Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, rhinonea -. Dari pemeriksaan mulut dan faring diperoleh tidak ada tanda lesi, sianosis -, keliosis-, gigi bersih, halitosis -, bibir pucat dan kering. Pada lehertidak terdapat trauma atau lesi. Thoraks simetris dan pergerakan dada simetris, pernapasan thorakal. Inspeksi paru: bentuk simetris, tidak ada pencembungan dan penarikan abnormal, RR : 22xi, palpasi : pergerakan simetris, auskultasi : vesikuler, suara percakapan dalam batas normal. Ronchi basah halus -, perkusi : resonan pada paru kiri dan kanan. Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur -, gallop -, HR : 86xi, capilarry refill kembali lebih dari 3 detik. Pada genitalia tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Pengkajian Saraf Kranial: pada N II optikus penglihatan pada kedua mata klien baik, dapat melihat dengan jelas. Pada N V trigeminus refleks motorik yaitu pada otot maseter teraba simetris, tidak ada kesulitan dalam mengunyah dan mengatupkan mulut. Pada N IX glosopharingeus diperoleh bahwa klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Pada N XII hipoglosus klien mampu melakukan penahanan pada dinding pipi kanan dengan lidahnya. Kekuatan otot pasien pada ekstremitas atas kanan bernilai 5 yakni otot mampu menahan tahanan maksimal yang diberikan oleh praktikan. Namun kekuatan otot pada ekstremitas bawah bernilai 4 yaitu Mampu menahan gravitasi. Ekstremitas bawah kanan juga sama yaitu kekuatan otot bernilai 5, sedangkan sebelah kiri bernilai 4.

2. Diagnosa Keperawatan

a Diagnosa 1. Gangguan Rasa Nyaman, Nyeri bd jaringan mengalami fasodilatasi pembuluh darah dd klien mengeluh nyeri pada kepala, skala nyeri 7-8 Berat, wajah klien tampak meringis kesakitan. b Diagnosa 2.Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular dd Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik : kelemahan, koordinasi, keterbatasan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot. c Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd menurunnya kekuatan otot dd klien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti Universitas Sumatera Utara ketidakmampuan mengambil makan sendiri, ketidakmampuan kekamar mandi dan mandi sendiri, ketidakmampuan memasang melepaskan pakaian, ketidakmampuan toileting BAK BAB secara mandiri. d Diagnosa 4.Kurang Pengetahuan tentang kondisi penyakit bd Kurang pemajanan Informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber- sumber informasi dd pasien Meminta Informasi, keluarga pasien sering bertanya tentang penyakit yang di derita pasien

3. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan dari hasil pengkajian data tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa diagnosa dan perencanaan sebagai berikut : Diagnosa 1. Gangguan Rasa Nyaman, Nyeri bd jaringan mengalami fasodilatasi pembuluh darah dd klien mengeluh nyeri pada kepala, skala nyeri 7-8 Berat, wajah klien tampak meringis kesakitan. Tujuan : nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :  Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi  Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri  Klien tidak gelisah, skala nyeri 1 0-3 Intervensi Rasional o Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif o Ajarkan relaksasi nafas dalam o Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut o Lakukan penatalaksanaan nyeri dengan aromaterapi o Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang o Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri o Akan melancarkan peredaran darah, sehingga kebuuhan O2 oleh jaringan akan terpenuhi sehingga akan mengurangi nyeri o Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan o Efek aromaterapi yang mengandung analgetik seperti lavender, lemon dan jasmine secara inhalasi akan membantu mengurangi nyeri Universitas Sumatera Utara nyaman o Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri o Observasi tingkat nyeri dan respon motorik klien o Kolaborasi dalam pemberian analgetik o Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga aka meningkatkan kenyamanan o Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyeri dan mengembangkan kepatuhan klien dalam rencana terapeutik o Pengkajian yang optimal akan memberi perawatan data yang objektif untuk mencegah kemungkina komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat o Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri berkurang Diagnosa 2 .Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular dd Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik : kelemahan, koordinasi, keterbatasan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot. Tujuan: Pasien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya dengan kriteria hasil:  Pasien dapat ikut serta dalam program latihan  Tidak terjadi kontraktur sendi  Meningkatnya kekuatan otot  Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas Intervensi Rasional Perawatan tirah baring pada pasien o Jelaskan alasan dilakukan tirah baring o Posisikan sesuai bentuk tubuh anatomi o Hindari laken sprei kusut o Jagalah tempat tidur bersih, kering dan bebas kusut o Gunakan kasur yang empuk o Pasang penyangga tempat tidur o Ganti posisi setiap 2 jam sekali o Pantau kondisi kulit o Bantu dalam kebutuhan harian Memberikan rasa nyaman dengan posisi yang tepat sehingga meminimalkan resiko terjadinya kerusakan kulit. Universitas Sumatera Utara o Pantau BAB BAK Posisi pasien o Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman o Beri posisi yang nyaman menurut pasien o Bila pasien sesak beri posisi semi fowler o Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan Membantu pasien dalam memberikan kenyamanan posisi dan memfasilitasi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen yang adekuat Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri makan minum, BAK BAB, personal hygiene, mobilisasi, berhias bd menurunnya kekuatan otot dd klien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti ketidakmampuan mengambil makan sendiri, ketidakmampuan kekamar mandi dan mandi sendiri, ketidakmampuan memasang melepaskan pakaian, ketidakmampuan toileting BAK BAB secara mandiri. Tujuan: terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri dengan kriteria hasil:  Pasien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri  Pasien mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemapuan  Pasien dapat mengidentifikasi personal masyarakat yang dapat membantu. Intervensi Rasional Membantu pasien dalam perawatan diri: Lingkungan yang nyaman, oral hygiene, dapat memperbaiki selera makan. Sehingga kebutuhan nutrisi seimbang terpenuhi Universitas Sumatera Utara Pemenuhan Nutrisi. o Identifikasi status diet klien o Ciptakan lingkungan yang nyaman pada saat makan jauhkan dari urinal, suction, dll. o Tingkatkan penanganan nyeri yang adekuat sebelum makan o Bersihkan mulut sebelum makan o Letakkan makanan pada baki, sehingga menarik seperti potongan daging atau kupasan telur o Mengatur letak makanan di baki o Mengatur posisi yang nyaman bagi klien saat makan o Lindungi makanan dengan menggunakan alas baki o Sediakan makanan saat dibutuhkan o Anjurkan pasien makan di ruang makan jika memungkinkan o Fasilitasi klien untuk makan sendiri Bantu pasien dalam perawatan diri: Mandi o Tempatkan peralatan mandi seperti: sabun, sikat gigi, alat pencukur, deodoran pada tempat yang mudah dicapai o Fasilitasi pasien untuk menyikat gigi sesuai kebutuhan o Pantau kebersihan kuku o Bantu dalam perawatan perineal sesuai kebutuhan o Cuci rambut sesuai kebutuhan o Atur suhu air sesuai dengan kebutuhan pasien o Lakukan pencukuran pasien jika perlu o Berikan pelembab pada area kulit yang kering o Pantau kondisi kulit setelah mandi o Motivasi keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan harian pasien, jika perlu Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman pada pasien dan menjaga agar terhindar dari gangguan penyakit kulit. Menjaga privasi pasien selama proses Universitas Sumatera Utara Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan: Berhias o Bantu pasien dalam menggunakan pakaian o Pertahankan privasi pasien saat menggunakan pakaian o Bantu dalam mengancing bajucelana, jika perlu o Tempatkan pakaian kotor pada tempatnya o Bersihkan kuku, jika perlu o Bantu pasien dalam berhias o Bantu pasien dalam menyisir rambut o Fasilitasi dalam memangkas rambut, jika perlu Bantu perawatan diri: Toileting o Pertimbangkan respon privasi pasien o Pertahankan privasi selama eliminasi o Bantu toilet higiene setelah proses eliminasi o Kenakan kembali pakaian setelah eliminasi o Bersihkan peralatan eliminasi o Anjurkan tentang rutinitas toileting o Bantu pasien jika diperlukan, contohnya pasien yang terpasang cateter externalurinal. menggunakan pakaian. Membantu dalam kebersihan diri dapat meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri karena pasien tampak lebih rapi dan bersih. Menjaga privasi pasien selama proses eliminasi dapat meningkatkan rasa nyaman pasien selama eliminasi. Toilet higiene setelah eliminasi dapat meningkatkan rasanyaman dan mencegah infeksi genitalia. Diagnosa 4. Kurang Pengetahuan tentang kondisi penyakit bd Kurang pemajanan Informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber-sumber informasi dd pasien Meminta Informasi, keluarga pasien sering bertanya tentang penyakit yang di derita pasien Kriteria Evaluasi: • Berpartisipasi dalam proses belajar • Mengungkapkan pemahaman tentang kondisiprognosis, dan peraturan terapeutik • Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan Intervensi Rasional o Identifikasi faktor internal dan eksternal yang mengurangi motivasi perilaku hidup sehat o Kaji riwayat sosiokultural individu, Informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan berdasarkan informasi Universitas Sumatera Utara keluarga dan kelompok tentang perilaku hidup sehat o Kaji pengetahuan pasien tentang kesehatan dan perilaku hidup individu, keluarga dan kelompok o Anjurkan individu, keluarga dan kelompok untuk merubah nilai dan kepercayaan terhadap gaya hidup sehat o Identifikasi karakteritik target dan pengaruh pembelajaran o Prioritaskan hal-hal yang diperlukan pasien, sesuai dengan kemampuan perawatan sumber daya yang tersedia untuk mencapai keberhasilan tujuan o Buatlah strategi yang menarik perhatian pasien pada saat pemberian pendidikan kesehatan o Identifikasi sumber daya seperti penyuluh, tempat, perlengkapan dan yang dibutuhkan dalam pemberian pendidikan kesehatan o Ciptakan tekhnikstrategi untuk memotivasi pasien mengubah gaya hidup mereka o Buat strategi cara untuk membantu meningkatkan harga diri pasien o Kembangkan materi pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien o Pemberian pendidikan kesehatan sebaiknya dengan metode yang ringkas dan padat o Presentasikan secara berkelompok untuk menanggapi pasienorang lain yang mungkin memiliki pengalaman yang sama o Sebaiknya didampingi pembimbing untuk memberi informasi yang maksimal o Modifikasi perilakugaya hidup pasien, keluarga, kelompok intervensi, melalui perencanaan dan implementasi yang kita lakukan o Bila perlu gunakan media yang menarik dalam pemberian pendidikan kesehatan dan menangani program pengobatan. Pendidikan kesehantan diperlukan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Universitas Sumatera Utara

4. lmplementasi dan Evaluasi Keperawatan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

8 132 220

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

4 50 227

Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik Medan

25 264 129

Tindakan Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Saluran Kemit Pada Pasien Yang Terpasang Kateter Di Ruang Rindu A4 RSUP H. Adam Malik Medan

5 59 60

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 1 35

A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 0 89

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 38

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 11