Analisis Location Quetiont LQ

81 menyediakan barang-barang cinderamata terutama untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar. 4 Sektor Listrik, Gas dan Air Sektor listrik, gas dan air merupakan sektor yang menunjang sektor pariwisata. Terlihat pada tabel 4.6 bahwa sektor listrik, gas dan air menjadi sektor basis di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Kedua daerah merupakan daerah pariwisata. Kota Denpasar menjadi pusat pemerintahan di Bali dan sangat besar pengaruhnya bagi daerah-daerah lainnya. 5 Sektor Bangunan Untuk sektor bangunan menjadi sektor basis di lima Kabupaten di Bali. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah Kabupaten Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli dan Jembrana. Pembangunan ini untuk bertujuan untuk menarik para wisatawan menginap dan sebagai bukti kemajuan daerah serta tempat-tempat bisnis dan industri. Namun sektor bangunan membuat pemerintah daerah menggunakan lahan pertanian untuk didirikan bangunan guna menunjang bisnis yang lebih menjanjikan. Hal ini yang menyebabkan penurunan kontribusi sektor pertanian. 6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Dalam kontribusi PDRB KabupatenKota di Bali tahun 2005-2011 jelas menunjukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi tertinggi. Tetapi berdasarkan tabel 4.6 hasil perhitungan LQ 82 untuk sembilan kabupatenkota di Bali bahwa sektor ini secara menyeluruh tidak menjadi sektor basis. Nilai LQ rata-rata sembilan kabupatenkota di Bali sebesar 0,885. Nilai ini hampir mendekati 1 berarti sektor ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis. Hal ini dibuktikan dengan nilai PDRB nya selalu unggul di sembilan kabupatenkota di Bali. Sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya menjadi sektor basis di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. 7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Hasil analisis LQ pada sektor pengangkutan dan komunikasi seperti yang terlihat dalam tabel 4.6 menunjukkan bahwa hanya 3 KabupatenKota yang ada di Bali menjadi sektor basis yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Jembrana. Sektor ini menjadi sektor pariwisata yang dibutuhkan karena untuk memenuhi kebutuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran supaya terkoordinasi dengan baik. Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan dan berkembangnya sektor pariwisata sehingga dibutuhkan pengangkutan dan komunikasi yang lancar ke daerah-daerah lainnya. Sehingga sektor pengangkutan dan komunikasi menjadi sektor basis di kota ini. 8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Dari tabel 4.6 terlihat hanya ada satu Kota yang mempunyai LQ 1 untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu Kota Denpasar. Hal ini terjadi karena kota Denpasar adalah pusat pemerintahan 83 dan tempat kantor-kantor pengatur pemasaran dari kegiatan bisnis dan industri di Provinsi Bali sehingga sektor ini menjadi sektor basis. 9 Sektor Jasa-jasa lainnya Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa terlihat pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor basis untuk rata-rata sembilan KabupatenKota di Bali. Sektor jasa-jasa lainnya memegang sektor basis untuk tujuh Kabupaten di Bali. Hanya dua Kabupaten dan Kota yang LQ nya 1 yaitu Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Berdasarkan hasil tabel 4.6 Kota Denpasar merupakan kota yang terbanyak memiliki sektor basis. Karena kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali dan menjadi pusat pemerintahan sehingga sektor pariwisata menjadi unggulan. Untuk Kabupaten berbatasan dengan Kota Denpasar seperti Kabupaten Badung dan Gianyar yang menjadi sektor basis juga sektor-sektor pariwisata. Sedangkan Kabupaten lainnya yang menjadi sektor basis adalah pertanian, penggalian, bangunan, pengangkutan dan jasa-jasa. Meskipun tidak ada sektor ekonomi yang menjadi basis untuk semua KabupatenKota di Provinsi Bali tetapi hal ini menandakan bahwa terjadi usaha penyebaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Provinsi Bali. Kesembilan KabupatenKota ini, selain bisa dapat memenuhi kebutuhan di daerahnya sesuai dengan potensi alamnya, bahkan berpotensi untuk mengekspor. Sektor ini, merupakan sektor potensial dimana sektor ini 84 bisa di tingkatkan menjadi lebih baik lagi. Kemudian sektor-sektor non basis untuk masing-masing KabupatenKota di Provinsi Bali dapat dikembangkan terutama sektor pariwisata karena hasil LQ nya mendekati 1. Sektor-sektor non basis selama periode 2005-2011 masing-masing di KabupatenKota Provinsi Bali belum mampu mencukupi kebutuhannya dan berpotensi untuk impor dari daerah lain. Meskipun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali, akan tetapi kita tidak boleh melupakan sektor non Basis. Karena sektor-sektor non basis untuk masing- masing KabupatenKota di Provinsi Bali dapat dikembangkan terutama sektor pariwisata karena hasil LQ nya mendekati 1 dan bersama sektor basis yang ada maka sektor non basis dapat dibantu untuk dikembangkan menjadi sektor basis baru.

b. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share SS merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar regionnasional. Penelitian ini mengkaitkan Provinsi Bali dengan KabupatenKota di Provinsi Bali. Dalam analisis Shift Share menggunakan variabel seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan bertujuan untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam 85 penelitian ini digunakan variabel pendapatan yaitu PDRB Provinsi Bali dan PDRB sembilan KabupatenKota di Provinsi Bali untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Pertumbuhan PDRB total G dapat diuraikan menjadi komponen shift dan komponen share yaitu : a. Komponen Nasional Share Nj adalah banyaknya pertambahan PDRB seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi selama periode yang tercakup dalam studi. b. Komponen Proportional Shift Pj adalah mengukur besarnya net shift Provinsi Bali yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor yang mendukung PDRB sektor-sektor ekonomi kabupatenkota di Bali berubah. Apabila Pj0 artinya kabupatenkota berspesialisasi pada sektor yang pada tingkat provinsi tumbuh relatif cepat dan apabila Pj0 berarti kabupatenkota berspesialisasi pada sektor yang pada tingkat provinsi tumbuh lebih lambat. c. Komponen Differential Shift Dj adalah mengukur besarnya net shift yang diakibatkan oleh sektor tertentu yang tumbuh lebih cepat atau lambat di kabupatenkota dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat provinsi yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern. Daerah yang memiliki keuntungan lokasional seperti sumberdaya yang baik yang akan memiliki nilai Dj positif Dj0, sebaliknya sektor yang secara lokasional tidak menguntungkan akan mempunyai nilai Dj negatif Dj0. 86 Tabel 4.7 Komponen Shift Share KabupatenKota di Provinsi Bali Tahun 2005 – 2011 Tahun Gj Nj Gj - Nj Denpasar 320.894,85 326.123,06 -5.228,21 Badung 324.891,29 336.691,16 -11.799,87 Gianyar 176.341,86 195.462,03 -19.120,17 Tabanan 120.461,30 144.240,05 -23.778,75 Klungkung 61.450,44 76.636,20 -15.185,76 Karangasem 82.535,66 107.897,50 -25.361,84 Bangli 47.880,17 64.419,93 -16.539,75 Buleleng 176.590,01 200.033,07 -23.443,06 Jembrana 76.986,76 102.735,61 -25.748,85 Sumber : Lampiran IV, Lampiran V Dari tabel di atas dapat dilihat untuk tahun 2005-2011 komponen pertumbuhan masing-masing PDRB Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana G j lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Nj, sehingga penyimpangan yang terjadi menunjukkan arah yang negatif. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Nj masih lebih cepat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Gj masing-masing sembilan kabupatenkota di Provinsi Bali. Rendahnya nilai pertumbuhan PDRB total kabupatenkota disebabkan oleh laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 masing-masing kabupatenkota di Bali lebih rendah dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 Provinsi Bali. 87 Pada periode tahun 2005-2011 walaupun komponen PDRB KabupatenKota Gj tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Badung dengan nilai sebesar 324.891,29 dari KabupatenKota lainnya. Namun terjadi penyimpangan negatif sebesar -11799,87 sehingga menyebabkan terjadinya percepatan PDRB Provinsi Bali lebih cepat dibandingkan PDRB Kabupaten Badung. Kota Denpasar yang merupakan pusat pertumbuhan di Provinsi Bali juga mengalami penyimpangan negatif sebesar -5228,21 tetapi Kota Denpasar pertumbuhannya masih lebih baik di Provinsi Bali dibandingkan dengan Kabupatenkota lainnya. Kemudian pada tahun 2005-2011 nilai komponen shift share terendah adalah Kabupaten Jembrana dengan penyimpangan negatif terbesar yaitu - 25.748,85. Sehingga ini merupakan pertumbuhan PDRB total KabupatenKota di Provinsi Bali paling lambat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB total Provinsi Bali. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor- sektor ekonomi strategis dan potensial untuk dikembangkan guna memacu laju pertumbuhan ekonomi di sembilan KabupatenKota di Provinsi Bali. Untuk mengetahui sektor-sektor yang menjadi spesialisasi daerah serta pertumbuhannya digunakan komponen proportional shift Pj dan differential shift Dj. Untuk itu analisis selanjutnya yaitu analisis untuk mencari sektor- sektor yang memiliki pertumbuhan yang cepat atau lambat dan sektor mana yang memiliki daya saing tinggi atau tidak, sehingga digunakan perhitungan 88 terhadap komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan diferensial. Komponen proposional untuk mengukur besarnya net shift Provinsi Bali yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor yang mendukung PDRB sektor-sektor ekonomi KabupatenKota di Bali berubah. Apabila Pj0 atau proportional shift bernilai positif artinya kabupatenkota berspesialisasi pada sektor yang pada tingkat Provinsi Bali tumbuh relatif cepat dan apabila Pj0 atau proportional shift bernilai negatif berarti kabupatenKota berspesialisasi pada sektor yang pada tingkat provinsi tumbuh lebih lambat. Berikut di bawah ini tabel 4.8 menunjukkan pertumbuhan komponen proposional Provinsi diketahui bahwa proportional shift P j KabupatenKota Provinsi Bali dari tahun 2005-2011 terdapat nilai positif juga nilai negatif. Rata-rata pertumbuhan sektor ekonomi yang bernilai positif atau Pj0 di sembilan kabupatenkota Provinsi Bali adalah sektor industri pengolahan; pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa lainnya. Komponen proportional shift Pj dengan nilai positif P0 artinya sembilan kabupatenkota berspesialisasi pada ke tujuh sektor tersebut yang di tingkat Provinsi Bali tumbuh relatif cepat. Sektor-sektor yang mempunyai nilai rata-rata komponen proporsional negatif Pj0 adalah sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Nilai Proportional shift Pj yang negatif artinya kabupatenkota berspesialisasi pada ke dua sektor tersebut yang di tingkat Provinsi Bali