Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

56 Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. R-square Dalam menilai model dengan PLS kita mulai dengan melihat R- square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten eksogen independen tertentu terhadap variabel laten endogen dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Pengaruh besarnya f 2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: f 2 = R 2 included – R 2 excluded 1 – R 2 included Keterangan: R 2 included – R 2 excluded adalah R-square dari variabel laten dependen ketika prediktor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam persamaan struktural. f 2 digunakan untuk effect size, dimana Nilai f 2 sebesar 0.02, 0.15, dan 0.35 dapat diinterprestasikan apakah prediktor variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, medium atau besar pada tingkat struktural Ghozali, 2008. b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau eksogen independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel endogen dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel endogen dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 Ghozali, 57 2005. Hal ini dilihat dengan membandingkan antara nilai T tabel dengan nilai T statistik. Menurut Santoso 2000 dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H diterima atau H a ditolak, dengan membandingkan nilai t statistik dengan nilai t tabel yang berarti menyatakan bahwa variabel eksogen independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel endogen dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel eksogen independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel endogen dependen atau terikat. Tabel 3.1 Kriteria Penilaian PLS Bersambung pada halaman selanjutnya Kriteria Penjelasan Evaluasi Model Struktural R 2 untuk variabel laten endogen Hasil R 2 sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk variabel laten endogen dalam model sktruktural mengindikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, dan “lemah” Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping. f 2 untuk effect size Nilai f 2 sebesar 0.02, 0.15, dan 0.35 dapat diinterprestasikan apakah prediktor variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, medium atau besar pada tingkat struktural. Relevansi Prediksi Q 2 dan q 2 Prosedur blindfolding digunakan untuk menghitung: Q 2 = 1 – Σ D E D Σ D O D D adalah omission distance, E adalah sum of squares of prediction errors, 58 Tabel 3.1 Lanjutan Kriteria Penjelasan Evaluasi Model Struktural dan O adalah sum of squares of observation. Nilai Q 2 di atas nol memberikan bukti bahwa model memiliki predictive relevance Q 2 di bawah nol mengindikasikan model kurang memiliki predictive relevance. Dalam kaitannya dengan f 2 , dampak relatif model struktural terhadap pengukuran variabel dependen laten dapat dinilai dengan: q 2 = Q 2 included – Q 2 excluded 1 - Q 2 included Evaluasi Model Pengukuran Refleksi Loading factor Nilai loading faktor harus di atas 0.70 Composite Realibility Composite realibility mengukur internal consistency dan nilainya harus di atas 0.60 Average Variance Extracted Nilai average variance extracted AVE harus di atas 0.50 Validitas Diskriminan Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih besar daripada nilai korelasi antar variabel laten Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validitas diskriminan. Diharapkan setiap blok indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap variabel laten yang diukur dibandingkan dengan indikator untuk laten variabel lainnya Evaluasi Model Pengukuran Formatif Signifikansi nilai Weight Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus signifikan. Tingkat signifikansi ini dinilai dengan prosedur bootstrapping Multikolonieritas Variabel manifest dalam blok harus diuji apakah terdapat multikol. Nilai variance inflation factor VIF dapat digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF di atas 10 mengindikasikan terdapat multikol. Sumber : Ghozali 2008:27 “Struktural Equation Modeling metode alternatif dengan PLS edisi 2, BP-UNDIP, Semarang ” 59

E. Operasional Variabel

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. TQM Variabel Independen

TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya Tjiptono dan Diana, 2003:4. Pada dasarnya TQM berfokus pada perbaikan terus-menerus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Variabel TQM ini mengukur persepsi manajer secara individual mengenai penerapan teknik TQM di lingkungan perusahaannya. Variabel TQM dalam penelitian ini diukur dengan memasukkan elemen manusia, serta budaya kualitas. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan 14 empat-belas item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala interval interval scale 5 poin dari Sangat Tidak Setuju STS 1, Tidak Setuju TS 2, Kurang Setuju KS 3, Setuju S 4 sampai Sangat Setuju SS 5.

2. Budaya Organisasi Variabel Independen

Budaya adalah nilai-nilai dan keyakinan belief yang dimiliki para anggota organisasi, yang dimanifestasikan dalam bentuk norma-norma perilaku para individu atau kelompok organisasi yang bersangkutan Kotter dan Heskett, 1994 dalam Poerwati 2002. Terdiri dari 8 delapan item pertanyaan dengan menggunakan skala interval interval scale 5 60 poin dari Sangat Tidak Setuju STS 1, Tidak Setuju TS 2, Kurang Setuju KS 3, Setuju S 4 sampai Sangat Setuju SS 5.

3. Partisipasi Anggaran Variabel Independen

Partisipasi anggaran adalah keikutsertaan para manajer tingkat bawah untuk ikut serta dalam proses pembuatan anggaran. Biasanya, tujuan umum dikomunikasikan ke manajer yang membantu mengembangkan anggaran yang akan memenuhi tujuan-tujuan tersebut Hansen dan Mowen, 2007:33. Kuesioner ini Terdiri dari 6 enam item pertanyaan dengan menggunakan skala interval interval scale dengan 5 poin dari Sangat Tidak Setuju STS 1, Tidak Setuju TS 2, Kurang Setuju KS 3, Setuju S 4 sampai Sangat Setuju SS 5.

4. Kinerja Manajerial Variabel Dependen

Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negoisasi, evaluasi, investigasi, pengawasan dan perwakilan Rinarty: 2007. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Variabel ini digunakan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Mahoney et al. 1965. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan 9 sembilan item pertanyaan dengan menggunakan skala interval interval scale dengan teknik penilaian dimana skala 1 sangat rendah, skala 2 rendah, skala 3 dibawah rata-rata, skala 4 rata-rata, skala 5 di atas rata-rata, skala 6 tinggi, dan skala 7 sangat tinggi. 61 Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Skala Pengukuran Total Quality Management X 1 Sumber: Ardianto 2007, Narsa 2003 a. Fokus pada pelanggan b. Perbaikan berkelanjutan c. Keterlibatan karyawan d. Komitmen manajemen e. Pemberdayaan karyawan f. Pelatihan dan pendidikan g. Informasi dan komunikasi 1. Identifikasi kebutuhan pelanggan 1 Skala Interval 2. Pengukuran dan pemenuhan kepuasan pelanggan 2 3. Membina hubungan langsung dengan pelanggan 3 4. Penetapan target perbaikan berkelanjutan 4 5. Mempertimbangkan masukan pelanggan 5 6. Perbaikan terus- menerus pada semua bagian 6 7. Mengembangkan keterlibatan karyawan untuk mengelola semua aspek kualitas 7 8. Kewenangan karyawan dalam pengambilan keputusan proporsional 8 9. Peran serta semua pimpinan dalam proses peningkatan semua aspek kualitas 9 10. Pengelolaan program pelatihan dan pengembangan sesuai prinsip- prinsip kualitas 10 11. Pelatihan dan pengembangan keterampilan pada semua karyawan 11 Bersambung pada halaman selanjutnya 62 Tabel 3.2 Lanjutan Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Skala Pengukuran 12. Studi banding terhadap kualitas proses kerja, produk dan pelayanan pesaing 12 13. Program zero deffects 13 14. Menghilangkan sifat pemborosan 14 Budaya Organisasi X 2 Sumber: Indriantoro 2003, Pabundu 2010 a. Budaya organisasi 1. Pembuat keputusan 15 Skala Interval 2. Hasil kerja 16 3. Manajemen puncak dalam pengambilan keputusan 17 4. Pegawai yang berprestasi 18 5. Perubahan berdasarkan surat manajemen 19 6. Petunjuk baru bagi karyawan baru 20 7. Ikatan tertentu dengan masyarakat tertentu21 21 8. Masalah pribadi karyawan 22 Partisipasi Anggaran X3 Sumber: Indriantoro 2003 1. Anggran 2. Partisipasi 1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran 23 Skala Interval 2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran 24 3. Kebutuhan memberikan pendapat 25 4. Kerelaan dalam memberikan pendapat 26 5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir 27 Bersambung pada halaman selanjutnya 63 Tabel 3.2 Lanjutan Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Skala Pengukuran 6. Intensitas atasan saat penyusunan anggaran 28 Kinerja Manajerial Y Sumber: Indriantoro 2003, Sumarsono 2007 Kinerja Manajerial 1. Perencanaan 29 Skala Interval 2. Investigasi 30 3. Pengkoordinasian 31 4. Evaluasi 32 5. Pengawasan 33 6. Pemilihan staf 34 7. Negoisasi 35 8. Perwakilan 36 9. Kinerja keseluruhan 37 Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Tolan Tiga Indonesia

14 109 116

Analisis hubungan implementasi total quality mangement dengan kinerja manjerial: studi pada Bank Syariah Mandiri cabang Jakarta-Rawamangun

1 10 97

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

Analisis Pengaruh Implementasi Total Quality Management Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderating

1 3 182

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

0 3 22

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pusat Kesehatan Masyarakat Di Kabupaten Boyolali.

0 6 16

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

1 17 17

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI DAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Sur

0 0 15

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survei pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo).

0 1 16

ANALISIS PENGARUH STRATEGI BISNIS DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DENGAN KINERJA MANAJERIAL - Unika Repository

0 0 18