PENGEMBANGAN INDIVIDU TINJAUAN TEORITIS

 Fisik; seperti pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.  Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama. 7

C. Definisi Operasional Yang Digunakan Pada Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu Kewirausahaan Sosial x dan Pengembangan Individu y. Oleh karena itu, penulis menarik definisi operasional dari 2 teori berikut: 1. Kewirausahaan Sosial x Kewirausahaan sosial social entrepreneurship berbeda dengan kewirausahaan bisnis dalam banyak hal. Kunci perbedaannya adalah bahwa kewirausahaan sosial berdiriberjalan dengan sebuah misitujuan sosial yang eksplisitjelas dalam pikiran. Tujuan utama mereka adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka mengukur kesuksesan mereka dan menstrukturkan pengelolaannya. Paul C. Light menyatakan bahwa social entrepreneur terbentuk dari empat komponan besar yaitu wirausaha, idegagasan, peluang, dan organisasi . 8 Jadi batasan indikator dari kewirausahaan social adalah wirausaha, idegagasan, peluang, dan organisasi. 2. Pengembangan Individu y 7 Muller Johannes, Pengembangan Masyarakat Lintas Ilmu, h. 18. 8 Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility Bandung: Widya Padjajaran, 2011 h. 11. Tugas - tugas pengembangan individu adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses Pengembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas Pengembangan tersebut adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya, dan nilai-nilai serta aspirasi individu . Jadi batasan indikator dari pengembangan individu adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya, dan nilai-nilai serta aspirasi individu. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Sumber Data

1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui kueisioner angket yang diberikan kepada anggota Unit Pasar Besar Pasar Minggu, dan dokumen-dokumen resmi, serta wawancara dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan atau tulisan yang telah mendahului penelitian ini.

B. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep, kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik, sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian. Pendekatan ini menggunakan bantuan statistik yaitu regresi.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel, yaitu kewirausahaan sosial dan pengembangan individu. Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. 1 Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat pengumpul data.

D. Variabel Penelitian

Yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Kewirausahaan Sosial x Paul C. Light menyatakan bahwa social entrepreneur terbentuk dari empat komponan besar yaitu wirausaha, idegagasan, peluang, dan organisasi . 2 Keempat dimensi tersebut akan penulis jadikan indikator dalam penentuan pernyataan kuesioner yang akan dibahas pada sub-bab Definisi Operasional . 1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2009 h. 38 2 Budhi Wibawa, dkk, Pemikiran, Konseptual, dan Praktik: Social Entrepreneurship, Social Entreprise, Corporate Social Responsibility Bandung: Widya Padjajaran, 2011 h. 11.