Lahirnya Komunitas Street Punk di Indonesia

muncul. Mereka selalu merasa bahwa hal baru sama dengan ancaman baru. Pada saat itu parameter berekspresi adalah sesuatu yang dapat menembus batasan yang sudah ditetapkan oleh pihak industri musik. Paradigma bahwa musik yang bagus adalah musik yang berorientasi pada kebutuhan pasar yang dapat masuk rating televisi dan menguasai jajaran top-ten radio. Belum terbentuk mental dalam penerimaan yang baik terhadap hal- hal yang baru yang dapat menambah keberagaman terutama di bidang musik. Hal ini secara tidak langsung menjadi cikal bakal lahirnya komunitas-komunitas.

2.3.2 Lahirnya Komunitas Street Punk di Indonesia

Pada awal tahun 1990-an, musik underground mengalami perkembangan yang sangat pesat di Indonesia. Pada masa inilah, punk lahir dan tumbuh di Indonesia. Anak- anak muda Bandung masa itu mengartikulasi budaya impor tersebut dengan berdandan ala punk. Mereka turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan diri mereka kepada masyarakat umum pada masa itu. Hampir sama seperti di Inggris dan Amerika, di Indonesia sendiri semua gerakan-gerakan punk berawal dari jalanan. Anak-anak muda Bandung tersebut menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang anti kemapanan. Tahun 1996, punk mengalami perkembangan yang pesat. Etos kerja D. I. Y. Do It Yourself mulai banyak direalisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yang konkrit. Dari mulai membuat perusahaan rekaman sendiri berbasiskan indie label lengkap dengan distribusi dan promosinya, pembuatan merchandise dari band-band punk yang ada, pembuatan media informasi komunitas berupa fanzine fotocopyan, hingga kepada pengadaan event yang mengandalkan semangat etos kerja D. I. Y. tersebut. Jenis karya musik yang dihasilkan makin beragam dan cenderung makin agresif. Lirik-lirik lagu yang Universitas Sumatera Utara diproduksi mulai menyentuh hal-hal yang sifatnya politis. Banyak lirik-lirik lagu yang bercerita tentang nasib buruh, tani, dan kaum-kaum miskin di perkotaan maupun pedesaan. Industri musik pada masa itu sedang dilanda kejenuhan pasar. Media-media mulai kehabisan berita setelah memberitakan Slank dan Iwan Fals, hingga akhirnya media-media mulai mengeksploitasi komunitas punk dan underground sebagai bahan beritanya. Hampir semua media terutama media yang bertarget marketing para anak muda remaja membahas fenomena punk dan underground. Hal tersebut tentu saja berdampak sangat besar terhadap perkembangan punk hingga mewabah hampir di semua kota besar di Indonesia sehingga mulailah terbentuk komunitas-komunitas punk di semua kota-kota besar. Komunitas-komunitas Punk di Indonesia dapat dibagi atas beberapa scene pembagian wilayah diantaranya adalah: scene Bandung, scene Jakarta, scene Yogyakarta, scene Surabaya, scene Malang, scene Bali, dan scene Medan. 2.3.3 Pembagian Scene Komunitas Street Punk di Indonesia 2.3.3.1 Scene Punk Kota Bandung