Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

ا دح ةبي ق ب ديعس ا دح ي ع يقع ع هز ا ع م اس ع هيبأ أ س ّا ص ّا هي ع م س اق ُ ْس ْلا ُ خأ ُ ُ ْس ْلا ُ ُل ُ ُ ْظي ُ ُل ُ ُ ْسي ُ ُُْ ُ ك ُ يف ُ ُةج ح ُ ُ يخأ ُ ُ ك ُ َُّا ُ يف ُ ُ تج ح ُ ُُْ ُجَرف ُ ُْ ع ُ ُ ْس ُ ُ ةب ْرك ُ ُجَرف ُ َُّا ُ ُ ْ ع ُب ُ ُ ةب ْرك ُ ُُْ ُ رك ُ ُ ْ ي ُ ُة يقْلا ُ ُُْ ُرتس ُ ْس ُ ُرتس ُ َُّا ُ ُ ْ ي ُ ُة يقْلا “Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said]; Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Ia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya yang muslim. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak. ” H.R.Muslim 3 Sudah sewajarnya kewirausahaan akan menimbulkan daya kompetisi di antara para wirausahawan. Kompetisi atau persaingan inilah yang terkadang menjadi jalan menghancurkan persaudaraan. Nabi Muhammad menempatkan persaudaraan diantara kaum muslim di bumi ini. Apabila mereka berbisnis atau berwirausaha , dilarang menzalimi diantara satu sama yang lain. Terlebih jika 3 Kitab Minhaj Sarah Shohih Muslim, Juz 8, Hadits Nomor 2580, Bab ke- 40 “Al-Birru Wa assholah wal adab ”, Sub bab 15 “Tahrimu adzolim”. seorang muslim berkomplot dengan kaum kafir untuk menjatuhkan muslim lainnya. 4 Kewirausahaan sebenarnya bisa menjadi jalan persaudaraan. Kewirausahaan membuat seseorang bergerak dinamis sehingga bisa menebar jaringan perkenalan, bahkan persaudaraan. Kempetitor bisnis bukanlah musuh yang harus dibinasakan, melainkan teman-teman yang harus digandeng untuk membangun kekuatan bersama. Kewirausahaan Entrepreneurship adalah konsep dasar yang menghubungkan berbagai bidang disiplin ilmu yang berbeda antara lain ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Kewirausahaan bukanlah hanya bidang interdisiplin yang biasa kita lihat, tetapi ia adalah pokok-pokok yang menghubungkan kerangka-kerangka konseptual dari berbagai disiplin ilmu. Tepatnya, ia dapat dianggap sebagai kunci dari blok bangunan ilmu sosial yang terintegrasi. 5 Dari perpaduan uraian di atas kita akan mendapatkan sebuah teori yaitu kewirausahaan sosial social entrepreneurship. Eduardo Morato, Ketua Asian Institute Management AIM pada tahun 1980-an, yang memperkenalkan social entrepreneurship dengan definisinya sebagai berikut: W irausaha sosial merupakan orang atau lembaga inovatif yang memajukan penciptaan dan penyelenggaraan usaha yang berhasil bagi mereka yang membutuhkan. Wirausaha sosial berbeda dengan usaha yang lazim atau usaha niaga dengan satu ciri utama, yakni menaruh kepedulian pada upaya 4 Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad SAW. 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW Bandung: Madani Prima, 2008 h. 7-8 5 Mark Casson, Enterpreneurship Jakarta: Rajawali Pers, 2012 h. 3-4 membantu kesejahteraan pihak lain daripada kesejahteraan diri sendiri. Pihak yang dibantu oleh Wirausaha sosial ialah golongan yang kurang beruntung atau lebih miskin di kalangan masyarakat. 6 Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Barensen dan Gartner PIRAC Public Interest Research and Advocacy Centre, pada organisasi-organisasi berikut: •Plan Puebla di Mexico, •Bangladesh Rural Advancement Commitee BRAC, •The Self-Employed Woman Association SEWA, •Grammeen Bank di Bangladesh dan •Six-S di Perancis. Berbagai organisasi tersebut diklasifikasikan sebagai organisasi social entrepreneurship. Kesamaan karakteristik organisasi-organisasi tersebut ialah semuanya berupaya memberikan alternatif jawaban untuk menuntaskan permasalahan sosial khususnya kemiskinan. Dari studi Barensen dan Gartner tersebut, didapat proposisi yakni untuk membedakan kegiatan organisasi sosial nirlaba seperti pada organisasi-organisasi tersebut adalah penciptaan kemandirian finansial dalam aktivitas organisasinya. 7 Menurut Dees 2002: xxxi cara terbaik mengukur kesuksesan kewirausahaan sosial adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada tingkat dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai 6 Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia, h. 6 7 Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia, h. 3-4 sosial social value. Para wirausaha sosial bertindak sebagai agen perubahan dalam sektor sosial dengan berbagai cara sebagaimana dikemukakan oleh Dees dkk. Jelas sekali dalam gambaran Dees tergambar bahwa kewirausahaan sosial merupakan sebuah gerakan dengan misi sosial, yang diusahakan dengan upaya- upaya menemukan peluang dan mengolahnya dengan inovasi dan proses belajar yang tiada henti serta kesiapan untuk bertindak tanpa dukungan sumber daya yang memadai. 8 Di dalam perspektif keislaman, kewirausahaan sosial social entrepreneurship juga diajarkan secara tersirat oleh Nabi Muhammad SAW. Social entrepreneurship terkandung dalam jalan spiritual kewirausahaan yaitu pada jalan menguatkan empati dan jalan mempersatukan. Pada jalan menguatkan empati Nabi Muhammad SAW bersabda: س ب د ا م ب يعا سا ب ع ا ًدح ب ة س ا دح . ايغ ب صفح ا بخا , د ا ديع س ب د ب ع ايغ ب صفح ا بخًأ : اق صب ا ءا ح ا مساق ا ب ةيامأ ا بخا , بيبش ع , ا لا ب ة ا ع ح م : م س هي ع ه ص ه س اق : اق عقس ُ حْريفُكْيخُِةت شْلاُر ْظتُل ُ.ُكْي تْبيُ ُه “Menceritakan kepada kami umar bin ismail bin mujalid bin said al-hadani, mengabarkan kepada kita hafs bin ghiyats. Diceritakan dari Salamah bin syabib, dikabrkan umayyah bin qosim al-khida al bishri berkata : dikabarkan dari hafs bin ghiyats dari burdi bin sinan, dari makhul dari watsilah bin asqo berkata: 8 Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility Bandung: Widya Padjajaran, 2011 h. 30 Rosulullah SAW Berkata : Janganlah engkau menampakan kegembiraan atas musibah yang menimpa saudaramu, sebab bisa jadi Allah merahmatinya dan menimpakan bala atasmu. ” H.R At-Tirmidzi 9 Sungguh Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk turut berempati terhadap musibah yang menimpa rekan ataupun mitra bisnis kita. Rasulullah juga mengajarkan kita agar tidak menampakan kegembiraan apabila terjadi musibah yang menimpa saudara kita. Saat orang lain terpuruk, seorang wirausahawan seharusnya berempati dengan member bantuan ataupun dukungan, baik berupa moril maupun materil. Kita tentu tidak tahu bahwa sebenarnya orang tersebut sedang dirahmati Allah SWT atas musibahnya. Lalu kita pun datang dengan memberikan pertolongan kepada orang yang terkena musibah tersebut. Alhasil, kita pun berada dalam lingkaran rahmat Allah SWT. Selanjutnya pada jalan mempersatukan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu bersama-sama. Dalam kegiatan kewirausahaan atau bisnis pun Nabi menganjurkan kita untuk mengerjakannya bersama-sama. Contoh kecil yang dapat menggambarkan hal tersebut adalah bisnis atau dagang yang dilakukan bersama di satu tempat. Jika kita mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, kita akan peka terhadap keadaan sekitar dan peka terhadap rekan pebisnis kita yang berada satu lingkungan dengan kita. Bila ada salah satu dari mereka yang sakit atau tertimpa musibah, sudah seharusnya kita 9 Kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Tirmidzi , Hadits nomor 2506, “Kitabu Shifatil Qiyamah wa al Roqoiq wa al Waro’i an Rosulillah”, kitab ke 37, bab 54. membantu dan menolongnya baik itu dalam bentuk moril maupun materiil. Jika semua itu berjalan dengan serasi, maka kita akan merasakan keuntungan yang lain selain laba yang kita dapatkan. Keuntungan itu berupa ketenangan dan ketentraman serta kesejahteraan yang muncul diantara sesama wirausahawan entrepreneur. 10 Menurut Yayasan Schwab, sebuah lembaga yang bergerak untuk mendorong aktivitas social entrepreneurship menyatakan bahwa : “Para social entrepreneur menciptakan dan memimpin organisasi, untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai katalisator perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk, jasa, metodologi, dan perubahan sikap. ” Definisi tersebut memberikan penjelasan bagaimana para social entrepreneur memajukan perubahan sistemik pada lingkungan sosialnya dengan cara mengubah perilaku dan pemahaman atau kesadaran orang-orang di sekitarnya. 11 Di Indonesia sendiri kegiatan Kewirausahaan Sosial telah banyak diaplikasikan oleh asosiasi kewirausahaan sosial baik di maupun tingkat daerah. Pada tingkat nasional kewirausahaan sosial dapat dilihat pada Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia AKSI dan Ashoka Indonesia. Kemudian untuk tingkat yang lebih kecil Kewirausahaan Sosial dapat dilihat pengaplikasiaannya pada paguyuban pemuda Asli Garut yang dikenal dengan nama Asgar Muda. Saat 10 Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad SAW. 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW Bandung: Madani Prima, 2008 h. 16-18 11 Presentasi social entrepreneurship oleh Rachma Fitriati, FISIP Universitas Indonesia, h. 5 ini Asgar Muda beranggotakan 700 pemuda-pemudi Garut yang memfokuskan kegiatannya pada tiga bidang utama: pendidikan, kewirausahaan dan pembinaan masyarakat. 12 Kemudian pada Elang Gumilang yang berhasil membangun lebih dari seribu rumah sederhana di empat proyek perumahan di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2007 Elang bermitra dengan Bank Tabungan Negara BTN menyediakan Kredit Pemilikan Rumah Sederhana bersubsidi KPRS bagi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 2,5 juta per bulan. Sebanyak 450 unit rumah terjual. Pembelinya buruh, pedagang, tukang tambal ban, dan guru. Pemenang Wirausahawan Muda Mandiri terbaik Indonesia 2007 ini tergerak menyediakan rumah murah bagi „orang kecil’ yang kesulitan membelinya. 13 Dan M. Bijaksana Junerosano yang berinisiatif mendirikan Greeneration Indonesia GI pada tahun 2005. Sejak tahun 2008 GI memposisikan dirinya sebagai social enterprise yang menawarkan gaya hidup ramah lingkungan melalui PRODUK dan PROGRAM. 14 Hal itu pun diterapkan oleh Unit Pasar Besar Pasar Minggu. UPB Pasar Minggu mengajarkan dan memberikan gambaran bagaimana para anggotanya peka terhadap lingkungan sosialnya. Jadi tidak hanya materi saja yang mereka fokuskan dalam berwirausaha, namun kepekaan sosial pun harus dimiliki oleh setiap anggota Unit Pasar Besar Pasar Minggu. 12 Muliadi Palesangi, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, Bandung: Universitas Katolik Parahyangan., h. 3. 13 Muliadi Palesangi, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, Bandung: Universitas Katolik Parahyangan., h. 3. 14 Muliadi Palesangi, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, Bandung: Universitas Katolik Parahyangan., h. 4. Unit Pasar Besar Pasar Minggu secara tidak langsung juga sudah melaksanakan kegiatan kewirausahaan sosial social entrepreneurship yang menurut Light 2008:12 adalah sebuah usaha untuk memecahkan masalah sosial yang saling berkaitan dan saling ketergantungan lewat perubahan-perubahan yang mendobrak pola-pola yang sudah ada. 15 Hal tersebut sangat terlihat jelas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Unit Pasar Besar Pasar Minggu.Mereka tidak hanya melakukan kegiatan wirausaha atau berdagang saja, namun mereka juga sering melaksanakan kegiatan sosial yang efeknya dirasakan oleh masyarakat banyak pula. Maka, berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh Kewirausahaan Sosial Terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan dengan tujuan untuk membatasi ruang lingkup dan pendekatan agar pelaksanaan kegiatan penelitian tidak terlalu luas dan disesuaikan pula dengan keterbatasan kemampuan penelitian. Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada pengaruh antara dua variabel dan Pengaruh Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu pada Unit 15 Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility Bandung: Widya Padjajaran, 2011 h. 12 Pasar Besar Pasar Minggu. Di mana variabel bebas x yaitu Kewirausahaan Sosial, sedangkan variabel terikat y yaitu Pengembangan Individu. 2. Perumusan Masalah Dari permasalahan di atas, yang jadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: a. Adakah hubungan antara Kewirausahaan Sosial dengan Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu? b. Apakah ada pengaruh kegiatan Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu? c. Seberapa besar pengaruh kegiatan Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Individu Pada Unit Pasar Besar Pasar Minggu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kewirausahaan sosial dengan pengembangan individu pada UPB Pasar Minggu. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kewirausahaan sosial terhadap peningkatan pengembangan individu pada UPB Pasar Minggu. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kewirausahaan sosial terhadap peningkatan pengembangan individu pada UPB Pasar Minggu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para peneliti lain maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat memberi manfaat guna menambah khasanah keilmuan yang berkaitan dengan studi pengembangan individu mikro secara khusus dan studi kewirausahaan sosial social entrepreneurship secara umum. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan dan sarana evaluasi bagi Unit Pasar Besar Pasar Minggu sehingga mampu bersikap informan sekaligus pengontrol perkembangan individu melalui kegiatan kewirausahaan social social entrepreneurship. b. Sebagai bahan masukan dan informasi yang berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswaI Kesejahteraan Sosial dalam mengetahui bagaimana kewirausahaan sosial social entrepreneurship dapat mengembangkan seseorang atau individu. c. Sebagai informasi bagi praktisi bisnis para pelaku usaha, pemegang saham, direksi dan komisaris untuk memahami sistematika kewirausahaan sosial social entrepreneurship.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan kegiatan kewirausahaan dan perkembangan individu. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang berhubungan dengan kegiatan kewirausahaan sosial dan perkembangan individu, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang berbeda yaitu 1. Nama : Bimo Haryo Utomo 109054100016 Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Kesejahteraan Sosial. 2015 Judul : Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima Asal Daerah Padang Di Sandratex Rempoa Ciputat. Skripsi tersebut meneliti tentang bagaimana peran modal sosial dapat mempengaruhi perkembangan individu yaitu pedagang kaki lima. Penelitian pada skripsi ini dikhususkan kepada pedagang yang berasal dari daerah Padang yang berdagang di Sandratex Rempoa Ciputat. 16 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah penelitian ini lebih mengarah kepada Kegiatan Kewirausahaan Sosial Social Entrepreneurship yang mempengaruhi perkembangan individu pedagang di UPB Pasar Minggu. Selain itu subjek dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas. 2. Nama : Dyas Chasbiansari M2A 002 033 Universitas : Universitas Diponegoro Semarang, Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi. 2007 Judul : Kompetensi Sosial Dan Kewirausahaan Studi Korelasi Pada 16 Bimo Haryo Utomo, “Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima Asal Daerah Padang di Sa ndratex Rempoa Ciputat,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 13.