terkena autokorelasi jika koefisien parameter Auto Lag pada tabel menunjukkan probabilitas signifikan diatas 0.05 tingkat signifikan,
α = 5. d. Uji Heterokedasitas
Uji Heterokedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut heteroskedasitas Umar, 2008:179.
Menganalisis data dalam pengujian asumsi klasik ini, peneliti menggunakan program software SPSS Statistic Package for the Social Science 14.00 for
windo ws.
2. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Uji signifikan individual uji-t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara parsial individual menerangkan variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah: H
0:
β
i
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan .
H
a :
β
i
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan.
Kriteria pengambilan keputusan : H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
b. Uji Signifikan Simultan Uji-F Uji-F digunakan untuk menguji apakah model regresi ini dapat digunakan
untuk mengestimasi. Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap
variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
H
o :
β
i
= 0, artinya secara bersama-sama tidak dapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel stress kerja terhadap prestasi karyawan.
H
a
: β
i
≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan.
Kriteria pengambilan keputusan : H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 dengan tingkat keyakinan 95. H
a
diterima jika t
hitung
t
tabeel
pada α = 5 dengan tingkat keyakinan 95.
c. Koefisien Determinan R
2
pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R
2
semakin besar mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel stress kerja besar
terhadap prestasi kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A.
Penelitian Terdahulu
Imatama 2006 yang berjudul “Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja
karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan LPP Kampus Medan” menyatakan
bahwa variabel Stress kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan LPP Kampus
Medan.Variabel waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan.
Siahaan 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Stress dalam Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan Suatu Kajian Terhadap Karyawan
Departemen Plant PT. Nippon Indosari Corpindo, Cikarang Bekasi” menyatakan bahwa stresor kerja berpengaruh langsung dan bersifat positif terhadap tingkat
stres kerja karyawan secara signifikan, sedangkan stres kerja tersebut secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan.
Wahyuddin dan Susanto 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Stress, Konflik dan Hukuman Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Samarinda Kalimantan Timur” menyatakan bahwa variabel Stress, Konflik, dan Hukuman Disiplin berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai dan dari hasil analisis data, variabel stress yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat produktivitas
kerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara