Hampir setiap hari kita dapat melihat aktifitas pemusik punk di studio tersebut. Biasanya mereka datang secara berkelompok ataupun perseorangan. Untuk yang datang
berkelompok biasanya bertujuan untuk latihan musik bersama. Membawakan lagu-lagu punk hasil ciptaan mereka sendiri ataupun memainkan lagu-lagu band punk lain yang
sudah populer.
135
Komunitas street punk kota Medan, biasa mengamen di Patimpus, Sei Kambing, Aksara, Juanda, Griya, Ayahanda, Titi Kuning, Brayan, dan Bilal. Lagu-lagu yang biasa
Hasil-hasil karya komunitas street punk kota Medan dalam bermusik selain semakin banyaknya gigs acara musik yang digelar oleh komunitas ini, semakin banyak
pula band beraliran punk serta banyaknya album-album yang mereka keluarkan. Adapun beberapa contoh album yang berhasil penulis dapatkan adalah: album kedua band Reza,
Atomic Bombing Conspiracy ABC dengan judul album Atom Conspiracy, album keempat band SPR berjudul , album ketiga band Ari yaitu War Error dengan judul album
Revolution Must Go On, dan album ketiga band Tulank, RKA dengan judul album RiotKeosAnarchy.
Band-band komunitas street punk saat ini yang berhasil penulis dapatkan selama melakukan penelitian ini diantaranya adalah SPR Street Punk Rockers, Atomic Bombing
Conspiracy ABC, War Error, Gedebag Gedebug, Sipil Chaos, Batak Chaos, Marhaen, RKA, SBS Riot, ANEKDOT, Mass Control, Indonesia Bersatu, Obrak Abrik, dan lain-
lain.
4.1.1.3 Aktivitas Mengamen
135
Mangasi Parningotan Simamora, Ragam Musik Punk Rock Pada Band Remaja di Studio Musik Lowrey: Skripsi Sarjana-Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2008.
Universitas Sumatera Utara
dibawakan oleh mereka adalah lagu-lagu ciptaan mereka sendiri, juga membawakan lagu-lagu band punk lain baik band lokal maupun band-band luar Medan. Adapun tema-
tema yang biasa mereka masukkan dalam lagu-lagu yang mereka mainkan, diantaranya adalah:
• Kemanusiaan, hak asasi manusia
• Patriotisme
• Kritik sosial dan politik
• Cinta
• Persahabatan atau pertemanan
Alat-alat musik yang biasa dipergunakan oleh komunitas street punk ini untuk mengamen, diantaranya adalah:
• Ukulele alat musik chordophone short lute dengan 4 senar, menurut Reza alasan
pemilihan alat musik ini untuk mengamen adalah disebabkan karena lebih efisiennya alat tersebut untuk dibawa kemana-mana dibandingkan gitar akustik
dan lebih murah harganya. “bawa gitar akustik kan susah kalo mau kemana-mana. Mending kita
pakai alat itu……..gitar kecil itu….saya gak tau namanya apa….lebih gampang membawanya kemana-mana. Lagian harganya murah dan
terjangkau. Sekitar 100 ribu an, kita sudah bisa dapatkan gitar kecil itu. Di daerah Titi Kuning itu, banyak sekali dijualnya.”
136
136
Hasil wawancara di Pendopo USU saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010, Pukul 20.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 88. Ukulele
• Shecker alat musik idiophone, menurut Reza, alat musik ini mereka buat sendiri.
Biasanya bahan-bahan untuk membuatnya mereka dapatkan dari sampah seperti botol minuman bekas biasanya botol minuman “yakult”, kemudian mereka isi
dengan biji-bijian ataupun beras. •
Ketipung alat musik membranophone, Ridho informan penulis mengatakan: “alat musik ini biasanya kita buat sendiri, tapi sampai sekarang saya juga
tidak tau kolektif mana yang membuat alat musik ini pertama sekali. Tapi yang jelasnya bukan berasal dari Medan. Tapi ada teman-teman dari
Yogyakarta yang membawanya ke Medan ketika ada acara Sumatera Bersatu. Alat musik ini kita buat dari bahan-bahan sampah, pipa paragon
berbeda ukuran sebanyak 3 buah, ban dalam sepeda motor, sedotan, bungkus permen dari aluminium. Untuk sedotan biasanya kita pakai
sedotan Aqua dan untuk bungkus permen biasanya kita pakai bungkus permen Kiss. Kemudian kita rangkai seperti yang bisa kamu lihat
ini…….”
137
137
Hasil wawancara di kolektif Titi Kuning pada tanggal 5 Juni 2010, pukul 16.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 89. Ketipung buatan para punkers
Aktivitas mengamen menurut Reza adalah salah satu cara untuk bisa bertahan hidup di jalanan. Pada umumnya, dalam mengamen para punkers ini berkelompok 2-4
orang, jarang sekali secara individu.
4.1.2 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan di Bidang Fashion