Intervensi Keperawatan Diagnosa 1. Landasan Teori

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan bd keterbatasan kognitif, kurang mengingat, tidak mengenal sumber- sumber informasi.

9. Intervensi Keperawatan Diagnosa 1.

Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd kelemahan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot dan kesadaran, kehilangan kontrol otot koordinasi Tujuan: Terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri dengan kriteria hasil: • Pasien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri • Pasien mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemapuan • Pasien dapat mengidentifikasi personal masyarakat yang dapat membantu. Intervensi Rasional Membantu pasien dalam perawatan diri: Pemenuhan Nutrisi. ฀ Identifikasi status diet klien ฀ Ciptakan lingkungan yang nyaman pada saat makan jauhkan dari urinal, suction, dll. ฀ Tingkatkan penanganan nyeri yang adekuat sebelum makan ฀ Bersihkan mulut sebelum makan ฀ Letakkan makanan pada baki, sehingga menarik seperti potongan daging atau kupasan telur ฀ Mengatur letak makanan di baki ฀ Mengatur posisi yang nyaman bagi klien saat makan ฀ Lindungi makanan dengan menggunakan alas baki ฀ Sediakan makanan saat dibutuhkan ฀ Anjurkan pasien makan di ruang makan jika memungkinkan ฀ Fasilitasi klien untuk makan sendiri Lingkungan yang nyaman, oral hygiene, dapat memperbaiki selera makan. Sehingga kebutuhan nutrisi seimbang terpenuhi Universitas Sumatera Utara Bantu pasien dalam perawatan diri: Mandi ฀ Tempatkan peralatan mandi seperti: sabun, sikat gigi, alat pencukur, deodoran pada tempat yang mudah dicapai ฀ Fasilitasi pasien untuk menyikat gigi sesuai kebutuhan ฀ Pantau kebersihan kuku ฀ Bantu dalam perawatan perineal sesuai kebutuhan ฀ Cuci rambut sesuai kebutuhan ฀ Atur suhu air sesuai dengan kebutuhan pasien ฀ Lakukan pencukuran pasien jika perlu ฀ Berikan pelembab pada area kulit yang kering ฀ Pantau kondisi kulit setelah mandi ฀ Motivasi keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan harian pasien, jika perlu Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan: Berhias ฀ Bantu pasien dalam menggunakan pakaian ฀ Pertahankan privasi pasien saat menggunakan pakaian ฀ Bantu dalam mengancing bajucelana, jika perlu ฀ Tempatkan pakaian kotor pada tempatnya ฀ Bersihkan kuku, jika perlu ฀ Bantu pasien dalam berhias ฀ Bantu pasien dalam menyisir rambut ฀ Fasilitasi dalam memangkas rambut, jika perlu Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman pada pasien dan menjaga agar terhindar dari gangguan penyakit kulit. Menjaga privasi pasien selama proses menggunakan pakaian. Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri karena pasien tampak lebih rapi dan bersih. Menjaga privasi pasien selama proses eliminasi dapat meningkatkan rasa nyaman pasien selama eliminasi. Toilet higiene setelah eliminasi dapat meningkatkan rasanyaman dan mencegah infeksi genitalia. Universitas Sumatera Utara Bantu perawatan diri: Toileting ฀ Pertimbangkan respon privasi pasien ฀ Pertahankan privasi selama eliminasi ฀ Bantu toilet higiene setelah proses eliminasi ฀ Kenakan kembali pakaian setelah eliminasi ฀ Bersihkan peralatan eliminasi ฀ Anjurkan tentang rutinitas toileting ฀ Bantu pasien jika diperlukan, contohnya pasien yang terpasang cateter externalurinal. Diagnosa 2 Hambatan mobilitas fisik bd hemiparese hemiplagia, kelemahan neuromuskular pada ekstremitas. Tujuan: Pasien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya dengan kriteria hasil: ־ Pasien dapat ikut serta dalam program latihan ־ Tidak terjadi kontraktur sendi ־ Meningkatnya kekuatan otot ־ Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas Intervensi Rasional Perawatan tirah baring pada pasien ฀ Jelaskan alasan dilakukan tirah baring ฀ Tempatkan pada terapi matras yang nyaman ฀ Posisikan sesuai bentuk tubuh anatomi ฀ Hindari laken sprei kusut ฀ Jagalah tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut ฀ Sediakan tangga bantuan pijakan kaki ฀ Gunakan kasur yang empuk ฀ Pasang penyangga tempat tidur ฀ Ganti posisi setiap 2 jam sekali Memberikan rasa nyaman dengan posisi yang tepat sehingga meminimalkan resiko terjadinya kerusakan kulit. Universitas Sumatera Utara ฀ Pantau kondisi kulit ฀ Latih dalam melakukan ROM ฀ Bantu dalam kebutuhan harian ฀ Pantau BAB BAK Posisi pasien ฀ Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman ฀ Beri posisi yang nyaman menurut pasien ฀ Bila pasien sesak beri posisi semi fowler ฀ Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Membantu pasien dalam memberikan kenyamanan posisi dan memfasilitasi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen yang adekuat Diagnosa 3. Kerusakan komunikasi verbal b d efek dari kerusakan pada area bicara pada hemisper otak, kehilangan kontrol koordinasi otot. Tujuan: Pasien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasi, mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menggunakan bahasa isyarat dengan kritera hasil: ־ Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan pasien dapat terpenuhi ־ Pasien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat Universitas Sumatera Utara Diagnosa 4 . Gangguan menelan b d kerusakan neuromuskular. Tujuan: pasien dapat mendemonstrasikan metode makan dengan tepat sehingga dapat terhindar dari bahaya aspirasi dengan kriteria hasil dapat mempertahankan berat badan yang seimbang Intervensi Rasional ฀ Pertahankan privasi pasien sesuai indikasi ฀ Posisikan pasien sehingga dapat melihat apa yang diintruksikan ฀ Jelaskan rasional dari terapi menelan bicara kepada pasien dan keluarga ฀ Beri kaji kebutuhan pasien sesuai kebutuhan ฀ Hindari menggunakan sedotan ฀ Bantu pasien untuk duduk dalam posisi tegak saat makan ฀ Pandu pasien untuk mengucapkan “ahs” untuk melatih gerakan palatum ฀ Pantau tanda-tanda aspirasi ฀ Anjurkan pasien untuk membuka dan menutup mulut untuk persiapan makan Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien secara adekuat dan perawatan mulut dapat memberikan kenyaman pada pasien. Intervensi Rasional ฀ Meminta dukungan keluarga dalam memahami perkataan pasien , jika perlu ฀ Ajak pasien berbicara dengan sering ฀ Berikan kata-kata yang tepat pengingat ฀ Mendengarkan dengan penuh perhatian ฀ Gunakan kata-kata yang sederhana dan kalimat yang pendek, jika perlu ฀ Hindari berteriak pada pasien dengan gangguan komunikasi ฀ Hindari mengeluarkan suara pada akhir kalimat ฀ Duduk di depan pasien pada saat berbicara ฀ Gunakan gambar, jika perlu ฀ Gunakan gerak isyarat tangan, jika perlu ฀ Anjurkan pasien mengulangi kata-kata ฀ Berikan reinforcement positif dan pujian, jika perlu ฀ Lakukan komunikasi satu arah, jika perlu Merangsang kemampuan berbicara komunikasi pasien dengan lingkungan sekitar, memantau tahapan perkembangan bicara atau merespon rangsangan bicara. Universitas Sumatera Utara ฀ Bantu pasien memposisikan kepala fleksi untuk persiapan menelan ฀ Amati gerakan lidah pasien saat mengunyah ฀ Pantau bibir saat makan, minum, dan menelan ฀ Amati mulut terhadap adanya sisa makanan setelah makan ฀ Ajarkan keluarga bagaimana makanan dan mengamati pasien ฀ Instruksikan keluarga untuk mengatur nutrisi pasien dengan berkolaborasi dengan ahli gizi ฀ Bantu dalam memenuhi kebutuhan kalori dan cairan yang adekuat ฀ Pantau BB pasien ฀ Beri perawatan mulut sesuai kebutuhan ฀ Kolaborasi dengan terapi wicara untuk menginstruksikan keluarga pasien tentang latihan menelan ฀ Konsultasi dengan ahli terapi secara teratur untuk membantu menilai kemajuan pasien dalam makan. Diagnosa 5 . Gangguan integritas kulit bd tirah baring lama. Tujuan: pasien mampu mempertahankan keutuhan kulit dengan kriteria hasil: • Pasien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka • Mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka • Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka Intervensi Rasional ฀ Inspeksi kondisi kulit yang mengalami penekanan area yang menonjol ฀ Observasi ekstremitas terhadap warna, pembengkakan, pulsasi, edema, dan adanya luka ฀ Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, atau Mencegah terjadinya kerusakan kulit dan infeksi. Universitas Sumatera Utara kelembabannya ฀ Pantau area kulit yang kemerahan dan mengalami kerusakan ฀ Pantau sumber tekanan dan lipatan gesekan ฀ Pantau adanya infeksi khususnya area yang edema ฀ Pantau kulit dan membrane mukosa terhadap perubahan dan memar ฀ Pantau area kulit yang memar dan lecet ฀ Pantau kelembaban dan kekeringan yang berlebihan pada kulit ฀ Observasi pakaian yang ketat yang dapat menimbulkan kerusakan pada kulit ฀ Pantau suhu kulit ฀ Catat perubahan yang terjadi pada kulit dan membrane mukosa ฀ Ajarkan kepada keluarga tentang tanda- tanda kulit yang rusak jika perlu Diagnosa 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b d keterbatasan kognitif, kurang mengingat, tidak mengenal sumber- sumber informasi. Tujuan: pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar dengan kriteria hasil • Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi prognosis dan aturan terapeutik • Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan Intervensi Rasional ฀ Identifikasi faktor internal dan eksternal yang mengurangi motivasi perilaku hidup sehat ฀ Kaji riwayat sosiokultural individu, keluarga dan kelompok tentang perilaku hidup sehat Informasi perlu untuk pasien dalam membuta pilihan berdasarkan informasi dan menangani program pengobaran pendidikan Universitas Sumatera Utara ฀ Kaji pengetahuan pasien tentang kesehatan dan perilaku hidup individu, keluarga dan kelompok ฀ Anjurkan individu, keluarga dan kelompok untuk merubah nilai dan kepercayaan terhadap gaya hidup sehat ฀ Identifikasi karakteritik target dan pengaruh pembelajaran ฀ Prioritaskan hal-hal yang diperlukan pasien, sesuai dengan kemampuan perawatan sumber daya yang tersedia untuk mencapai keberhasilan tujuan ฀ Buatlah strategi yang menarik perhatian pasien pada saat pemberian pendidikan kesehatan ฀ Identifikasi sumberdaya seperti penyuluh, tempat, perlengkapan dan yang dibutuhkan dalam pemberian pendidikan kesehatan ฀ Ciptakan tekhnikstrategi untuk memotivasi pasien mengubah gaya hidup mereka ฀ Buat strategi cara untuk membantu meningkatkan harga diri pasien ฀ Kembangkan materi pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien ฀ Pemberian pendidikan kesehatan sebaiknya dengan metode yang ringkas dan padat ฀ Presentasikan secara berkelompok untuk menanggapi pasienorang lain yang mungkin memiliki pengalaman yang sama ฀ Sebaiknya didampingi pembimbing untuk memberi informasi yang maksimal ฀ Modifikasi perilakugaya hidup pasien, keluarga,kelompok intervensi, melalui perencanaan dan implementasi yang kita lakukan ฀ Bila perlu gunakan media yang menarik dalam pemberian pendidikan kesehatan kesehantan diperlukan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Sumber : McCloskey, J dan Bulechek, G. 1996. Nursing Interventions Classification NIC. Edisi 2. Mosby. Universitas Sumatera Utara B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian • Data Biografi Pasien Tn. B 37 tahun, pekerjaan Wiraswasta, agama Islam , suku Jawa, bertempat tinggal di Jalan Bunga Asoka Gg. Amal Medan, yang bertanggungjawab selama pasien dirawat adalah isteri pasien. • Keluhan Utama Pasien dibawa ke rumah sakit RSUP HAM Medan dengan keluhan kaki dan tangan kirinya terasa mengalami kelemahan, hal ini dirasakan klien secara tiba-tiba sejak 7 hari sebelum pasien masuk ke rumah sakit. • Riwayat Penyakit Sekarang Pasien masuk RS HAM pada tanggal 14 Juni 2012 dan langsung dilakukan pemeriksaan rontgen pada daerah kaki dan tangan kirinya, • Riwayat Pengobatan Terdahulu Penyakit terdahulu yang pernah dialami pasien hanya penyakit-penyakit biasa seperti batuk, flu, demam. Nyeri dan kesulitan bergerak pada kaki kiri dirasakan secara tiba-tiba, namun pasien pernah mengalami tertimpa balok beberapa tahun lalu pada saat Pasien berkerja sebagai buruh bangunan • Pemeriksaan Head to toe Hasil pengkajian diperoleh data bahwa pada status kesehatan umumkesadaran composmentis dengan keadaan umum lemah, tekanan darah 11080 mmHg, suhu tubuh 36 ◦C, pernapasan 22 xmenit, nadi 86 xi, regular.Sistem integument : turgor kulit ektremitas atas dan bawah elastis, permukaan kulit baik. Tanda-tanda perdarahan : purpura -, ptekie -, hematoma -. Hasil pengkajian kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, tanda kaku kuduk -, tidak terdapat lesi. Hasil pemeriksaan mata, bentuk simetris kanan kiri, anemis +, ikterus -,RC +, edema mata -. Pada telinga masih dalam batas normal tidak ada kelainan bentuk, tidak ada secret, serumen, benda asing pada telinga, orthonea -. telinga dapat mendengar dengan baik. Pemeriksaan Universitas Sumatera Utara hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, rhinonea -. Dari pemeriksaan mulut dan faring diperoleh tidak ada tanda lesi, sianosis -, keliosis-, gigi bersih, halitosis -, bibir pucat dan kering. Pada lehertidak terdapat trauma atau lesi. Thoraks simetris dan pergerakan dada simetris, pernapasan thorakal. Inspeksi paru: bentuk simetris, tidak ada pencembungan dan penarikan abnormal, RR : 22xi, palpasi : pergerakan simetris, auskultasi : vesikuler, suara percakapan dalam batas normal. Ronchi basah halus -, perkusi : resonan pada paru kiri dan kanan. Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur -, gallop -, HR : 86xi, capilarry refill kembali lebih dari 3 detik. Pada genitalia tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Pengkajian Saraf Kranial: pada N II optikus penglihatan pada kedua mata klien baik, dapat melihat dengan jelas. Pada N V trigeminus refleks motorik yaitu pada otot maseter teraba simetris, tidak ada kesulitan dalam mengunyah dan mengatupkan mulut. Pada N IX glosopharingeus diperoleh bahwa klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Pada N XII hipoglosus klien mampu melakukan penahanan pada dinding pipi kanan dengan lidahnya. Kekuatan otot pasien pada ekstremitas atas kanan bernilai 5 yakni otot mampu menahan tahanan maksimal yang diberikan oleh praktikan. Namun kekuatan otot pada ekstremitas bawah bernilai 4 yaitu Mampu menahan gravitasi. Ekstremitas bawah kanan juga sama yaitu kekuatan otot bernilai 5, sedangkan sebelah kiri bernilai 4.

2. Diagnosa Keperawatan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

8 132 220

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

4 50 227

Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik Medan

25 264 129

Tindakan Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Saluran Kemit Pada Pasien Yang Terpasang Kateter Di Ruang Rindu A4 RSUP H. Adam Malik Medan

5 59 60

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 1 35

A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 0 89

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 38

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 11