3. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja
Sikula dalam Hasibuan 2007:87 mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang dilakukan karyawan yang
ditujukan untuk penilaian. Menurut Wahyudi 2002:101 secara umum penilaian prestasi kerja dapat
diartikan sebagai suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan job specification seorang tenaga kerja,
termasuk potensi pengembangannya. Dari hasil penilaian prestasi kerja dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan yang dinilai dan hasilnya oleh
manajemen akan dijadikan sebagai dasar bagi tindakan-tindakan selanjutnya seperti:
1. Mengukur prestasi kerja, yakni sampai sejauh mana seorang tenaga kerja berhasil dalam pekerjaannya.
2. Mengukur keberhasilan tenaga kerja dalam mengikuti program pelatihan dan pengembangan.
3. Mengumpulkan data yang akan digunakan dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan kecakapan tenaga kerja, disamping untuk melakukan
pengecekan secara periodik. 4. Mengumpulkan data guna pertimbangan-pertimbangan dalam program mutasi
nasional. 5. Mengumpulkan data yang diperlukan guna menetapkan pemberian insentif.
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Prestasi kerja
Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Karyawan sebagai sumberdaya penting perusahaan perlu diarahkan untuk memperoleh
prestasi kerja yang tinggi atas kerja yang dilakukan. Mangkunegara 2000:67 menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan
dalam penilaian prestasi kerja antara lain : 1. Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja dengan
tidak mengabaikan volume pekerjaan. Dengan adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan
serta produktivitas kerja yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
2. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Kuantitas kerja menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan
dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Tanggung jawab, yaitu menunjukkan seberapa besar karyawan dapat mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang
dipergunakan serta perilaku kerjanya. 4. Inisiatif, yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan karyawan untuk
menganalisis, menilai, menciptakan dan membuat keputusan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapinya.
5. Kerja sama, yaitu merupakan kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau horizontal di dalam
maupun di luar pekerjaaan sehingga hasil pekerjaan semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
6. Ketaatan, yaitu merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan- peraturan yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang
diberikan kepada karyawan. Seluruh ukuran penilaian prestasi kerja ini adalah segala hal yang dapat
menjadi ukuran tinggi rendahnya prestasi karyawan. Hasibuan 2007:87 menyatakan penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan
standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Selanjutnya, Yoder dalam Hasibuan 2007:88 menyatakan penilaian prestasi kerja merupakan
prosedur formal yang dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi karyawan.
Penilaian unjuk kerja memiliki arti penting dan terlihat dengan jelas bahwa penilaian unjuk kerja tidak sekedar menilai, yaitu mencari pada aspek apa
pegawai yang kurang atau lebih, tetapi lebih luas lagi yaitu membantu karyawan untuk mencapai unjuk kerja yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi
pada pengembangan karyawan atau perusahaan. Untuk itu beberapa kegiatan yang merupakan bagian integral dengan penilaian unjuk kerja harus dilakukan dalam
hal ini adalah : a. Penetapan sasaran kinerja yang spesifik, terukur, memiliki tingkat kemudahan
dan berbatas waktu. b. Pengarahan dan dukungan oleh atasan.
c. Melakukan penilaian unjuk kerja.
Universitas Sumatera Utara
5. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja