Selain kaset atau CD, ada juga majalah skate board yaitu “Trasher” yang di dalamnya memuat iklan-iklan kaset dan kaos-kaos band punk America seperti Black Flag, Minor
Threat, Descendant, dan Dead Kennedys. Komunitas-komunitas punk baru bermunculan di Jakarta setelah menghilangnya
dominasi dari Young Offender. Bermunculanlah kelompok tongkrongan punk mulai dari Subnormal, Sid Gank di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, Neo Epileptions dan Meruya
Barmy Army di daerah Jakarta Selatan, Swlindle Revolution di daerah Ciputat, Miracle di Ciledug, PLN di daerah Blok M. kelompok-kelompok ini melahirkan begitu banyak
band-band baru seperti Army Style, RGB, 142 Chaos, Pinocio, Kremlin, Sunquist, Error Crew, Out of Control, Spatistik, Sexy Pigs, Khaos Khaki dan masih banyak lagi.
Hadirnya begitu banyak komunitas-komunitas punk yang baru merupakan era lahirnya gank-gank di tengah-tengah komunitas punk. Individu-individu yang berasal dari
daerah yang sama memiliki rute perjalanan pergi dan pulang menuju ke tempat acara yang sama sehingga hal ini mendorong individu-individu tersebut untuk saling kenal dan
mempersatukan mereka. Namun, salah satu dampak negative dari terbentuknya gank- gank ini adalah sering terjadinya perkelahian. Perkelahian ini terjadi di setiap acara musik
punk akibat adanya masalah-masalah interaksi dan kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik.
2.3.3.3 Scene Punk Kota Yogyakarta
Untuk kota Yogyakarta, komunitas punk yang terbentuk bernama Jogja Corpsegrinder
58
58
. Komunitas ini juga pernah menerbitkan fanzine bernama Human Waste,
http:www.jakartabeat.netmusik151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html
Universitas Sumatera Utara
juga majalah yang bernama majalah Megaton dan menggelar acara underground legendaris dengan nama acara Jogja Brebeg dan hingga saat ini acara tersebut sudah
terselenggara sebanyak sepuluh kali. Band-band punk banyak lahir dari komunitas ini, sebut saja Sabotage, Something Wrong, Noise for Violence, Black Boots, DOM 65,
Teknoshit hingga masa sekarang ini Endank Soekamti. Kota ini juga menjadi sangat terkenal dan diakui baik oleh komunitas punk maupun komunitas underground lainnya
karena menggelar acara Parkinsound dimana ternyata acara ini tidak hanya menampilkan kaum punk dan underground saja, akan tetapi juga menampilkan musisi-musisi dari aliran
musik lainnya. Bahkan media massa mengangkat acara ini karena merupakan festival musik eletronik yang pertama sekali di Indonesia. Hingga hari ini, Parkinsound sudah
diselenggarakan sebanyak tiga kali.
Gambar 47. Perform band Something Wrong
Universitas Sumatera Utara
Gambar 48. Logo band DOM 65 Gambar 49. Perform band DOM 65
Gambar 50. Perform band Teknoshit
Gambar 51. Perform Endank Soekamti Gambar 52. Personil Endank Soekamti
2.3.3.4 Scene Punk Kota Surabaya
Kota Surabaya juga merupakan salah satu kota sebagai barometer perkembangan punk dan underground setelah Bandung, Jakarta dan Yogyakarta yang bermula dengan
semakin berkembangnya band-band independen baik beraliran punk maupun underground sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya komunitas di kota ini
Universitas Sumatera Utara
berawal dari adanya event bernama Surabaya Expo semacam Jakarta Fair di DKI Jakarta dimana band-band punk dan underground manggung di sebuah acara musik pada
event tersebut. Setelah event tersebut selesai, masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Independen
dengan base camp di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty sebuah band death metal yang semua personilnya adalah cewe. Pada masa awal,
komunitas ini membatasi anggotanya hanya sekitar 7-10 band saja dan orang awam belum bisa bergabung dalam komunitas ini.
Pada akhir bulan Desember 1997 maka Komunitas Independen dibubarkan dimana hal ini dilakukan demi memperluas jaringan agar tidak semakin tersekat-sekat
atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya. Sebagai gantinya, maka dibentuklah Surabaya Underground Society S. U. S
59
59
tepat pada malam tahun baru 1998 di kampus Universitas 45 bertepatan dengan terselenggaranya event AMUK I. Hanya bertahan
kurang lebih beberapa bulan saja, Komunitas Surabaya Underground Society juga pada akhirnya dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band beraliran black metal kemudian
memisahkan diri untuk kemudian membentuk suatu wadah baru bagi komunitas black metal itu sendiri yang diberi nama dengan Komunitas Army Of Darkness yang memiliki
basis lokasi di daerah Karang Rejo. Selanjutanya di bulan September 1998 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian menjadi event paling sukses di Surabaya
pada masa itu dimana 25 band underground tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800-1000 orang.
http:www.jakartabeat.netmusik151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html
Universitas Sumatera Utara
Tepat pada tanggal 1 Juni 1998 terbentuklah komunitas punk bernama INFERNO 178
60
60
yang base campnya terletak di daerah Dharma Husada Jl. Prof. DR. Moestopo. Di tempat ini terdapat beberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine,
warnet dan event organizer untuk acara-acara underground dan punk di Surabaya. Adapun event-event yang pernah digelar oleh komunitas INFERNO 178 ini antara lain
adalah, Stop The Madness, Tegangan Tinggi I dan II, dan Bluekhutueq Live. Band-band yang bernaung dan dibesarkan oleh komunitas ini antara lain, Slowdeath, The Sinners,
Severe Carnage, System Sucks, Freecell, dan lain sebagainya. Fanzine yang pertama sekali lahir dari komunitas ini bernama fanzine Post
Mangled yang bertepatan dengan diadakannya event Tegangan Tinggi I di kampus UNAIR dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini kurang sukses
karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal oleh komunitas Army Of Darkness. Pada akhirnya, lahirlah Garis Keras Newsletter yang terbit pertama
sekali pada bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotocopyan yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground baik metal
maupun punk. Divisi indie label dari komunitas INFERNO 178 mengeluarkan 10 rilisan album tetapi masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka.
Baru memasuki tahun 2000, akhirnya label INFERNO 178 resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya yaitu The Sinners dengan album “Ajang Kebencian”.
http:www.jakartabeat.netmusik151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.5 Scene Punk Kota Malang