II-2 II-1 Pertemuan Diagnostik III-2 Pembahasan Kesimpulan

Stroke Corner Skema 7: Denah Ruangan RA4 Neurologi Pengadaan logistik di ruangan Rindu A 4 Neurologi cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan. Saat ini ruangan Rindu A 4 Neurologi sedang menjalani masa peralihan menuju standardisasi JCIA Join Commitee International Accreditation. Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun Ruang KARU Nurse Station K. II-3

K. II-2

K. II-1

Kamar PPDS R. Pertemuan R. Diagnostik Kamar COASS

K. III-2

K. III-1

Universitas Sumatera Utara alat kesehatan diatur secara terstruktur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan sampah yang terpisah di ruang Rindu A 4 Neurologi, yaitu tempat pembuangan sampah medis, tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda tajam, penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun diganti dengan menggunakan Id Bend. Gelang nama berwarna biru digunakan pada pasien pria, gelang nama berwarna pink digunakan pada pasien wanita, gelang nama berwarna kuning digunakan pada pasien yang gelisah, dan gelang nama berwarna merah digunakan pada pasien alergi. enggunaan gelang tangan sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik. Di ruangan pasien terdapat jam dinding namun ada beberapa yang tidak berfungsi. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang Rindu A 4 Neurologi terdiri dari 28 tempat tidur dan 4 tempat tidur di ruangan Stroke Corner, dan kesemuanya dalam kondisi yang baik. Namun dalam beberapa hal inventaris alat rumah tangga belum sepenuhnya baik seperti meja pasien yang tidak lengkap, kurangnya bantal pasien sehingga memberikan gangguan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan oksigen central yang belum terpenuhi secara maksimal. Universitas Sumatera Utara 1.4. MONEY Ruang Rindu A 4 Neurologi memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RSUP. HAM baik untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai Rindu A 4 Neurologi mendapatkan gaji dan uang makan perbulan berdasarkan golongan.dalam sebulan diterima diakhir bulan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan ASKES dari Depkes. Selain itu, perawat juga mendapat insentif jasa medic. Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja perawat dan diserahkan proses pembagiannya kepada kepala ruangan. Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur langsung oleh instalasi sarana dan prasarana. Para pegawai ruangan Rindu A 4 Neurologi mempunyai anggaran Serikat Tolong Menolong untuk membantu pegawai yang terkena bencana seperti anggota keluarga yang sakit, system STM hanya menanggung para anggota, suami dan anak saja. Ruangan Rindu A 4 Neurologi juga memberlakukan punishment kepada pegawai sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara No Keterangan Sanksi 1 Tidak hadir tanpa keterangan. Rp. 50.000 2 Pegawai yang salah menggunakan pakaian dinas. Rp. 10.000 3 Pegawai yang tidak ikut apel pagi Rp. 5.000 4 Pegawai yang menggunakan sandal pada saat dinas kostum. Rp. 3.000 5 Pegawai yang tidak menggunakan cup. Rp. 3.000 6 Pegawai yang datang terlambat. Rp. 5.000 7 Pegawai yang izin sakit TM Rp. 15.000 Tabel 4. Dana punishment yang diberlakukan kepada pegawai Semua dana yang terkumpul dari punishment dimasukkan kedalam kas ruangan. Apabila ada anggota yang pesta perawat ruangan akan bermusyawarah terlebih dahulu dan dari hasil musyawarah tersebutlah didapat hasil diskusi iuran perorangnya dan jika perawat yang mengalami kemalangan maka akan dikutip uang sebesar Rp. 20.000. Biaya pasien di RA4 juga diatur dalam sistem pembayaran biaya perawatan satu pintu central dengan rincian: Kelas Akomodasi Visite Total III II 1 Rp. 45.000 Rp. 160.000 Rp. 250.000 Rp. 6.000 Rp. 40.000 Rp. 50.000 Rp. 51.000 Rp. 200.000 Rp. 300.000 Universitas Sumatera Utara UTM-2 VIP UTM-1 SUPERVIP SVIP SUIT ROOM Rp. 325.000 Rp. 365.000 Rp. 400.000 Rp. 75.000 Rp. 85.000 Rp. 150.000 Rp. 400.000 Rp. 450.000 Rp. 550.000 Tabel 5 . Biaya Tarif Umum Kelas Naik Kelas AKM+Visite-Jaminan +Hari II 1 UTM-2 VIP UTM-1 VIP SVIP SUIT ROOM Rp.250.000 + Rp.50.000- Rp.250.000 Rp.325.000 + Rp.75.000- Rp.250.000 Rp.365.000 + Rp.85.000- Rp.250.000 Rp.400.000+Rp.150.000- Rp.250.000 Rp.50.000 Rp.150.000 Rp.200.000 Rp.300.000 1 UTM-2 VIP UTM-1 VIP SVIP SUIT ROOM Rp.325.000 + Rp.75.000- Rp.350.000 Rp.365.000 + Rp.85.000- Rp.350.000 Rp.400.000+Rp.150.000- Rp.350.000 Rp.50.000 Rp.100.000 Rp.200.000 Tabel 6. Biaya Askes Naik Kelas Universitas Sumatera Utara Ruangan rawat inap Rindu A 4 Neurologi terdiri dari 5 kamar 2 kamar kelas 3 dan 3 kamar kelas 2 dan Stroke Corner, untuk rawat inap stroke corner 1 hari untuk pasien umum dikenakan biaya Rp. 300.000 di tambah visite dokter Rp.75.000 dan untuk konsul Rp. 75.000. Dalam urusan biaya pasien semua diatur dalam system pembayaran dari RSUP HAM. RSUP H. Adam Malik menerima pasien ASKES gratis jika sesuai dengan golongan jika tidak sesuai atau penambahan kelas maka akan dikenakan biaya sesuai dengan tarif kenaikan kelas yang dituju, selain itu ada juga pasien JAMKESMAS yang pembayaran gratis. Semua transaksi terpadu RSUP H. Adam Malik. Universitas Sumatera Utara

2. Analisa SWOT di Ruang Ra 4 Neurologi

2.1. MAN Strength Weakness Opportunity Threatened • Adanya orientasi kepada pegawai baru selama 3 bulan, sehingga pegawai baru sudah memiliki pengalaman mengenai ruangan. • Jumlah tenaga perawat di RA4 dengan jenjang pendidikan S1 keperawatan 6 orang. • Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sudah sesuai dengan SOP. • Adanya pelatihan yang telah dilakukan kepada seluruh perawat yaitu RJP, K3RS, Infeksi Nosokomial, pelatihan service • Masih adanya perawat 7 orang yang memiliki tingkat pendidikan SPK. • Berdasarkan hasil observasi didapatkan ketidaksesuaian pembagian kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. • Berdasarkan observasi masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap seperti cap, pin adam malik dan badge nama setiap harinya. • Kurangnya jumlah tenaga perawat di ruangan Stroke Corner, dimana jumlah tenaga perawat termasuk • Adanya mahasiswa yang sedang praktek belajar di RSUP HAM Medan. • RS H. Adam Malik Merupakan Rumah Sakit Tipe A dan menjadi RS rujukan di Sumatera Utara, Aceh dan Kepulauan Riau. • Perawat diRA4 diberikan • Adanya tuntutan masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional. Universitas Sumatera Utara excellent dan penggunaan alat seperti syringe pump, infuse pump dan suction secara kontinu dan merata. • Berdasarkan wawancara tanggal 12 Juni 2012 dengan CI, menyatakan telah ada 2 orang pegawai yang mengikuti pelatihan khusus yaitu manajemen penyakit stroke. • Adanya penilaian hasil kinerja perawat yang dilakukan oleh karu setiap satu kali sebulan. • Perawat yang memiliki kinerja yang baik akan mendapatkan reward berupa penambahan jasa medik yang diusulkan oleh kepala ruangan, sedangkan perawat yang memiliki kinerja yang kurang baik akan mendapatkan sanksi berupa kepala ruangan, katim, CI dan perawat pelaksana adalah 20 oranghari Neurologi dan 6 orang hari Stroke Corner. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah tenaga kerja menurut tingkat ketergantungan adalah 20 orang di neurologi dan 7 orang di stroke corner. Jadi kekurangan 1 orang perawat di SC. kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Universitas Sumatera Utara teguran dari kepala ruangan dan pengurangan jasa medic, sehingga motivasi kerja perawat dapat meningkat. • Kepala ruangan memberikan kesempatan kepada perawat untuk menyampaikan kendala yang ada di ruangan, sehingga masalah yang terjadi dapat terpecahkan. • Adanya CI yang mengkoordinir mahasiswa yang sedang praktek belajar lapangan PBL. • Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien diperoleh 97,7 menyatakan puas dengan pelayanan di ruangan Rindu A 4 Neurologi dan 2,3 menyatakan cukup puas dengan pelayanan di ruangan Rindu A 4 Neurologi. Universitas Sumatera Utara • Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan kerja perawat diperoleh 87,9 mengatakan cukup puas dan 12,1 mengatakan tidak puas. 2.2. METODE Strength Weakness Oppurtunity Threat • Kepala ruangan melakukan fungsi pengawasan dengan memberikan penilaian kinerja kepada CI, Ka Grup, dan Tata Usaha. Penilaian kinerja untuk perawat pelaksana dilakukan oleh Ka Grup, apabila terdapat kesenjangan hasil penilaian kinerja perawat oleh Ka Grup maka penilaian akan dilakukan kembali oleh kepala ruangan. Penilaian seperti ini dilakukan oleh kepala • Format pengkajian yang digunakan belum secara khusus mengkaji fungsi sistem neurologi • Metode penugasan perawat adalah metode tim tetapi perawat belum melaksanakan tugasnya secara optimal, karena adanya tugas administrasi yang perlu dikerjakan. • Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Rindu A4 metode • Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu Rumah Sakit dari 7 Rumah Sakit UPT yang di rekomendasikan untuk JCIA. • Memiliki Visi, Misi, Falsafah, Motto RSUP HAM • Adanya tuntutan akan pelayanan keperawatan yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara ruangan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja perawat dan menjadi motivasi bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. • Kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis. Hal ini terlihat ketika ada masalah yang penyelesaiannya membutuhkan keputusan bersama, kepala ruangan mendiskusikannya terlebih dahulu dan keputusan yang diambil harus disetujui oleh seluruh perawat ruangan RA 4. • Ruangan RA 4 memberikan bantuan paripurna dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bio, psiko social, spiritual, dan cultural yang komprehensif dengan mengutamakan klienpasien melalui asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Rindu A4 Neurologi adalah metode tim, namun pada prakteknya kelompok menilai bahwa pembagian tugas katim dengan perawat pelaksana hampir sama. Medan yang berlaku di ruangan RA 4 Neurologi sehingga ruangan memiliki kesempatan untuk memberikan dan meningkatkan serta menjadi tolak ukur mutu pelayanan asuhan keperawatan. Universitas Sumatera Utara pendekatan proses keperawatan untuk pasien dengan jaminan Umum, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM. • Pelayanan yang diberikan oleh Ruangan RA 4 adalah spesialis dan sub spesialis yaitu neurologi dan stroke corner. Pelayanan keperawatan di kedua ruangan RA 4 dilaksanakan secara terpadu. • Ruangan RA 4 memiliki struktur organisasi yang jelas dan melakukan pendelegasian sesuai alur struktur. • Metode Penugasan yang digunakan di ruangan adalah metode tim yang terdiri dari 3 tim Grup SC, Grup I, Grup II, tiap grup terdiri dari 5-6 orang perawat. Universitas Sumatera Utara • Perawat pelaksana di ruangan bertanggung jawab terhadap 2-4 orang pasien. Pembagian pasien kepada perawat pelaksana dilakukan setiap melakukan operan. Pembagian pasien dilakukan oleh kepala ruangan dan uraian tugas di ruangan tersusun dengan jelas. • Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh kepala ruangan setiap bulannya dengan ketentuan Ka. Grup di dalam satu bulan masuk malam 2x, masuk hari minggu 1x, dan tinggal 1x. Clinical Instructur di dalam satu bulan masuk pada hari minggu 1x, masuk malam 2x, dan tinggal 1x sebulan. Perawat pelaksana di dalam satu bulan masuk malam 6-7x . Universitas Sumatera Utara • Sudah adanya format dokumentasi yang terintergrasi catatan integrasi yang digunakan sebagi dokumentasi semua tenaga medis. • Ruangan Rindu A4 telah difasilitasi dengan SAK pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi keperawatan, dan catatan asuhan keperawatan dan SOP 2.3. MATERIAL Strength Weakness Opportunity Threatened a. Ruang Rindu A 4 Neurologi telah memberikan fasilitas gelang tangan sebagai identitas pasien sebagai pengganti papan nama identitas pasien. b. Setiap anggota keluarga pasien l. Bel pemanggil belum dapat digunakan m. Belum tersedianya kotak saran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi ruangan yang bisa diisi oleh semua pihak guna o. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A yang • Adanya persaingan mutu pelayanan antar Rumah Sakit yang secara langsung maupun Universitas Sumatera Utara telah menggunakan tanda pengenal. c. Ruang Rindu A 4 Neurologi telah memiliki pembagian ruagan yang jelas untuk Neurologi dan Stroke Corner. d. Ruangan Rindu A 4 telah memiliki pembagian alat medis dan alat tenun yang terpisah antara Neurologi dan Stroke Corner. e. Ruangan Rindu A 4 Stroke Corner telah menggunakan peralatan monitor yang lengkap untuk pasien yang membutuhkan perawatan intensif. f. Telah terdapat petunjuk teknik cuci tangan yang benar yang diletakkan di dekat tempat desinfektan untuk cuci tangan di ruangan RA 4 meningkatkan mutu pelayanan di ruang Rindu A 4 Neurologi. n. Belum tersedia tempat sampah tersendiri untuk ruang Stroke Corner • Tidak terdapat label nama alat medis dan obat medis di lemari alat dan lemari obat. • Masih didapati urin bag yang digantung dengan menggunakan kain has memungkinkan untuk memperoleh fasilitas yang lengkap sehingga ruang memiliki kesempatan yang besar untuk melengkapi fasilitas kesehatan yang belum tersedia. p. RSUP HAM memiliki beberapa ruangan yang menerapkan standart pelayanan JCIA. tidak langsung mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Neurologi yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak baik perawat, mahasiswa, pasien maupun keluarga pasien. g. Telah tersedia tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah medis, domestik dan alat- alat tajam. h. Ruangan Rindu A 4 Neurologi sudah menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS yaitu sistem komputerisasi dalam pemasukan data. i. Ruangan Rindu A 4 telah menggunakan Pneumatic Tube untuk LBP Lembar Bukti Permintaan, sampel darah dan penerimaan hasil dari patologik klinik. j. Penempatan obat pasien telah Universitas Sumatera Utara dibuat dalam satu lemari khusus, sehingga tidak ada lagi obat pasien yang berserakan k. Telah tersedia lemari untuk menyimpan berkas dokumentasi dan mudah didapatkan • Di depan setiap ruangan telah dibuat label perawat yang menjadi penanggung jawab sehingga memudahkan pasien maupun keluarga pasien meminta bantuan 2.4. MONEY Strenght Weakness Opportunity Threatened • Ruangan Rindu A 4 Neurologi • Bantuan jaminan • Adanya pasien Universitas Sumatera Utara memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh Rumah Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. • Pergantian alat yang rusak diruangan dilaporkan oleh perawat pelaksana kepada perawat penanggung jawab alat dan perawat penanggung jawab membuat laporan kepada bagian instalasi dan atas persetujuan kepala ruangan Rindu A 4 Neurologi. • Adanya organisasi STM yang dibentuk oleh perawat untuk kebutuhan anggota. • Adanya organisasi STM yang dibentuk oleh pegawai ruangan pembayaran ASKES dan Jamkesmas. • Pembayaran jasa pelayanan Umum, ASKES dan Jamkesmas langsung dilakukan transaksi di Kasir RSUP HAM sesuai dengan rincian tindakan pada pasien dan selanjutnya disetor ke BANK BUKOPIN di RSUP HAM. • Adanya penambahan yang melarikan diri dan tidak melunasi pembiayaan selama dirawat di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara dapat membantu pegawai yang ditimpa musibah. pemasukan dari jasa medik jasa pelayanan tiap bulannya yang diberikan berdasarkan dengan penilaian kinerja yang baik untuk perawat RSUP HAM Medan. • RSUP HAM memberikan kesejahteraan pegawai berupa uang makan dan jasa pelayanan tiap bulan. Universitas Sumatera Utara • RSUP HAM memberikan tunjangan secara umum kepada pegawai berupa tunjangan suami, anak dan fungsional. • Bagi tenaga honor adanya pemberian asuransi kesehatan In Health dan jasa pelayanan yang berlaku di RS. Haji Adam Malik. • Adanya izintugas belajar dari pimpinandirektur Universitas Sumatera Utara . • Sistem pembayaran sudah bisa melalui ATM banking dan centralisasi sehingga mempermudah pembayaran di RS. HAM. • Penerimaan gaji bulanan pegawai RA 4 Neurologi dilakukan langsung kebagian keuangan RSUP HAM Bank Bukopin Universitas Sumatera Utara

3. Rumusan Masalah

3.1. Man a. Masih adanya perawat 7 orang yang memiliki tingkat pendidikan SPK b. Ketidaksesuaian pembagian kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. c. Masih adanya perawat yang tidak memakai atribut lengkap seperti cap, pin adam malik dan badge nama setiap harinya. d. Kurangnya jumlah tenaga perawat di ruangan Stroke Corner yaitu 1 orang 3.2. Metode a. Format pengkajian yang digunakan belum secara khusus mengkaji fungsi sistem neurologi b. Metode penugasan perawat adalah metode tim tetapi perawat belum melaksanakan tugasnya secara optimal, karena adanya tugas administrasi yang perlu dikerjakan. c. Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Rindu A4 Neurologi adalah metode tim, namun pada prakteknya kelompok menilai bahwa pembagian tugas katim dengan perawat pelaksana hampir sama. 3.3. Material a. Bel pemanggil belum dapat digunakan b. Belum tersedianya kotak saran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi ruangan yang bisa diisi oleh semua pihak guna meningkatkan mutu pelayanan di ruang Rindu A 4 Neurologi. c. Belum tersedia tempat sampah tersendiri untuk ruang Stroke Corner Universitas Sumatera Utara d. Tidak terdapat label nama alat medis dan obat medis di lemari alat dan lemari obat. e. Masih didapati urin bag yang digantung dengan menggunakan kain has Universitas Sumatera Utara

4. Planning of Action di Ruang RA 4 Neurologi

No Masalah Rencana Tindakan Indikator Keberhasilan Evaluasi Tanggal Pelaksanaan Penanggung Jawab 1. Metode • Sudah terdapat format pengkajian sistem checklist di Ruang Rindu A 4 Neurologi namun belum lengkap untuk mengkaji fungsi sistem neurologi. • Pemberian edukasi dan pendokumentasian edukasi kepada pasien belum optima • Menyusun dan melakukan sosialisasi format pengkajian fungsi neurologi tersebut kepada perawat ruangan RA4 Neurologi • Membantu memberikan edukasi dan mendokumentasikan hasil edukasi pada lembar yang sesuai • Adanya umpan balik dari perawat setelah dilakukan sosialisasi. • Pemberian edukasi dan pendokumentas ian edukasi optimal • Terlaksana • Terlaksana 20 Juni 2012 21 Juni 2012 • Juliana FP • Maya Indriyani • Monica S • Yulianan Universitas Sumatera Utara 2. Material • Masih didapati urine bag yang digantung dengan menggunakan kain has meskipun pihak RS sudah menyediakan gantungan khusus untuk urine bag • Memaksimalkan penggunaan gantungan khusus untuk urine bag yang telah tersedia di ruangan RA4 Neurologi • Semua urine bag sudah digantung menggunakan gantungan khusus yang telah disediakan oleh pihak RS. • Terlaksana 19 Juni 2012 • Monica • Yulianan • Julianan FP • Maya Indriyani Universitas Sumatera Utara

5. Implementasi

Berdasarkan data pengkajian dan perumusan masalah yang telah didapatkan, maka dilakukan intervensi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu : 5.1. Pada tanggal 18 Juni 2012 terlebih dahulu melakukan seminar awal untuk mensosialisasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan di Ruang RA4 Neurologi. 5.2. Pada tanggal 19 Juni sampai dengan 30 Juni 2012, telah dimaksimalkan penggunaan gantungan urine bag, selain itu Kepala Ruangan telah setuju untuk pengajuan permohonan penambahan gantungan urine bag kepada pihak instalasi. 5.3. Pada tanggal 21, 23, 26,28, dan 30 Juni telah memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien baru di Ruang RA 4 Neurologi mengenai peraturan Rumah Sakit, Hak dan Kewajiban pasien dan keluarga pasien, Pengendalian infeksi dengan melakukan cuci tangan enam langkah, dan tentang perawatan pasien stroke. 5.4. Pada tanggal 3 Juli 2012 telah dilakukan seminar akhir sebagai bentuk penjabaran hasil implementasi yang telah dilakukan di Ruangan RA 4 Neurologi

6. Evaluasi

6.1 Pada tanggal 18 Juni 2012, pukul 13.30 WIB seminar awal dilakukan dalam ruang nurse station dan para perawat mendengarkan penjelasan yang diberikan sambil membaca hand out yang telah dibagikan. Terdapat beberapa pertanyaan terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan diantaranya mengenai sosialisasi format pengkajian yang mencakup fungsi sistem neurologi secara lengkap. 6.2. Pada tanggal 19 Juni sampai dengan 30 Juni 2012, penggunaan gantungan urine bag dioptimalkan dengan cara mengganti setiap gantungan urine bag yang menggunakan kain kasa menjadi gantungan yang telah disediakan. Apabila terdapat pasien yang Universitas Sumatera Utara menggunakan kateter, pada bed pasien langsung digantungkan pula gantungan urine bag. 6.3. Pada tanggal 21, 23, 26,28, dan 30 Juni, setiap pasien sadar dan kooperatif beserta keluarga diberikan edukasipendkes mengenai peraturan Rumah Sakit, Hak dan Kewajiban pasien dan keluarga pasien, Pengendalian infeksi dengan melakukan cuci tangan enam langkah, dan tentang perawatan pasien stroke. Pasien dan keluarga pasien bersedia mendengarkan, mendemonstrasikan enam langkah teknik mencuci tangan, dan kegiatan edukasi telah didokumentasikan dalam lembar yang telah disediakan dengan mencantumkan tanda tangan pasien atau keluarga pasien sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien benar telah mendapatkan edukasi dan bersedia melakukannya. 6.4. Pada tanggal 3 Juli 2012 telah dilakukan seminar akhir sebagai bentuk penjabaran hasil implementasi yang telah dilakukan di Ruangan RA 4 Neurologi. Seminar dilakukan di dalam ruang nurse station pada pukul 12.00 WIB dan para perawat mendengarkan penjelasan yang diberikan sambil membaca handoutyang telah dibagikan.

C. Pembahasan

Pengadaan kelengkapan material yaitu Gantungan Urine Bag sebanyak 9 Urine Bag telah dibuat proposal yang berisi masukan permohonan kelengkapan Urine Bag sesuai dengan jumlah Bed pasien yang ada yaitu sebanyak 29 bed, permohonan ditujukan kepada bagian instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan, namun sebelum ditujukan pada bagian Instalasi kelompok juga telah mendiskusikannya terlebih dahulu pada Kepala Ruangan RINDU A4 Neurologi. Kepala Ruangan RINDU A4 Neurologi Universitas Sumatera Utara menyambut baik masukan yang diberikan. Selain melengkapi kekurangan Jumlah Gantungan Urine Bag, kelompok juga melakukan Pendidikan Kesehatan bagi pasien baru masuk. Pendidikan Kesehatan yang dilakukan yaitu mengenai Tata Tertib Rumah Sakit RSUP H. ADAM MALIK Medan, Manajemen Nyeri, Pencegahan Infeksi Cuci Tangan 6 langkah, serta Perawatan penyakit stroke. Pendidikan Kesehatan ini dilakukan pada tanggal 18-30 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Landasan Teori

Pada bagian ini praktikan menjelaskan secara teoritis tentang masalah yang paling banyak ditemukan di ruangan neurologi yaitu stroke yang terdiri dari defenisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang, komplikasi dan asuhan keperawatan pada pasien stroke yang praktikan susun berdasarkan NIC.

1. Defenisi

Stroke merupakan kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak Smletzer Bare, 2005 dalam Muttaqin, 2008. Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif, cepat berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan oleh peredaran darah otak non traumatikMansjoer, 2001. Stroke adalah defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena. Universitas Sumatera Utara

2. Etiologi

Penyebab terjadinya stroke antara lain: a. Trombosis Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti sekitarnya. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan trombosis otak: • Aterosklerosis Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelunturan atau elastisistas dinding pembuluh darah. Kerusakan dapat terjadi melalui mekasnisme berikut: lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah, oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis, merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus embolus dan dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan. • Hiperkoagulasi pada polisitemia Darah bertamabah kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebri. • Arteritis radang pada arteri b. Emboli Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Universitas Sumatera Utara c. Hemoragik Perdarahan intrakranial meliputi perdarahan di dalam ruang subaraknoid atau didalam jaaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. d. Hipoksia Umum Beberapa penyebab yang berhungan dengan hipoksia umum adalah hipertensi yang parah, henti jantung paru, curah jantung turun akibat aritmia. e. Hipoksia Lokal Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia local adalah spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subaraknoid, vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren. Faktor resiko stroke antara lain: a. Hipertensi merupakan faktor resiko utama. Pengendalian hipertensi adalah kunci untuk mencegah stroke. b. Penyakit kardiovaskuler- embolisme serebral berasal dari jantung c. Kolesterol tinggi Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya embolus dari lemak. d. Obesitas Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh darah otak. e. Peningkatan hemotokrit meningkatkan infark serebral f. Diabetes Mellitus DM Universitas Sumatera Utara Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yeitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan mikrovaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral. g. Kontrasepsi oral khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi h. Merokok Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis. i. Penyalahdunaan obat khususnya kokain j. Konsumsi alkohol k. Kurang aktivitas fisik Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah pembuluh darah menjadi kaku, salah satunya pembuluh darah otak.

3. Klasifikasi stroke

 Klasifikasi stroke dibedakan menurut patologi dari serangan stroke meliputi: a. Stroke Hemoragik SH Stroke yang terjadi karena perdarahan subarachnoid, mungkin disebabkan pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran pasien umumnya menurun. Perdarahan otak dibagi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Perdarahan Intraserebri PIS Pecahnya pembuluh darah mikroaneurisma terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat dapat meningkatkan kematian mendadak karena herniasi otak.perdarahan intraserebri yang disebabkan hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, thalamus, pons, dan serebellum. 2 Perdarahan Subaraknoid PSA Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakibatkan terjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehingga timbul nyeri kepala hebat. b. Stroke Non Hemoragik SNH Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menyebabkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran pasien umumnya baik.  Klasifikasi stroke dibedakan menurut perjalan penyakit atau stadiumnya: 1 TIA Gangguan neurologis local yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam. 2 Stroke Involusi Universitas Sumatera Utara Stroke yang terjadi masih terus berkembang, gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari. 3 Stroke Komplet Gangguan neurologis yang timbul sedah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplet dapat diawali oleh serangan TIA berulang.

4. Patofisiologi

Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan local atau karena gangguan umum. Aterosklerosis sering kali merupakan faktor penting untuk otak, thrombus dapat berasal dari plak aterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah, yang dapat mengakibatkan iskemia jaringan otak, edema dan kongesti di sekitar area. Perdarahan dalam otak lebih disebabkan rupture arterosklerosis dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit serebrovaskuler, karena perdarahan yang luas akan terjadi destruksi massa otak, peningkatan TIK dan Universitas Sumatera Utara lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada plak serebri atau lewat foramen magnum. Skema 2.1. Patofisiologi stroke cerebrovaskuler accident ke masalah keperawatan Sumber: Modifikasi dari: Muttaqin 2008; Firmansyah 2009. Faktor-faktor resiko Aterosklerosis, hiperkoagulasi, artesis Katup jantung rusak, miokard, infark, Aneurisma, malformasi, Trombosis serebral Penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan Pendarahan intraserebral Emboli serebral Stroke cerebrovascular accident Defisit neurologi Pembuluh darah oklusi Iskemik jaringan otak Perembesan darah ke dalam parenkim otak Kehilangan kontrol Resiko Kerusakan terjadi pada lobus frontal kapasitas memori Disfungsi bahasa Infark serebri Penurunan perfusi jaringan Hemiplegia dan Herniasi falks serebri dan ke foramen magnum Kerusakan fungsi kognitif dan efek Disartria, disfasia Kerusakan Kerusakan Koma Depresi saraf kardiovaskuler Lapangan perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, Kelemahan fisik Intake nutrisi Kegagalan kardiovaskuler Defisit perawatan Perubahan pemenuhan Kematian Universitas Sumatera Utara

5. Manifestasi Klinik

• TandaGejala awal Stroke Trombotik TIA: hemiparese, kehilangan bicara, dan parestesia satu sisi tubuh. • Tanda dan Gejala umum yang ditemukan pada perdarahan otak pada klien hipertensi:Nyeri kepala hebat dibelakang leher, vertigo pusing sinkope, parestesia sensasi abnormal, paralisis, epistaksis, perdarahan retina • Penemuan Secara Umum: nyeri kepala, muntah, kejang, perubahan mental, demamdan perubahan ECG: Gelombang T, interval P-R memendek, interval Q-R memanjang, kontraksi ventrikel premature, sinus bradikardia dan ventrikel dan supra ventrikel, takhikardi.

6. Pemeriksaan Diagnosis • Angiografi Serebral : Membantu menentukan penyebab stroke secara

spesifik seperti perdarakan, obstruksi arteri, adanya titik oklusi ruptur. • Scan CT : Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemik, dan adanya infark. • Fungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serabral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menujukan adanya hemoragi suaraknoid intrakranial. Kadar protein meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya proses imflamasi. • MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi arteriovena MAV • EEG : Mengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanya daerah lesi yang spesifik. Universitas Sumatera Utara • Sinar X tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang meluas; klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis serebral. • Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena masalah system arteri karotis, aliran darah muncul plak arteriosklerotik 7. Komplikasi Setelah mengalami stroke klien akan mengalami komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan: a. Dalam hal imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri tekan, konstipasi dan tromboflebitis b. Dalam hal paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas, dan terjatuh c. Dalam hal kerusakan otak: epilepsi dan sakit kepala d. Hidrosepalus. 8. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang muncul pada pasien stroke pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd kelemahan neuromuskular, menurunya kekuatan otot dan kesadaran, kehilangan kontrol otot koordinasi 2. Hambatan mobilitas fisik bd hemiparase hemiplagia, kelemahan neuromuskular pada ekstremitas 3. Resiko tinggi terhadap gangguan integritas kulit bd tirah baring lama 4. Kerusakan komunikasi verbal b d efek dari kerusakan pada area bicara pada hemisper otak, kehilangan kontrol koordinasi otot 5. Gangguan menelan b d kerusakan neuromuskular Universitas Sumatera Utara 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan bd keterbatasan kognitif, kurang mengingat, tidak mengenal sumber- sumber informasi.

9. Intervensi Keperawatan Diagnosa 1.

Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd kelemahan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot dan kesadaran, kehilangan kontrol otot koordinasi Tujuan: Terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri dengan kriteria hasil: • Pasien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri • Pasien mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemapuan • Pasien dapat mengidentifikasi personal masyarakat yang dapat membantu. Intervensi Rasional Membantu pasien dalam perawatan diri: Pemenuhan Nutrisi. ฀ Identifikasi status diet klien ฀ Ciptakan lingkungan yang nyaman pada saat makan jauhkan dari urinal, suction, dll. ฀ Tingkatkan penanganan nyeri yang adekuat sebelum makan ฀ Bersihkan mulut sebelum makan ฀ Letakkan makanan pada baki, sehingga menarik seperti potongan daging atau kupasan telur ฀ Mengatur letak makanan di baki ฀ Mengatur posisi yang nyaman bagi klien saat makan ฀ Lindungi makanan dengan menggunakan alas baki ฀ Sediakan makanan saat dibutuhkan ฀ Anjurkan pasien makan di ruang makan jika memungkinkan ฀ Fasilitasi klien untuk makan sendiri Lingkungan yang nyaman, oral hygiene, dapat memperbaiki selera makan. Sehingga kebutuhan nutrisi seimbang terpenuhi Universitas Sumatera Utara Bantu pasien dalam perawatan diri: Mandi ฀ Tempatkan peralatan mandi seperti: sabun, sikat gigi, alat pencukur, deodoran pada tempat yang mudah dicapai ฀ Fasilitasi pasien untuk menyikat gigi sesuai kebutuhan ฀ Pantau kebersihan kuku ฀ Bantu dalam perawatan perineal sesuai kebutuhan ฀ Cuci rambut sesuai kebutuhan ฀ Atur suhu air sesuai dengan kebutuhan pasien ฀ Lakukan pencukuran pasien jika perlu ฀ Berikan pelembab pada area kulit yang kering ฀ Pantau kondisi kulit setelah mandi ฀ Motivasi keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan harian pasien, jika perlu Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan: Berhias ฀ Bantu pasien dalam menggunakan pakaian ฀ Pertahankan privasi pasien saat menggunakan pakaian ฀ Bantu dalam mengancing bajucelana, jika perlu ฀ Tempatkan pakaian kotor pada tempatnya ฀ Bersihkan kuku, jika perlu ฀ Bantu pasien dalam berhias ฀ Bantu pasien dalam menyisir rambut ฀ Fasilitasi dalam memangkas rambut, jika perlu Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman pada pasien dan menjaga agar terhindar dari gangguan penyakit kulit. Menjaga privasi pasien selama proses menggunakan pakaian. Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri karena pasien tampak lebih rapi dan bersih. Menjaga privasi pasien selama proses eliminasi dapat meningkatkan rasa nyaman pasien selama eliminasi. Toilet higiene setelah eliminasi dapat meningkatkan rasanyaman dan mencegah infeksi genitalia. Universitas Sumatera Utara Bantu perawatan diri: Toileting ฀ Pertimbangkan respon privasi pasien ฀ Pertahankan privasi selama eliminasi ฀ Bantu toilet higiene setelah proses eliminasi ฀ Kenakan kembali pakaian setelah eliminasi ฀ Bersihkan peralatan eliminasi ฀ Anjurkan tentang rutinitas toileting ฀ Bantu pasien jika diperlukan, contohnya pasien yang terpasang cateter externalurinal. Diagnosa 2 Hambatan mobilitas fisik bd hemiparese hemiplagia, kelemahan neuromuskular pada ekstremitas. Tujuan: Pasien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya dengan kriteria hasil: ־ Pasien dapat ikut serta dalam program latihan ־ Tidak terjadi kontraktur sendi ־ Meningkatnya kekuatan otot ־ Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas Intervensi Rasional Perawatan tirah baring pada pasien ฀ Jelaskan alasan dilakukan tirah baring ฀ Tempatkan pada terapi matras yang nyaman ฀ Posisikan sesuai bentuk tubuh anatomi ฀ Hindari laken sprei kusut ฀ Jagalah tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut ฀ Sediakan tangga bantuan pijakan kaki ฀ Gunakan kasur yang empuk ฀ Pasang penyangga tempat tidur ฀ Ganti posisi setiap 2 jam sekali Memberikan rasa nyaman dengan posisi yang tepat sehingga meminimalkan resiko terjadinya kerusakan kulit. Universitas Sumatera Utara ฀ Pantau kondisi kulit ฀ Latih dalam melakukan ROM ฀ Bantu dalam kebutuhan harian ฀ Pantau BAB BAK Posisi pasien ฀ Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman ฀ Beri posisi yang nyaman menurut pasien ฀ Bila pasien sesak beri posisi semi fowler ฀ Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Membantu pasien dalam memberikan kenyamanan posisi dan memfasilitasi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen yang adekuat Diagnosa 3. Kerusakan komunikasi verbal b d efek dari kerusakan pada area bicara pada hemisper otak, kehilangan kontrol koordinasi otot. Tujuan: Pasien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasi, mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menggunakan bahasa isyarat dengan kritera hasil: ־ Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan pasien dapat terpenuhi ־ Pasien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat Universitas Sumatera Utara Diagnosa 4 . Gangguan menelan b d kerusakan neuromuskular. Tujuan: pasien dapat mendemonstrasikan metode makan dengan tepat sehingga dapat terhindar dari bahaya aspirasi dengan kriteria hasil dapat mempertahankan berat badan yang seimbang Intervensi Rasional ฀ Pertahankan privasi pasien sesuai indikasi ฀ Posisikan pasien sehingga dapat melihat apa yang diintruksikan ฀ Jelaskan rasional dari terapi menelan bicara kepada pasien dan keluarga ฀ Beri kaji kebutuhan pasien sesuai kebutuhan ฀ Hindari menggunakan sedotan ฀ Bantu pasien untuk duduk dalam posisi tegak saat makan ฀ Pandu pasien untuk mengucapkan “ahs” untuk melatih gerakan palatum ฀ Pantau tanda-tanda aspirasi ฀ Anjurkan pasien untuk membuka dan menutup mulut untuk persiapan makan Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien secara adekuat dan perawatan mulut dapat memberikan kenyaman pada pasien. Intervensi Rasional ฀ Meminta dukungan keluarga dalam memahami perkataan pasien , jika perlu ฀ Ajak pasien berbicara dengan sering ฀ Berikan kata-kata yang tepat pengingat ฀ Mendengarkan dengan penuh perhatian ฀ Gunakan kata-kata yang sederhana dan kalimat yang pendek, jika perlu ฀ Hindari berteriak pada pasien dengan gangguan komunikasi ฀ Hindari mengeluarkan suara pada akhir kalimat ฀ Duduk di depan pasien pada saat berbicara ฀ Gunakan gambar, jika perlu ฀ Gunakan gerak isyarat tangan, jika perlu ฀ Anjurkan pasien mengulangi kata-kata ฀ Berikan reinforcement positif dan pujian, jika perlu ฀ Lakukan komunikasi satu arah, jika perlu Merangsang kemampuan berbicara komunikasi pasien dengan lingkungan sekitar, memantau tahapan perkembangan bicara atau merespon rangsangan bicara. Universitas Sumatera Utara ฀ Bantu pasien memposisikan kepala fleksi untuk persiapan menelan ฀ Amati gerakan lidah pasien saat mengunyah ฀ Pantau bibir saat makan, minum, dan menelan ฀ Amati mulut terhadap adanya sisa makanan setelah makan ฀ Ajarkan keluarga bagaimana makanan dan mengamati pasien ฀ Instruksikan keluarga untuk mengatur nutrisi pasien dengan berkolaborasi dengan ahli gizi ฀ Bantu dalam memenuhi kebutuhan kalori dan cairan yang adekuat ฀ Pantau BB pasien ฀ Beri perawatan mulut sesuai kebutuhan ฀ Kolaborasi dengan terapi wicara untuk menginstruksikan keluarga pasien tentang latihan menelan ฀ Konsultasi dengan ahli terapi secara teratur untuk membantu menilai kemajuan pasien dalam makan. Diagnosa 5 . Gangguan integritas kulit bd tirah baring lama. Tujuan: pasien mampu mempertahankan keutuhan kulit dengan kriteria hasil: • Pasien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka • Mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka • Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka Intervensi Rasional ฀ Inspeksi kondisi kulit yang mengalami penekanan area yang menonjol ฀ Observasi ekstremitas terhadap warna, pembengkakan, pulsasi, edema, dan adanya luka ฀ Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, atau Mencegah terjadinya kerusakan kulit dan infeksi. Universitas Sumatera Utara kelembabannya ฀ Pantau area kulit yang kemerahan dan mengalami kerusakan ฀ Pantau sumber tekanan dan lipatan gesekan ฀ Pantau adanya infeksi khususnya area yang edema ฀ Pantau kulit dan membrane mukosa terhadap perubahan dan memar ฀ Pantau area kulit yang memar dan lecet ฀ Pantau kelembaban dan kekeringan yang berlebihan pada kulit ฀ Observasi pakaian yang ketat yang dapat menimbulkan kerusakan pada kulit ฀ Pantau suhu kulit ฀ Catat perubahan yang terjadi pada kulit dan membrane mukosa ฀ Ajarkan kepada keluarga tentang tanda- tanda kulit yang rusak jika perlu Diagnosa 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b d keterbatasan kognitif, kurang mengingat, tidak mengenal sumber- sumber informasi. Tujuan: pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar dengan kriteria hasil • Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi prognosis dan aturan terapeutik • Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan Intervensi Rasional ฀ Identifikasi faktor internal dan eksternal yang mengurangi motivasi perilaku hidup sehat ฀ Kaji riwayat sosiokultural individu, keluarga dan kelompok tentang perilaku hidup sehat Informasi perlu untuk pasien dalam membuta pilihan berdasarkan informasi dan menangani program pengobaran pendidikan Universitas Sumatera Utara ฀ Kaji pengetahuan pasien tentang kesehatan dan perilaku hidup individu, keluarga dan kelompok ฀ Anjurkan individu, keluarga dan kelompok untuk merubah nilai dan kepercayaan terhadap gaya hidup sehat ฀ Identifikasi karakteritik target dan pengaruh pembelajaran ฀ Prioritaskan hal-hal yang diperlukan pasien, sesuai dengan kemampuan perawatan sumber daya yang tersedia untuk mencapai keberhasilan tujuan ฀ Buatlah strategi yang menarik perhatian pasien pada saat pemberian pendidikan kesehatan ฀ Identifikasi sumberdaya seperti penyuluh, tempat, perlengkapan dan yang dibutuhkan dalam pemberian pendidikan kesehatan ฀ Ciptakan tekhnikstrategi untuk memotivasi pasien mengubah gaya hidup mereka ฀ Buat strategi cara untuk membantu meningkatkan harga diri pasien ฀ Kembangkan materi pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien ฀ Pemberian pendidikan kesehatan sebaiknya dengan metode yang ringkas dan padat ฀ Presentasikan secara berkelompok untuk menanggapi pasienorang lain yang mungkin memiliki pengalaman yang sama ฀ Sebaiknya didampingi pembimbing untuk memberi informasi yang maksimal ฀ Modifikasi perilakugaya hidup pasien, keluarga,kelompok intervensi, melalui perencanaan dan implementasi yang kita lakukan ฀ Bila perlu gunakan media yang menarik dalam pemberian pendidikan kesehatan kesehantan diperlukan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Sumber : McCloskey, J dan Bulechek, G. 1996. Nursing Interventions Classification NIC. Edisi 2. Mosby. Universitas Sumatera Utara B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian • Data Biografi Pasien Tn. B 37 tahun, pekerjaan Wiraswasta, agama Islam , suku Jawa, bertempat tinggal di Jalan Bunga Asoka Gg. Amal Medan, yang bertanggungjawab selama pasien dirawat adalah isteri pasien. • Keluhan Utama Pasien dibawa ke rumah sakit RSUP HAM Medan dengan keluhan kaki dan tangan kirinya terasa mengalami kelemahan, hal ini dirasakan klien secara tiba-tiba sejak 7 hari sebelum pasien masuk ke rumah sakit. • Riwayat Penyakit Sekarang Pasien masuk RS HAM pada tanggal 14 Juni 2012 dan langsung dilakukan pemeriksaan rontgen pada daerah kaki dan tangan kirinya, • Riwayat Pengobatan Terdahulu Penyakit terdahulu yang pernah dialami pasien hanya penyakit-penyakit biasa seperti batuk, flu, demam. Nyeri dan kesulitan bergerak pada kaki kiri dirasakan secara tiba-tiba, namun pasien pernah mengalami tertimpa balok beberapa tahun lalu pada saat Pasien berkerja sebagai buruh bangunan • Pemeriksaan Head to toe Hasil pengkajian diperoleh data bahwa pada status kesehatan umumkesadaran composmentis dengan keadaan umum lemah, tekanan darah 11080 mmHg, suhu tubuh 36 ◦C, pernapasan 22 xmenit, nadi 86 xi, regular.Sistem integument : turgor kulit ektremitas atas dan bawah elastis, permukaan kulit baik. Tanda-tanda perdarahan : purpura -, ptekie -, hematoma -. Hasil pengkajian kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, tanda kaku kuduk -, tidak terdapat lesi. Hasil pemeriksaan mata, bentuk simetris kanan kiri, anemis +, ikterus -,RC +, edema mata -. Pada telinga masih dalam batas normal tidak ada kelainan bentuk, tidak ada secret, serumen, benda asing pada telinga, orthonea -. telinga dapat mendengar dengan baik. Pemeriksaan Universitas Sumatera Utara hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, rhinonea -. Dari pemeriksaan mulut dan faring diperoleh tidak ada tanda lesi, sianosis -, keliosis-, gigi bersih, halitosis -, bibir pucat dan kering. Pada lehertidak terdapat trauma atau lesi. Thoraks simetris dan pergerakan dada simetris, pernapasan thorakal. Inspeksi paru: bentuk simetris, tidak ada pencembungan dan penarikan abnormal, RR : 22xi, palpasi : pergerakan simetris, auskultasi : vesikuler, suara percakapan dalam batas normal. Ronchi basah halus -, perkusi : resonan pada paru kiri dan kanan. Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur -, gallop -, HR : 86xi, capilarry refill kembali lebih dari 3 detik. Pada genitalia tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Pengkajian Saraf Kranial: pada N II optikus penglihatan pada kedua mata klien baik, dapat melihat dengan jelas. Pada N V trigeminus refleks motorik yaitu pada otot maseter teraba simetris, tidak ada kesulitan dalam mengunyah dan mengatupkan mulut. Pada N IX glosopharingeus diperoleh bahwa klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Pada N XII hipoglosus klien mampu melakukan penahanan pada dinding pipi kanan dengan lidahnya. Kekuatan otot pasien pada ekstremitas atas kanan bernilai 5 yakni otot mampu menahan tahanan maksimal yang diberikan oleh praktikan. Namun kekuatan otot pada ekstremitas bawah bernilai 4 yaitu Mampu menahan gravitasi. Ekstremitas bawah kanan juga sama yaitu kekuatan otot bernilai 5, sedangkan sebelah kiri bernilai 4.

2. Diagnosa Keperawatan

a Diagnosa 1. Gangguan Rasa Nyaman, Nyeri bd jaringan mengalami fasodilatasi pembuluh darah dd klien mengeluh nyeri pada kepala, skala nyeri 7-8 Berat, wajah klien tampak meringis kesakitan. b Diagnosa 2.Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular dd Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik : kelemahan, koordinasi, keterbatasan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot. c Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd menurunnya kekuatan otot dd klien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti Universitas Sumatera Utara ketidakmampuan mengambil makan sendiri, ketidakmampuan kekamar mandi dan mandi sendiri, ketidakmampuan memasang melepaskan pakaian, ketidakmampuan toileting BAK BAB secara mandiri. d Diagnosa 4.Kurang Pengetahuan tentang kondisi penyakit bd Kurang pemajanan Informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber- sumber informasi dd pasien Meminta Informasi, keluarga pasien sering bertanya tentang penyakit yang di derita pasien

3. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan dari hasil pengkajian data tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa diagnosa dan perencanaan sebagai berikut : Diagnosa 1. Gangguan Rasa Nyaman, Nyeri bd jaringan mengalami fasodilatasi pembuluh darah dd klien mengeluh nyeri pada kepala, skala nyeri 7-8 Berat, wajah klien tampak meringis kesakitan. Tujuan : nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :  Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi  Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri  Klien tidak gelisah, skala nyeri 1 0-3 Intervensi Rasional o Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif o Ajarkan relaksasi nafas dalam o Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut o Lakukan penatalaksanaan nyeri dengan aromaterapi o Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang o Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri o Akan melancarkan peredaran darah, sehingga kebuuhan O2 oleh jaringan akan terpenuhi sehingga akan mengurangi nyeri o Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan o Efek aromaterapi yang mengandung analgetik seperti lavender, lemon dan jasmine secara inhalasi akan membantu mengurangi nyeri Universitas Sumatera Utara nyaman o Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri o Observasi tingkat nyeri dan respon motorik klien o Kolaborasi dalam pemberian analgetik o Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga aka meningkatkan kenyamanan o Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyeri dan mengembangkan kepatuhan klien dalam rencana terapeutik o Pengkajian yang optimal akan memberi perawatan data yang objektif untuk mencegah kemungkina komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat o Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri berkurang Diagnosa 2 .Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular dd Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik : kelemahan, koordinasi, keterbatasan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot. Tujuan: Pasien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya dengan kriteria hasil:  Pasien dapat ikut serta dalam program latihan  Tidak terjadi kontraktur sendi  Meningkatnya kekuatan otot  Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas Intervensi Rasional Perawatan tirah baring pada pasien o Jelaskan alasan dilakukan tirah baring o Posisikan sesuai bentuk tubuh anatomi o Hindari laken sprei kusut o Jagalah tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Gunakan kasur yang empuk o Pasang penyangga tempat tidur o Ganti posisi setiap 2 jam sekali o Pantau kondisi kulit o Bantu dalam kebutuhan harian Memberikan rasa nyaman dengan posisi yang tepat sehingga meminimalkan resiko terjadinya kerusakan kulit. Universitas Sumatera Utara o Pantau BAB BAK Posisi pasien o Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman o Beri posisi yang nyaman menurut pasien o Bila pasien sesak beri posisi semi fowler o Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Membantu pasien dalam memberikan kenyamanan posisi dan memfasilitasi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen yang adekuat Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd menurunnya kekuatan otot dd klien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti ketidakmampuan mengambil makan sendiri, ketidakmampuan kekamar mandi dan mandi sendiri, ketidakmampuan memasang melepaskan pakaian, ketidakmampuan toileting BAK BAB secara mandiri. Tujuan: terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri dengan kriteria hasil:  Pasien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri  Pasien mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemapuan  Pasien dapat mengidentifikasi personal masyarakat yang dapat membantu. Intervensi Rasional Membantu pasien dalam perawatan diri: Lingkungan yang nyaman, oral hygiene, dapat memperbaiki selera makan. Sehingga kebutuhan nutrisi seimbang terpenuhi Universitas Sumatera Utara Pemenuhan Nutrisi. o Identifikasi status diet klien o Ciptakan lingkungan yang nyaman pada saat makan jauhkan dari urinal, suction, dll. o Tingkatkan penanganan nyeri yang adekuat sebelum makan o Bersihkan mulut sebelum makan o Letakkan makanan pada baki, sehingga menarik seperti potongan daging atau kupasan telur o Mengatur letak makanan di baki o Mengatur posisi yang nyaman bagi klien saat makan o Lindungi makanan dengan menggunakan alas baki o Sediakan makanan saat dibutuhkan o Anjurkan pasien makan di ruang makan jika memungkinkan o Fasilitasi klien untuk makan sendiri Bantu pasien dalam perawatan diri: Mandi o Tempatkan peralatan mandi seperti: sabun, sikat gigi, alat pencukur, deodoran pada tempat yang mudah dicapai o Fasilitasi pasien untuk menyikat gigi sesuai kebutuhan o Pantau kebersihan kuku o Bantu dalam perawatan perineal sesuai kebutuhan o Cuci rambut sesuai kebutuhan o Atur suhu air sesuai dengan kebutuhan pasien o Lakukan pencukuran pasien jika perlu o Berikan pelembab pada area kulit yang kering o Pantau kondisi kulit setelah mandi o Motivasi keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan harian pasien, jika perlu Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman pada pasien dan menjaga agar terhindar dari gangguan penyakit kulit. Menjaga privasi pasien selama proses Universitas Sumatera Utara Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan: Berhias o Bantu pasien dalam menggunakan pakaian o Pertahankan privasi pasien saat menggunakan pakaian o Bantu dalam mengancing bajucelana, jika perlu o Tempatkan pakaian kotor pada tempatnya o Bersihkan kuku, jika perlu o Bantu pasien dalam berhias o Bantu pasien dalam menyisir rambut o Fasilitasi dalam memangkas rambut, jika perlu Bantu perawatan diri: Toileting o Pertimbangkan respon privasi pasien o Pertahankan privasi selama eliminasi o Bantu toilet higiene setelah proses eliminasi o Kenakan kembali pakaian setelah eliminasi o Bersihkan peralatan eliminasi o Anjurkan tentang rutinitas toileting o Bantu pasien jika diperlukan, contohnya pasien yang terpasang cateter externalurinal. menggunakan pakaian. Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri karena pasien tampak lebih rapi dan bersih. Menjaga privasi pasien selama proses eliminasi dapat meningkatkan rasa nyaman pasien selama eliminasi. Toilet higiene setelah eliminasi dapat meningkatkan rasanyaman dan mencegah infeksi genitalia. Diagnosa 4. Kurang Pengetahuan tentang kondisi penyakit bd Kurang pemajanan Informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber-sumber informasi dd pasien Meminta Informasi, keluarga pasien sering bertanya tentang penyakit yang di derita pasien Kriteria Evaluasi: • Berpartisipasi dalam proses belajar • Mengungkapkan pemahaman tentang kondisiprognosis, dan peraturan terapeutik • Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan Intervensi Rasional o Identifikasi faktor internal dan eksternal yang mengurangi motivasi perilaku hidup sehat o Kaji riwayat sosiokultural individu, Informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan berdasarkan informasi Universitas Sumatera Utara keluarga dan kelompok tentang perilaku hidup sehat o Kaji pengetahuan pasien tentang kesehatan dan perilaku hidup individu, keluarga dan kelompok o Anjurkan individu, keluarga dan kelompok untuk merubah nilai dan kepercayaan terhadap gaya hidup sehat o Identifikasi karakteritik target dan pengaruh pembelajaran o Prioritaskan hal-hal yang diperlukan pasien, sesuai dengan kemampuan perawatan sumber daya yang tersedia untuk mencapai keberhasilan tujuan o Buatlah strategi yang menarik perhatian pasien pada saat pemberian pendidikan kesehatan o Identifikasi sumber daya seperti penyuluh, tempat, perlengkapan dan yang dibutuhkan dalam pemberian pendidikan kesehatan o Ciptakan tekhnikstrategi untuk memotivasi pasien mengubah gaya hidup mereka o Buat strategi cara untuk membantu meningkatkan harga diri pasien o Kembangkan materi pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien o Pemberian pendidikan kesehatan sebaiknya dengan metode yang ringkas dan padat o Presentasikan secara berkelompok untuk menanggapi pasienorang lain yang mungkin memiliki pengalaman yang sama o Sebaiknya didampingi pembimbing untuk memberi informasi yang maksimal o Modifikasi perilakugaya hidup pasien, keluarga, kelompok intervensi, melalui perencanaan dan implementasi yang kita lakukan o Bila perlu gunakan media yang menarik dalam pemberian pendidikan kesehatan dan menangani program pengobatan. Pendidikan kesehantan diperlukan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Universitas Sumatera Utara

4. lmplementasi dan Evaluasi Keperawatan

Setelah menyusun intervensi, praktikan telah melakukan implementasi dan evaluasi untuk menilai tingkat perkembangan dan tindakan perawatan yang telah direncanakan terhadap pasien kelolaan sesuai dengan berbagai masalah diagnosa yang telah ditemukan yaitu sebagai berikut : TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI 16 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri o Menanyakan klien hal yang biasa dilakukan bila nyeri muncul o Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam : teknik menurunkan ketegangan otot rangka dan dapat menurunkan intensitas nyeri dan tingkat relaksasi masase o Memberi kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman, contohnya waktu tidur belakangnya diberi bantalan o Memberi informasi tentang penyebab nyeri dan hubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat analgetik untuk mengkaji efektivitas dan setiap 1-2 jam setelah tindakan perawatan selama 1-2 hari Subjektif: - Klien mengatakan masih terasa nyeri tetapi sudah berkurang dan merasa lebih nyaman - Keluarga mengatakan klien terus mengeluh sakit Objektif: - Skala nyeri dari : 8 berat menjadi 7 berat - Klien menunjuk bagian kaki sebelah kiri yang masih sakit - Klien tampak menahan sakitwajah meringis memejamkan mata Analisa: Masalah nyeri masih terjadi Planning: - Intervensi dilanjutkan dengan : o Anjurkan untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kepala yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan Universitas Sumatera Utara yang tenang o Evaluasi keefektifan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri klien Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan mengapa pergerakannya lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi otot pada klien yang mengalami kelemahan Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : - Evaluasi pemahaman klien tentang penyakitnya Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan Subjektif: - Keluarga mengatakan senang ada yang memperhatikan Tn.B dan akan melakukan Universitas Sumatera Utara meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai BABBAK Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh perawatan pada klien Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Analisa: - Keluarga mau bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari - Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh 18 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji kembali karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri o Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kaki yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan yang tenang o Menganjurkan klien untuk mengalihkan pikiran dengan mengingat hal-hal yang menyenangkan o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian intervensi Subjektif: - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan merasa lebih nyaman bila istirahat dan mengingat hal-hal yang menyenangkan. Objektif: - Skala nyeri dari : 7 berat menjadi 6 sedang - Klien tampak lebih tenang, wajah keliatan rileks Analisa: Teknik distrksi dapat Universitas Sumatera Utara mengurangi sedikit rasa nyeri. Planning: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi dengan : - Menganjurkan kepada klien untuk mendengarkan musik atau membaca buku cerita untuk mengalihkan pikiran untuk mengurangi nyeri Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam ketika dikombinasikan dengan pemberian posisi yang nyaman Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan kembali mengapa pergerakannya masih lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya kecuali kaki kiri. Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi Universitas Sumatera Utara otot pada klien yang mengalami kelemahan dan telah lama bedrest Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : - Evaluasi pemahaman klien tentang penyakitnya Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai BABBAK Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk o Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh Subjektif: - Keluarga mengatakan terima kasih karena telah memperhatikan Tn.B Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Analisa: - Keluarga mau bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh Universitas Sumatera Utara DX. 4 ฀ Mengkaji riwayat sosiokultural individu, keluarga dan kelompok tentang perilaku hidup sehat ฀ Mengkaji pengetahuan pasien tentang kesehatan dan perilaku hidup individu, keluarga dan kelompok ฀ Membuat strategi cara untuk membantu meningkatkan harga diri pasien ฀ Memberikan informasi pada klien tentang pengobatan dan prognosa penyakit ฀ Memodifikasi perilakugaya hidup pasien, keluarga, kelompok intervensi, melalui perencanaan dan implementasi yang kita lakukan Subjektif: - Klien dan keluarga dapat memahami penjelasan klien dan mengatakan yakin kalau penyakit yang di derita Tn.B akan sembuh kemabli. Objektif: - Keluarga tampak antusias selama penyuluhan berlangung dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan ketika di evaluasi Analisa: - Pengetahuan klien dan keluarga sangat penting untuk menentukan dan pengambilan keputusan atas tindakan pengobatan klien - Planning: Evaluasi tingkat pemahaman klien dan keluarga tentang pentingnya dilakukannya tindakan-tindakan pada Tn.B 19 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji kembali karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri Subjektif: - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan merasa lebih nyaman bila istirahat dan mengingat Universitas Sumatera Utara o Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kaki yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan yang tenang o Menganjurkan klien untuk mengalihkan pikiran dengan mengingat hal-hal yang menyenangkan o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian intervensi hal-hal yang menyenangkan. Objektif: - Skala nyeri dari : 6 sedang menjadi 5 sedang - Klien tampak lebih tenang, wajah keliatan rileks Analisa: Teknik distrksi dapat mengurangi sedikit rasa nyeri. Planning: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi dengan : - Menganjurkan kepada klien untuk mendengarkan musik atau membaca buku cerita untuk mengalihkan pikiran untuk mengurangi nyeri Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam ketika dikombinasikan dengan pemberian posisi yang nyaman Universitas Sumatera Utara Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan kembali mengapa pergerakannya masih lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya kecuali kaki kiri. Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi otot pada klien yang mengalami kelemahan dan telah lama bedrest Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : - Evaluasi pemahaman klien tentang penyakitnya Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai Subjektif: - Keluarga mengatakan terima kasih karena telah memperhatikan Tn.B Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Universitas Sumatera Utara BABBAK Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk o Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh Analisa: - Keluarga mau bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh 20 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji kembali karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri o Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kaki yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan yang tenang o Menganjurkan klien untuk mengalihkan pikiran dengan mengingat hal-hal yang menyenangkan o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian intervensi Subjektif: - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan merasa lebih nyaman bila istirahat dan mengingat hal-hal yang menyenangkan. Objektif: - Skala nyeri dari : 5 sedang menjadi 4 sedang - Klien tampak lebih tenang, wajah keliatan rileks Analisa: Teknik distrksi dapat mengurangi sedikit rasa nyeri. Universitas Sumatera Utara Planning: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi dengan : - Menganjurkan kepada klien untuk mendengarkan musik atau membaca buku cerita untuk mengalihkan pikiran untuk mengurangi nyeri Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam ketika dikombinasikan dengan pemberian posisi yang nyaman Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan kembali mengapa pergerakannya masih lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya kecuali kaki kiri. Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi otot pada klien yang mengalami kelemahan dan telah lama bedrest Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : Universitas Sumatera Utara - Evaluasi pemahaman klien tentang penyakitnya Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai BABBAK Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk o Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh Subjektif: - Keluarga mengatakan terima kasih karena telah memperhatikan Tn.B Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Analisa: - Keluarga mau bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh 21 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji kembali karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri Subjektif: - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan merasa lebih nyaman bila istirahat dan mengingat Universitas Sumatera Utara o Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kaki yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan yang tenang o Menganjurkan klien untuk mengalihkan pikiran dengan mengingat hal-hal yang menyenangkan o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian intervensi hal-hal yang menyenangkan. Objektif: - Skala nyeri dari : 4 sedang menjadi 3 ringan - Klien tampak lebih tenang, wajah keliatan rileks Analisa: Teknik distrksi dapat mengurangi sedikit rasa nyeri. Planning: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi dengan : - Menganjurkan kepada klien untuk mendengarkan musik atau membaca buku cerita untuk mengalihkan pikiran untuk mengurangi nyeri Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam ketika dikombinasikan dengan pemberian posisi yang nyaman Universitas Sumatera Utara Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan kembali mengapa pergerakannya masih lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya kecuali kaki kiri. Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi otot pada klien yang mengalami kelemahan dan telah lama bedrest Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : - Evaluasi pemahaman klien tentang penyakitnya Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai Subjektif: - Keluarga mengatakan terima kasih karena telah memperhatikan Tn.B Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Universitas Sumatera Utara BABBAK Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk o Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh Analisa: - Keluarga mau bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh 22 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji kembali karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri o Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kaki yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan yang tenang o Menganjurkan klien untuk mengalihkan pikiran dengan mengingat hal-hal yang menyenangkan o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian intervensi Subjektif: - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan merasa lebih nyaman bila istirahat dan mengingat hal-hal yang menyenangkan. Objektif: - Skala nyeri 3 ringan - Klien tampak tenang, wajah keliatan rileks Analisa: Teknik distrksi dapat mengurangi sedikit rasa nyeri. Planning: Universitas Sumatera Utara Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi dengan : - Menganjurkan kepada klien untuk mendengarkan musik atau membaca buku cerita untuk mengalihkan pikiran untuk mengurangi nyeri Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam ketika dikombinasikan dengan pemberian posisi yang nyaman Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan kembali mengapa pergerakannya masih lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya kecuali kaki kiri. Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi otot pada klien yang mengalami kelemahan dan telah lama bedrest Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : - Evaluasi pemahaman klien tentang Universitas Sumatera Utara penyakitnya Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai BABBAK Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk o Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh Subjektif: - Keluarga mengatakan terima kasih karena telah memperhatikan Tn.B Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Analisa: - Keluarga mau bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh 23 Juni 2012 10.30 WIB Dx. 1 o Mengkaji kembali karakteristik nyeri klien : skala nyeri, intensitas, penyebab, waktu timbul nyeri, hal yang memperberat nyeri Subjektif: - Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang dan merasa lebih nyaman bila istirahat dan mengingat Universitas Sumatera Utara o Menganjurkan klien untuk mengatur posisi yang nyaman, mengurangi mobilisasi daerah kaki yang nyeri dan menganjurkan istirahat dalam suasana ruangan yang tenang o Menganjurkan klien untuk mengalihkan pikiran dengan mengingat hal-hal yang menyenangkan o Mengobservasi tingkat nyeri dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian intervensi hal-hal yang menyenangkan. Objektif: - Skala nyeri dari 3 ringan menjadi 2 ringan - Klien tampak lebih tenang, wajah keliatan rileks Analisa: Teknik distrksi dapat mengurangi sedikit rasa nyeri. Planning: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi dengan : - Menganjurkan kepada klien untuk mendengarkan musik atau membaca buku cerita untuk mengalihkan pikiran untuk mengurangi nyeri Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam ketika dikombinasikan dengan pemberian posisi yang nyaman Universitas Sumatera Utara Dx.2 o Memberi posisi yang nyaman pada klien o Menghindari laken sprei kusut o Menjaga tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Memantau kondisi kulit o Menjelaskan pentingnya melakukan ROM pada klien o Melatih dalam melakukan ROM aktif dan pasif pada klien o Membantu dalam kebutuhan harian o Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Subjektif : - Klien dan keluarga menanyakan kembali mengapa pergerakannya masih lemah Objektif : Klien mau mengikuti instruksi untuk melakukan pergerakan pada kaki dan tangannya kecuali kaki kiri. Analisa : Latihan ROM baik dilakukan untuk menghindari adanya kontraktur sendi dan atrofi otot pada klien yang mengalami kelemahan dan telah lama bedrest Planning : Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi : - Evaluasi pemahaman klien tentang penyakitnya - Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif tiap 2 jam Dx.3 BAK BAB o Mengkaji kemampuan kebiasaan BAB BAK. o Menjaga privasi klien untuk meningkatkan harga diri dan meningkatkan kemampuan untuk buang air kecil buang air besar. o Menganjurkan keluarga untuk tetap membantu klien membersihkan daerah vital setelah selesai BABBAK Subjektif: - Keluarga mengatakan terima kasih karena telah memperhatikan Tn.B Objektif: - Klien tampak bersih dan rapi Analisa: - Keluarga mau Universitas Sumatera Utara Personal hygiene: o Mengkaji kebiasaan mandi klien. o Mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat, shampoo, handuk o Menganjurkan keluarga untuk selalu membantu klien dalam menjaga kebersihan tubuh bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dasar Tn.B Planning: - Anjurkan klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawatan diri setiap hari - Evaluasi perawatan diri yang dilakukan klien setiap harinya secara menyeluruh DX. 4 ฀ Mengkaji riwayat sosiokultural individu, keluarga dan kelompok tentang perilaku hidup sehat ฀ Mengkaji pengetahuan pasien tentang kesehatan dan perilaku hidup individu, keluarga dan kelompok ฀ Membuat strategi cara untuk membantu meningkatkan harga diri pasien ฀ Memberikan informasi pada klien tentang pengobatan dan prognosa penyakit ฀ Memodifikasi perilakugaya hidup pasien, keluarga, kelompok intervensi, melalui perencanaan dan implementasi yang kita lakukan Subjektif: - Klien dan keluarga dapat memahami penjelasan klien dan mengatakan yakin kalau penyakit yang di derita Tn.B akan sembuh kembali. Objektif: - Keluarga tampak antusias selama penyuluhan berlangung dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan ketika di evaluasi Analisa: - Pengetahuan klien dan keluarga sangat penting untuk menentukan dan pengambilan keputusan atas tindakan pengobatan klien - Planning: Evaluasi tingkat pemahaman klien dan keluarga tentang Universitas Sumatera Utara

5. Ringkasan Keperawatan Klien Pulang

Tn. B 37 tahun masuk ke RSUP H Adam Malik pada tanggal 14 Juni 2012 dengan keluhan sakit kepala hebat sejak 1 minggu terakhir. Nyeri berhubungan dengan kecelakaan 5 tahun yang lalu akibat tertimpa balok saat Tn. B berkerja sebagai buruh bangunan. frekuensi BAB dan BAK lancar. Setelah dilakukan pemeriksaan diagnostik maka ditegakkan diagnosa Hemiparase Sinistra ecausal Stroke Haemoragik. Tn. B menjalani perawatan mulai tanggal 14-24 Juni 2012. pentingnya dilakukannya tindakan-tindakan pada Tn.B Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini praktikan akan menyimpulkan hasil yang diperoleh praktikan selama melakukan kegiatan PBLK di ruangan RA4 dan memberikan saran baik kepada pihak institusi dan lahan praktek.

A. Kesimpulan

1. Pengelolaan Manajemen Asuhan Keperawatan: a. Manajemen Asuhan Keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara berkelompok pada seluruh klien Berdasarkan hasil kegiatan PBLK didapatkan bahwa salah satu kasus terbanyak di ruangan RINDU A4 Neurologi RSUP. H. A. Malik Medan adalah pasien dengan diagnosa stroke dengan keadaan umum kelemahan pada tubuh pasien sehingga mengalami masalah imobilisasi dan kerusakan pada komunikasi verbal. Penatalaksanaan untuk mengatasi masalah imobilisasi yang dilakukan praktikan selama kegiatan PBLK meliputi berbagai cara seperti ROM Pasifaktif, perubahan posisi pasien, serta pendidikan kesehatan mengenai manajemen nyeri. b. Pengelolaan manajemen Asuhan Keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara individu pada klien kelolaan latihan ROM pasif untuk mencegah kontraktur, perubahan posisi 2 jam sekali untuk mencegah terjadinya luka dekubitus karena imobilisasi, melakukan latihan gerakan bibir dan lidah. Selain itu selama kegiatan PBLK juga dilakukan manajemen pengelolaan pelayanan kasus dengan tindakan mandiri juga kolaborasi dengan dokter, dan ahli fisioterapi untuk meningkatkan optimalisasi pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Selain itu dilakukan pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga mengenai latihan ROM pasif dan manajemen nyeri bagi pasien sehingga dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga dan meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengatasi masalah imobilisasi selain dengan pengobatan seperti latihan ROM pasif, Universitas Sumatera Utara perubahan posisi 2 jam sekali. Dan hasil yang diperoleh praktikan selama merawat pasien kelolaan bahwa terjadi peningkatan dalam mobilisasi serta rasa nyeri yang mulai berkurang. 2. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan yang telah dilakukan mahasiswa secara individu maupun kelompok bersama-sama dengan perawat ruanganpetugas kesehatan di lahan praktik Selama mahasiswa dinas di RA4 Neurologi RSUP HAM Medan, manajemen keperawatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa secara berkelompok yaitu Pengadaan kelengkapan material yaitu Gantungan Urine Bag sebanyak 9 Urine Bag telah dibuat proposal yang berisi masukan permohonan kelengkapan Urine Bag sesuai dengan jumlah Bed pasien yang ada yaitu sebanyak 29 bed, permohonan ditujukan kepada bagian instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan, namun sebelum ditujukan pada bagian Instalasi kelompok juga telah mendiskusikannya terlebih dahulu pada Kepala Ruangan RINDU A4 Neurologi. Kepala Ruangan RINDU A4 Neurologi menyambut baik masukan yang diberikan. Selain melengkapi kekurangan Jumlah Gantungan Urine Bag, kelompok juga melakukan Pendidikan Kesehatan bagi pasien baru masuk. Pendidikan Kesehatan yang dilakukan yaitu mengenai Tata Tertib Rumah Sakit RSUP H. ADAM MALIK Medan, Manajemen Nyeri, Pencegahan Infeksi Cuci Tangan 6 langkah, serta Perawatan penyakit stroke. Pendidikan Kesehatan ini dilakukan pada tanggal 18-30 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara

B. Saran

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

8 132 220

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

4 50 227

Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik Medan

25 264 129

Tindakan Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Saluran Kemit Pada Pasien Yang Terpasang Kateter Di Ruang Rindu A4 RSUP H. Adam Malik Medan

5 59 60

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 1 35

A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 0 89

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 38

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 11