Teori Konsep dan Teori

Menurut KBBI Online 14 Menurut Indra Idiots, Street punk adalah sebutan bagi para punkers yang sering nongkrong di jalanan dan di tempat keramaian lainnya, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan bahkan kadang berpindah tempat atau berkelana keluar kota untuk menyebarkan ideologi punk. , Komunitas adalah kelompok organisme yang hidup dan saling berinteraksi di suatu daerah tertentu. 15 Menurut KBBI Online 16 14 http:www.pusatbahasa.diknas.go.idkbbi , Ideologi adalah paham, teori dan tujuan yang merupakan cara berpikir seseorang atau suatu golongan yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap suatu kejadian dan problem politik yang dihadapinya Menurut Wikipedia http:id.wikipedia.orgwikiIdeologi_politik, Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu.

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan Koentjaraningrat,1973:10. Berbagai teori dan metode keilmuan dan pendekatan etnomusikologis dengan didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai produksi dari tingkah laku manusia the product of behaviour. 15 Salah satu personil band The Idiots, Indra, http:aloneatlast.multiply.com. 16 maret 2007. Pukul 13.00 16 http:www.pusatbahasa.diknas.go.idkbbi Universitas Sumatera Utara Merriam 1964 di dalam bukunya The Antropology of Music mengatakan: “ The ultimate interest of man is man himself, and music part of what he does and part of what he studies about”. Merriam mengatakan bahwa perhatian manusia yang utama adalah manusia itu sendiri, dan musik yang termasuk di dalamnya adalah merupakan bagian yang dikerjakan sebagai dirinya sendiri. Dari uraian ini dapat diketahui bahwa dalam mempelajari manusia, salah satu aspek yang cukup penting untuk mengungkapkannya ialah melalui musik, dimana musik para punkers jalanan dalam hal ini menjadi kanvas bagi para punkers jalanan untuk tetap berkarya dan menunjukkan identitasnya. Sehingga dengan demikian manusia dan musik adalah dua hal yang saling bertautan, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain musik adalah merupakan produksi dari tata tingkah laku yang sekaligus menjadi gambaran jiwa dan ekspresi seni masyarakatnya. Lebih lanjut Maran 2005 mengatakan, tidak ada kebudayaan yang bersifat statis, setiap individu dan setiap generasi melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan semua desain kehidupan sesuai kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan zaman. 17 • Teori perkembangan musik populer Adapun dalam pembahasan terhadap pokok permasalahan dari penelitian ini antara lain dalam hal: Dalam mendeskripsikan musik street punk ini, penulis mengacu pada teori perkembangan musik populer dimana teori ini akan digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan musik punk sebagai salah satu musik popular yang berkembang di kota Medan. Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional dan Change 17 Rafael Raga Maran, Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Universitas Sumatera Utara 1978:171 menawarkan dua pola proses kebudayaan, yaitu modernisasi dan westernisasi. Modernisasi adalah suatu proses pengadaptasian yang menonjolkan tampilan dari Barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak menggantikan elemen-elemen utamanya. Westernisasi adalah suatu proses pembaratan, dimana budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang menggantikan elemen-elemen budaya tempatan atau asli tersebut. Berkaitan dengan perkembangan musik punk di Medan, kedua pola proses perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi oleh pemusik dan penikmat musik punk di Medan. Pengaruh modernisasi tercermin dari pola pikir mereka yang menyukai musik dan gaya hidup street punk yang secara nyata bukan berasal dari budaya Indonesia, pengaruh westernisasi tercermin dari perwujudan prilaku sosial dan musikal, serta gaya berpakaian yang mereka tiru. Shin Nakagawa dalam bukunya Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar Etnomusikologi 2000:19-20 mengemukakan tentang pluralisme musik yang hidup berdampingan pluralistic coexistence of music dimana pluralisme kebudayaan biasanya terjadi pada masyarakat urban yang anggota masyarakatnya bi- dua atau multietnis. Dua kemungkinan bisa terjadi dalam musik tersebut, pertama, saling mencampur unsur-unsur musik yang ada menjadi sintesis baru dan kedua, masing-masing hidup secara berdampingan. Untuk memperkuat teori bahwa musik punk berkembang di kota-kota besar dan menjadi bagian dari kajian Ethnomusicology, Nettl dalam Recent Directions in Ethnomusicology 1992:380,384 mengemukakan tentang fenomena Ethnomusicology Urban yang merupakan suatu studi terhadap budaya kaum minoritas dan musik para imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah bahwa gejala urbanisasi memunculkan Universitas Sumatera Utara istilah Ethnomusicology Urban dengan melihat bagaimana telah terjadi transformasi kota dalam konteks budaya individu yang melahirkan budaya sentramultikultural di pusat kota tersebut. Dikaitkan dengan sejarah awal musik punk rock yang berasal dari musik rock di Barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan perkembangannya terus berkembang luas termasuk ke Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera Utara. Untuk membahas bahwa musik punk rock sebagai salah satu musik populer yang selalu berhubungan dengan pertunjukan, media massa dan industri rekaman, Nettl mengatakan dalam popular Music of The Non-Western World Manuel, 1998:2 bahwa musik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasikan kepada penonton, ditampilkan oleh para profesional yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebarannya meluas melalui media massa, radio dan industri rekaman. Jadi jelas bahwa konser-konser musik punk rock dalam hal ini sebagai salah satu sub genre dari musik rock yang sering diadakan, kaset-kaset industri rekaman yang beredar dan media massa yang juga ikut berpartisipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan musik punk rock. Selanjutnya untuk membahas masalah bahwa dalam bidang musik populer menganut prinsip “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik punk rock, Manuel 1988:3 18 18 Peter Manuel, Popular Music of the Non-Western World: An Introductory Survey. mengatakan bahwa “musik populer sering menjadi musik hiburan sekulerduniawi yang produksi dan penggunaannya tidak diasosiasikan secara intrinsik dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan tradisional yang khusus atau memiliki satu “sistem bintang”, dimana media mempromosikan pengaguman terhadap suatu Universitas Sumatera Utara kepribadian yang populer disekitar gaya hidup para musisi, fashion atau kehidupan pribadi”. Hal ini bertujuan agar antara musisi dan penggemar memiliki jarak dan batas, dimana nantinya akan mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari penggemar terhadap musisi idolanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk mendekatkan penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang”nya itu. Yang lebih relevan lagi, mengenai “sistem bintang” pada musik populer terhadap sejarah munculnya musik punk rock adalah yang seperti dijelaskan oleh Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu 2006:8 19 • Analisis terhadap penyajian pertunjukan dalam buku “Musik Populer”, yaitu suatu cara untuk mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer yang diabaikan seperti: ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyanyi atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau asesoris dan rambut yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik atau sumber lain yang tidak “akrab” dengan kebanyakan pendengar musik populer; ada acord atau ritme yang aneh. Tetapi biasanya keanehan-keanehan ini hanya berfungsi sebagai variasi dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya. Begitu pula halnya yang terjadi pada musik punk rock, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan atau fashion para pemusik punk rock yang menjadi faktor penarik bagi yang melihat atau penikmat musiknya dalam hal ini adalah “penggemar”. Dimana yang sangat berperan penting sebagai media penghubung adalah media massa yang mendekatkan penggemar dan “bintang”nya. 19 Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, Musik Populer. Jakarta. Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Universitas Sumatera Utara Teori yang digunakan untuk hal ini adalah yang diajukan oleh Alan P. Merriam dan Andrienne L. Keappler. Merriam dalam bukunya The Anthropology of Music 1964 mengatakan bahwa dalam menganalisis suatu penyajian pertunjukan musikal penting diperhatikan mengenai elemen-elemen, bunyi musikal, konsep-konsep mengenai musik dan tingkah laku manusia berhubungan dengan bunyi musikal yang mempengaruhi terhadap konsep- konsep musik. Disisi lain, Keappler 1972 menekankan pada etnologi pertunjukan yang menggabungkan analisi emik dan analisis etik. Analisis emik adalah penggambaran suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang masyarakat pendukung itu sendiri. Analisis etik adalah penggambaran pertunjukan dengan cara pandang teoritis dari penelitian peristiwa pertunjukan tersebut. • Teori Difusi Dalam zaman modern sekarang ini, difusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul di salah satu tempat di muka bumi berlangsung dengan cepat sekali, bahkan seringkali tanpa kontak yang nyata antara individu-individu. Ini disebabkan karena adanya alat-alat penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi Koentjaraningrat,2002: 246-247. Jadi tidak heran jika seandainya gaya bermusik dan gaya Visual musisi Jepang dalam waktu kurang dari sebulan atau bahkan seminggu telah ditiru oleh remaja di Indonesia karena adanya televisi, intenet, dan TV kabel. Dari beberapa teori yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penggemar dari musik punk rock di Medan kebanyakan adalah kaum remaja. Hal ini dikarenakan yang menjadi target bagi media massa dalam hal ini musik Universitas Sumatera Utara sebagai hiburan adalah kaum muda yang selalu memiliki rasa keingintahuan yang besar, yang beranggapan bahwa musik punk rock beserta komunitas street punk nya memiliki hal-hal baru dalam segi musikal maupun dari segi penampilan dan pertunjukan musiknya. Hal ini tentunya juga menjadi daya tarik bagi para musisi untuk memainkannya.

1.5 Metode Penelitian