3.1.1.3 Anti-Fasisme
Fasisme adalah sebuah ideologi dengan paham politik yang mengagungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia yaitu fascio
yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Simbol kekuasaan pejabat pemerintahan dilambangkan dengan ikatan tangkai-tangkai kayu yang ditengahnya ada kapak.
Ideologi ini muncul di negara Italia pada abad ke-20 dimana Italia pada masa itu dipimpin oleh Benito Mussolini. Fasisme menekankan nasionalisme yang sangat fanatik,
rasisme yang sangat kuat dan juga pemerintahan yang otoriter militer dimana hal ini diperlukan untuk kemajuan negara Italia. Ideologi ini dapat dihubungkan dengan ideologi
Nazisme yang lahir di Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Sama halnya seperti ideologi Nazisme di Jerman, ideologi Fasisme ini juga
ditentang oleh banyak kalangan karena ideologinya yang rasis.
3.1.1.4 Anarkisme
Anarkisme berasal dari kata dasar “anarki” dengan imbuhan –isme. Kata anarki merupakan kata serapan dari “anarchy” bahasa Inggris yang berakar dari bahasa
Yunani, yaitu anarchosanarchein yang artinya “tanpa pemerintahan” atau pengelolaan dan koordinasi tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai,
mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan lain sebagainya. Bentuk kata “anarkis” berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki, sedangkan akhiran
–isme sendiri berarti pahamajaranideologi.
105
105
http:id.wikipedia.orgwikiAnarkisme
Universitas Sumatera Utara
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis baik dalam politik, ekonomi maupun sosial. Para anarkis berusaha
mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan
kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya.
Dalam sejarahnya, para anarkis dalam berbagai gerakannya kerap sekali menggunakan kekerasan sebagai metode yang cukup ampuh dalam memperjuangkan ide-
idenya, seperti para anarkis yang terlibat dalam kelompok Nihilis di Rusia pada era Tzar, kelompok N17 di Yunani. Penggunaan kekerasan dalam Anarkisme sangat berkaitan erat
dengan metode propaganda by the deed, yaitu metode gerakan dengan menggunakan aksi langsung perbuatan nyata sebagai jalan yang ditempuh, yang berarti juga melegalkan
pengrusakan, kekerasan maupun penyerangan selama hal ini ditujukan untuk menyerang Kapitalisme ataupun negara. Namun demikian, tidak sedikit juga para anarkis yang tidak
sepakat untuk menjadikan kekerasan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh. Pemikir anarkis Alexander Berkman dalam bukunya “What is Communist Anarchist” 1936
mengatakan bahwa: “Anarkisme bukan bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan
pembunuhan. Bukan pula sebuah perang diantara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali ke kehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari
manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi
majikan anda, merampok anda ataupun memaksa anda. Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki kesempatan untuk
memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup di dalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni
seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan.”
Universitas Sumatera Utara
Dalam berbagai selisih paham antar anarkis dalam mendefenisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, kekerasan tetap bukanlah merupakan suatu ide ekslusif
milik Anarkisme, sehingga Anarkisme tidak bisa dikonotasikan sebagai kekerasan, seperti makna tentang Anarkisme yang banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang
mengartikan Anarkisme sebagai sebuah aksi kekerasan. Karena bagaimanapun kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja
dan dari kalangan apapun. Penganut-penganut Anarkisme mengakui hak milik kolektif atas tanah-tanah dan
alat-alat produksi dan ingin membatasi kekayaan pribadi kepada hasil kerja seseorang. Bakunin juga merupakan seorang yang Anti-Komunis yang pada masa itu mempunyai
karakter yang sangat otoriter. Pada salah satu pidatonya dalam kongres “Perhimpunan Perdamaian dan Kebebasan” di Bern 1868, Bakunin berkata:
“Saya bukanlah seorang komunis karena Komunisme mempersatukan masyarakat dalam negara dan terserap di dalamnya; karena Komunisme akan mengakibatkan
konsentrasi kekayaan dalam negara, sedangkan saya ingin memusnahkan negara. Pemusnahan semua prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam kemunafikannya
ingin membuat manusia bermoral dan berbudaya, tetapi yang sampai sekarang pada kenyataannya selalu memperbudak, mengeksploitasi dan menghancurkan
mereka.”
106
• Lambang A dalam lingkaran
Anarkisme memiliki dua buah simbol atau lambang utama dalam setiap pergerakan yang dilakukan oleh anarkis, yaitu:
Simbol A dalam lingkaran merupakan lambang daripada anarkisme. Huruf A diambil dari huruf awal “anarki” atau “anarkisme” yang digabung dengan huruf O yang
berarti order, sehingga bila digabungkan menjadi “Anarchy is Order”. Adapun arti
106
Mikhail Bakunin. The Political Philosophy of Bakunin, hal 269.
Universitas Sumatera Utara
daripada lingkaran atau huruf O tersebut adalah melambangkan persatuan. Disatukannya huruf A dan lingkaran tersebut adalah melambangkan kekuatan daripada anarkisme itu
sendiri. Banyak kelompok-kelompok anarkis yang walaupun mereka terpisah secara geografis dan berbeda pandangan pada anarkisme akan tetapi tetap akan saling
membantu dengan solidaritas yang tinggi.
Gambar 59. Lambang Anarkisme tradisional
Gambar 60. Lambang Anarchy pada komunitas Punk
Simbol A dalam lingkaran ini juga telah lama digunakan oleh gerakan punk yang merupakan bagian dari gerakan komunitas anarcho punk pada akhir tahun 1970-an. Akan
tetapi, pada perkembangan selanjutnya pemakaian lambang anarki A dalam lingkaran ini sudah lebih meluas, bahkan oleh kelompok punk non-anarkis.
• Bendera Hitam
Universitas Sumatera Utara
Gambar 61. Simbol Tradisional dari pergerakan Anarkis
Warna hitam sering dihubungkan dengan pergerakan anarkis semenjak tahun 1880-an. Banyak kelompok-kelompok anarkis yang menggunakan kata “hitam” pada
setiap pergerakannya. Juga ada beberapa periodik dari pergerakan anarkis yang menggunakan istilah bendera hitam. Keseragaman warna hitam dari bendera tersebut
ialah sebagai bentuk pergerakan anarkis untuk menerobos semua batasan yang ada juga sebagai simbol pantang menyerah. Pandangan lainnya adalah sebagai wujud
penghormatan kepada para pejuang anarkis yang kurang mujur dalam pergerakannya.
3.1.1.5 Anti-Imperialisme