnya. Hal ini sesuai pembangunan Provinsi Bali sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRWP Provinsi Bali tahun 2009-2029 dijelaskan bahwa Kota Denpasar yang terintegrasi dalam Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Klungkung dalam sistem perkotaan nasional ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN. Selanjutnya Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Klungkung juga sekaligus ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional KSN dari pertimbangan sudut kepentingan ekonomi nasional, dengan nama Kawasan Metropolitan Sarbagita. Selanjutnya telah pula ditetapkan bahwa Kota Denpasar beserta Kawasan Perkotaan Kuta merupakan Kota Inti dari Kawasan Metropolitan Sarbagita yang didukung beberapa pengembangan Kota Satelit seperti Kawasan Perkotaan Badung Mangupura, Gianyar, Tabanan, Ubud, Jimbaran dan Klungkung, serta kawasan perkotaan pendukung lainnya. Kuatnya daya tarik wilayah Bali Selatan sebagai daerah tujuan wisata dan Kota Denpasar sebagai Kota Inti Kawasan Metropolitan Sarbagita memberikan kontribusi terciptanya lapangan kerja, yang telah memancing tingginya migrasi ke Kota Denpasar dan sekitarnya yang datang dari wilayah 102 lain di Bali. Pertumbuhan Kota Denpasar di samping telah menghasilkan kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang penghidupan dan kehidupan perkotaan. Dengan adanya interaksi antar wilayah maka suatu kota akan saling melengkapi dan bekerjasama dengan kabupaten dalam satu wilayah geografis untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah. Ditunjang dengan Kawasan Metropolitan Perkotaan pembentukan Kawasan Pengembangan Terpadu sebagai kawasan yang berpotensi untuk tumbuh cepat dengan saling meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan interaksi Kabupaten Bangli, Buleleng, Karangasem dan Jembrana.

C. Pembahasan

1. Pembahasan Per Sektor sektoral Sembilan KabupatenKota Provinsi

Bali a. Sektor Pertanian Sektor pertanian di Provinsi Bali merupakan salah satu sektor andalan bagi perekonomian Bali, hal ini terlihat pada kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Bali menduduki tingkat tertinggi kedua. Besarnya kontribusi sektor pertanian dapat dilihat pada angka kontribusi sektor pertanian sebesar 20,29 persen pada tahun 2005 namun terus menunjukkan adanya kecendrungan penurunan kontribusi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 turun hingga menjadi 18,21 persen. Meskipun begitu, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling mampu 103 bertahan dan telah menyelamatkan ekonomi Bali dari keterpurukan krisis ekonomi global akhir tahun 2008 dan peristiwa bom Bali tahun 2005. Untuk di kabupatenkota Provinsi Bali sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi pada Kabupaten Tabanan, Bangli, Buleleng, Klungkung dan Karangasem tahun 2011. Sama seperti kontribusi sektor pertanian pada PDRB Provinsi Bali, untuk di kabupatenkota-nya juga cenderung mengalami penurunan. Tetapi sektor pertanian memberikan kontribusi PDRB sektor tertinggi untuk lima Kabupaten tersebut. Tabel 4.14 Analisis Sektor Pertanian No Aspek Parameter Makna 1 LQ 1 Sektor Basis 2 Pj Negatif Tumbuh lambat di tingkat Provinsi 3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupatenkota lebih lambat dibanding Provinsi 4 Tipologi IV Lebih dari cukup Sumber : Lampiran II, IX Gambar 4.1 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per KabupatenKota Sektor Pertanian Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode tahun 2005-2011 cenderung turun 1 di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar. Sedangkan Kabupaten lainnya LQ1. Hal ini 0.5 1 1.5 2 hasil LQ LQ rata-rata