Hasil Uji Instrumen Penelitian
72
Tabel 4.5 Hasil Uji R-Square
R Square Budaya Organisasi
0.114198
Kinerja Manajerial
0.306285
Partisipasi Anggaran Total Quality Management
Sumber: SmartPLS 2.0 Tabel 4.5 menunjukkan nilai R-square pada kinerja
manajerial sebesar 0.306285 yang berarti model jalur memiliki tingkat goodness-fit yang moderat yang berarti variabilitas kinerja
manajerial KM yang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu variabel TQM, budaya organisasi dan partisipasi anggaran sebesar
30.63 sedangkan 69.37 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Sedangkan f
2
digunakan untuk effect size yang dijelaskan dalam tabel kriteria penilaian PLS tidak dapat diketahui, karena
dalam penelitian ini tidak melakukan pengujian sampel lebih dari satu kali. Sehingga nilai R
2 included
dan R
2 excluded
tidak ada, dalam penelitian ini hanya menghasilkan nilai R
2
atau R-Square. b.
Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.6, tingkat signifikansi
yang dilihat dalam t tabel signifikansi 5 ≥ 1.99, dimana menurut
tabel dengan n = 75 dan k = 4, maka degree of freedom df = n-k = 71, dengan df sebesar 71 dan tingkat signifikansi 5 maka nilai t
tabel adalah sebesar 1.99. Jadi t statistik harus memiliki nilai lebih
73
besar darip ada 1.99 ≥ 1.99. Jika nilai t statistik diatas 1.99 dapat
disimpulkan bahwa nilai t tersebut signifikan. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka H
a
diterima dan menolak H
, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka H
diterima dan menolak H
a
.
Gambar 4.3 Hasil Uji
Bootstrapping Variabel
Total Quality Management, Variabel Budaya Organisasi, Variabel Partisipasi Anggaran dan Variabel Kinerja Manajerial
Sumber: SmartPLS 2.0
74
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis
Path Coefficients Mean, STDEV, T-Values
Sumber: SmartPLS 2.0 Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial dengan koefisien 0.297 dan signifikan pada 5 dengan nilai t
statistik 2.494. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dengan koefisien 0.337 namun tidak signifikan
pada 5. TQM juga berpengaruh signifikan terhadap BO dengan koefisien 0.255 dan signifikan pada 5 dengan nilai t statistik 3.341.
TQM juga berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dengan koefisien 0.190 namun tidak signifikan pada 5.
Hipotesis 1: Pengaruh total quality management berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa hasil uji pengolahan data menunjukkan nilai T-statistik variabel total quality
management sebesar
1.152736
yaitu dibawah nilai T-tabel 1.99 pada tingkat signifikansi 0.05. Hal ini berarti tidak dapat menerima
Original Sample
O Sample
Mean M Standard
Deviation STDEV
Standard Error
STERR T Statistics
|OSTERR| BO - KM
0.297755 0. 323492
0.1 19385 0. 119385
2.494066
PA - KM
0.337932 0.377895
0.184428 0.184428
1.981821
TQM - BO
0.255960 0.290178
0.140569 0.140569
3.341655
TQM - KM
0.190145 0.256811
0.174087 0.174087
1.152736
75
H
a1
sehingga dapat dikatakan bahwa total quality management tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ittner dan Lacker 1995 yang menyatakan bahwa organisasi yang mempraktikkan TQM
belum tentu dapat menghasilkan kinerja manajerial yang tinggi. Melalui penerapan TQM belum tentu dapat meningkatkan kinerja
manajerial. Hal ini bisa disebabkan karena kemungkinan karena dari berhasil atau tidaknya implementasi TQM membutuhkan kerja sama
yang baik antara para manajer puncak dengan para bawahannya. Kebanyakan kegagalan dalam implementasi TQM itu disebabkan
oleh pimpinan puncak yang tidak secara aktif memimpin gerakan TQM atau bahkan menentangnya.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Narsa dan Yuniawati 2003 yang menyatakan bahwa TQM
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, yaitu semakin meningkatkan TQM maka akan meningkat
pula kinerja manajerial.
Hipotesis 2: Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa hasil uji pengolahan data menunjukkan nilai T-statistik variabel budaya
organisasi sebesar
2.494066
yaitu diatas nilai T-tabel 1.99 pada tingkat signifikansi sebesar 5. Hal ini berarti menerima H
a2
76
sehingga dapat dikatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
Budaya yang telah ada pada perusahaan jasa dalam penelitian ini sudah bisa terealisasikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan pada variabel ini akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja manajerial, sehingga hipotesis kedua dapat diterima.
Hipotesis 3: Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa hasil uji pengolahan data menunjukkan nilai T-statistik partisipasi anggaran
sebesar
1.981821 yaitu dibawah nilai t-tabel 1.99
pada tingkat signifikansi 5. Hal ini berarti tidak dapat menerima H
a3
sehingga dapat dikatakan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan
partisipasi dari berbagai pihak atasan dan bawahan tidak menjamin dapat meningkatkan kinerja manajerial, sehingga hipotesis ketiga
tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian oleh Sumarno 2005 yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh dan hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Namun, hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian Yuniarti dan Fadila 2008 yang
77
menyatakan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran tidak berpengaruh pada kinerja manajerial.
Hipotesis 4: Pengaruh tidak langsung budaya organisasi pada pengaruh
total quality management terhadap kinerja manajerial.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa hasil uji pengolahan data menunjukkan pengaruh variabel TQM terhadap BO
menunjukkan nilai T-statistik sebesar
3.341655 yaitu diatas nilai t-tabel 1.99 pada
tingkat signifikansi sebesar 5. Hal ini berarti menerima H
a4
sehingga dapat dikatakan bahwa budaya organisasi dapat berpengaruh signifikan secara tidak langsung pada pengaruh TQM
terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa budaya yang telah ada
pada perusahaan jasa sudah bisa terealisasikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pada variabel ini akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap TQM. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Pradiansyah 1998:15 yang mengemukakan keberhasilan
penerapan TQM akan sangat tergantung pada budaya organisasi yang menimbulkan komitmen dari orang-orang suatu organisasi atau
perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Mosadegh Rad 2006:606 bahwa kesuksesan dari implementasi
TQM berasal dari budaya organisasi. Pada penelitian ini dikembangkan model yang menghubungkan
pengaruh tidak langsung konstruk TQM melalui budaya organisasi
78
sebagai variabel perantara terhadap konstruk kinerja manajerial. Pada kasus budaya organisasi berpengaruh secara tidak langsung
lebih logis karena semakin baik budaya organisasi dapat mendukung suksesnya implementasi TQM di perusahaan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja manajerial.
79