PENUTUP Pengaruh Kewirausahaan Sosial Terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjelang abad 21, nampaknya bangsa Indonesia mulai membuat gebrakan hebat dalam hal kewirausahaan.Kondisi perekonomian yang cukup memprihatinkan ternyata dapat menjadi salah satu pendorong berkembangnya jiwa wirausaha di beberapa kalangan. Pada tahun 1995 terbitlah Instruksi Presiden Inpres Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan GNMMK. Tindak lanjut gerakan ini cukup bergema.Seminar, lokakarya, symposium, diskusi, sampai pelatihan kewirausahaan gaungnya begitu kuat. Singkatnya, waktu itu kewirausahaan atau entrepreneurship menjadi kata kunci kegiatan yang booming. Meskipun kadang- kadang masih terkesan sporadic, kegiatan ini sedikit demi sedikit mulai terarah dan kian hari makin menampakkan aspek pragmatisnya. 1 Seperti kita tahu, dunia wirausaha memang tidak menentu dan penuh dengan perkiraan. Jadi kebanyakan dari kita pasti akan takut untuk terjun ke dunia wirausaha, ketakutan yang paling umum timbul di benak kita adalah ketakutan akan rugi yang besar jika kegiatan kewirausahaan kita tidak berjalan dengan semestinya dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Ekspektasi terbesar dari sebuah kegiatan kewirausahaan adalah mencari keuntungan atau laba yang besar. Setiap 1 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010 h. 1 tahap pada kewirausahaan terdapat proses yang tidak mudah, apalagi jika kita memulai dari wirausaha yang kecil. Kita tidak akan langsung mendapatkan laba yang besar. Kita akan merasakan kerja yang sangat keras walaupun tidak dibayar, setelah sekian lama kita baru akan mendapat laba yang sedikit, laba yang kita peroleh semakin hari semakin bertambah dan itu memerlukan waktu yang tidak sebentar, hingga kita mencapai kesuksesan. Jika kita ingin menjadi besar maka kita harus merasakan proses yang panjang dan tidak mudah. Di dalam kewirausahaan diperlukan kesabaran, keuletan, ketelitian, dan kedisiplinan yang sangat besar jika kita ingin mencapai kesuksesan. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang melaksanakan kegiatan kewirausahaan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kewirausahaan yang mereka lakukan pun biasanya statis tidak ada terobosan-terobosan baru di dalamnya. Karena memang ekspektasi mereka hanyalah untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu jika kita ingin menjalankan kegiatan kewirausahaan yang sesungguhnya kita harus memiliki ambisi serta orientasi untuk maju dan besar. Kita harus memperbanyak inovasi-inovasi baru dalam proses berjalannya kewirausahaan tersebut. Mengenai pengertian kewirausahaan, sebenarnya telah banyak pakar yang mengemukakan.Tentu saja hal tersebut mengemuka berdasarkan sudut pandangnya masing-masing.Namun demikian, esensi pengertian yang krusial senantiasa ada di setiap pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dan menjadi hal yang mendasar. John Kao menyebutkan bahwa: “Kewirausahaan adalah sikap dan perilaku wirausaha. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengam bil resiko, dan berorientasi laba.”Ini berarti kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, dan berorientasi pada laba. Dalam Instruksi Presiden Inpres Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, dikemukakan bahwa: Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. 2 Rasulullah SAW juga mengajarkan kita cara berwirausaha yang baik dan benar. Dahulu kala sebelum Nabi Muhammad SAW berdakwah, beliau sempat berwirausaha dengan berdagang. Terdapat 5 jalan spiritual bisnis atau kewirausahaan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Diantaranya adalah Jalan mengukuhkan persaudaraan, jalan menetapkan visi mulia, jalan melahirkan kepercayaan, jalan menguatkan empati, dan jalan mempersatukan. Jalan spiritual kewirausahaan pertama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah jalan mengukuhkan persaudaraan. Pesan kearifan Nabi Muhammad SAW adalah: 2 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, h. 6-7 ا دح ةبي ق ب ديعس ا دح ي ع يقع ع هز ا ع م اس ع هيبأ أ س ّا ص ّا هي ع م س اق ُ ْس ْلا ُ خأ ُ ُ ْس ْلا ُ ُل ُ ُ ْظي ُ ُل ُ ُ ْسي ُ ُُْ ُ ك ُ يف ُ ُةج ح ُ ُ يخأ ُ ُ ك ُ َُّا ُ يف ُ ُ تج ح ُ ُُْ ُجَرف ُ ُْ ع ُ ُ ْس ُ ُ ةب ْرك ُ ُجَرف ُ َُّا ُ ُ ْ ع ُب ُ ُ ةب ْرك ُ ُُْ ُ رك ُ ُ ْ ي ُ ُة يقْلا ُ ُُْ ُرتس ُ ْس ُ ُرتس ُ َُّا ُ ُ ْ ي ُ ُة يقْلا “Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said]; Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Ia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya yang muslim. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak. ” H.R.Muslim 3 Sudah sewajarnya kewirausahaan akan menimbulkan daya kompetisi di antara para wirausahawan. Kompetisi atau persaingan inilah yang terkadang menjadi jalan menghancurkan persaudaraan. Nabi Muhammad menempatkan persaudaraan diantara kaum muslim di bumi ini. Apabila mereka berbisnis atau berwirausaha , dilarang menzalimi diantara satu sama yang lain. Terlebih jika 3 Kitab Minhaj Sarah Shohih Muslim, Juz 8, Hadits Nomor 2580, Bab ke- 40 “Al-Birru Wa assholah wal adab ”, Sub bab 15 “Tahrimu adzolim”.