Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan Dalam Media Komunikasi Komunitas

Pada masa sekarang ini, banyak distro-distro bermunculan di kota Medan yang mengambil dan meniru konsep D.I.Y milik komunitas street punk kota Medan.

4.2.3 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan Dalam Media Komunikasi Komunitas

Eksistensi komunitas street punk di bidang ini dapat dilihat dengan terbitnya beberapa zines dalam komunitas ini. Zines adalah majalah komunitas punk yang dibuat dengan menggunakan biaya sendiri dan didistribusikan pada saat berlangsungnya gigs- gigs punk. Adapun zines komunitas street punk Medan yang berhasil penulis dapatkan diantaranya adalah zines NewKicks dan SETARA zines. Zines Newkicks dibuat oleh Reza informan penulis. Zines ini sudah dibuat oleh Reza total secara D.I.Y sampai dengan issue 3. Nama NewKicks ini sendiri diambil oleh Reza dari sebuah judul lagu dari sebuah band Amerika bernama Le Tigre. Zines ini agak berbeda daripada zines-zines lainnya yang pernah ada di dalam komunitas street punk Medan, karena yang membuat zines ini adalah seorang wanita. Adapun isi dari zines ini berbeda-beda dalam setiap issue yang dibuat oleh Reza. Pada zines NewKicks issue 1, Reza membahas tentang kehidupan punk jalanan atau street punk di Medan dan bagaimana kehidupan mereka sebenarnya dan kontribusi apa saja yang komunitas street punk berikan buat kemajuan scene kota Medan, sejarah dan aliran Feminisme juga sedikit bahasan tentang bagaimana seorang perempuan bisa menjadi seorang feminis, cerita revolusi, moshing at gigs, scenes gigs report, band reviews dari Medan dan sedikit tentang subkultur punk history of Crass. Universitas Sumatera Utara Gambar 111. Zines NewKicks issue 1 Pada zines NewKicks issue 2, Reza membahas tentang Perempuan dan Feminisme di komunitas street punk, pergerakan perempuan di dalam komunitas street punk, acara Ladyfest, interview band ANEKDOT dari Medan, Tips memperlambat Global Warming, zines review dan audio review. Gambar 112. Zines NewKicks issue 2 Pada zines NewKicks issue 3, Reza membahas tentang Gender, Gender dan Patriarki, Kekerasan berbasis Gender Gender Based Violence, seksualitas dan hak-hak Universitas Sumatera Utara reproduksi, interview band crustypunk dari Medan, dan biografi band crustypunk dari Magelang. Pengerjaan zines NewKicks issue 3 ini sedikit berbeda dengan dua zines diatas karena saat itu Reza sedang melakukan D.I.Y travelling ke Jakarta. Di zines ini Reza juga memaparkan sedikit tentang terbentuknya kolektif baru yang mereka buat bersama dengan teman-temannya bernama CkCk kolektif, dimana mereka memakai nama itu karena berawal dari istilah kata CkCk yang biasa diucapkan oleh orang Medan yang telah memaknainya dengan makna kolektivitas dalam menanggulangi segala daya dan upaya yang mungkin tidak bisa ditanggulangi secara individualitas, “maka kosa kata ini diambil sebagai manifestasi tentang budaya kolektivitas dalam hal-hal mengorganize aksi langung seperti Food Not Bombs, D. I. Y Gigs, Nobar nonton bareng, record bandkompilasi band, aksi solidaritas, perjuangan masyarakat, disribusi literatur bazar media alternatif, zines, journal, buletin, koleksi foto dan video gigs, aksi anti-otoritarian dengan landasan etos-etos anarki yang otonom, egaliter dan konsensus.” 141 Gambar 113. Zines NewKicks issue 3 Sementara itu, SETARA zines dibuat oleh Ari informan penulis. Sama seperti Reza diatas, zines yang dibuat oleh Ari ini juga total secara D. I. Y dan sudah sampai 141 Zines NewKicks issue 3. Universitas Sumatera Utara dengan issue 6. Zines ini adalah zines yang dibuat pada masa generasi kedua komunitas street punk kota Medan yaitu pada saat komunitas SARAFS muncul. Akan tetapi, penulis hanya berhasil mendapatkan SETARA zines issue 1 saja. Isi zines ini membahas tentang sejarah subkultur punk, punk dan anarkisme, kenaikan harga BBM dan apa itu anarkisme. Gambar 114. SETARA Zines issue 1 Perbedaan yang cukup mencolok dapat kita lihat diantara kedua zines adalah perbedaan isu yang diangkat di dalamnya. Pertama, zines NewKicks lebih banyak menceritakan tentang feminisme, perjuangan kaum perempuan dan emansipasi wanita, Gender, adanya review dan wawancara dengan band-band lokal mungkin karena yang membuatnya juga adalah seorang perempuan. Sementara dalam SETARA zines, hal tersebut tidak kita temui. Dalam pendistribusiannya, zines-zines tersebut dijual pada saat adanya acara- acara musik yang dilakukan oleh komunitas street punk tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Reza informan penulis, jika tidak sedang manggung bersama-sama dengan bandnya, maka Reza selain menjual zines juga menjual rokok dan menjual minuman aqua. Zines-zines yang didistribusikan oleh Reza tidak hanya zines buatannya, ada juga Universitas Sumatera Utara zines buatan sesama punkers dari luar Medan yang dititipkan pada Reza untuk dijualkan pada gigs-gigs punk di Medan. Reza juga tidak mematokkan harga untuk setiap zinesnya, Reza hanya meminta uang pengganti fotocopy zines tersebut. Gambar 115. Pendistribusian zines pada gigs punk, Pendopo USU, 23 Mei 2010 Gambar 116. Contoh isi zines Universitas Sumatera Utara Gambar 117. Contoh isi zines

4.1.4 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan di Bidang-Bidang Lainnya