BAB 11 KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu.
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan pengaruh kehadiran pertambangan emas terhadap kehidupan sosial masyarakat:
Penelitian yang dilakukan oleh Suriansyah: 2009 melakukan penelitian dengan judul DampakPertambangan Terhadap Fungsi Ekonomi Lingkungan dan
PendapatanMasyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini dilakukan dengan metodesurvey yang merupakan kombinasi dari “descriptive research” dan
“problemsolving research”. Jumlah responden sebanyak 91 orang yaitu populasimenggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwapertambangan yang telah mengubah manfaat sumberdaya bersifat common poolgoods
yaitu sumberdaya yang dikuasai bersama yang mampu menghasilkantambahan pendapatan yang cukup nyata, menjadi sumberdaya alam
bersifatprivate goods yaitu sumberdaya apabila dimanfaatkan oleh individu- individu secara sendiri akan mengurangi jumlah yang tersedia bagi orang lain.
Denganberubahnya pemanfaatan sumberdaya alam tersebut sangat berpengaruh terhadappendapatan
masyarakat, hal
ini terbukti
sebelum adanya
pertambanganpendapatan rata-rata masyarakat Rp1.253.571KKbulan setelah adanyapertambangan
menjadi Rp1.193.565KKbulan,
penurunan pendapatanmasyarakat dikarenakan oleh hilangnya lahan perkebunan dan
pertanian sertaakses pemanfaatan hutan.
Universitas Sumatera Utara
Kenyataan menunjukkan bahwa konversi lahanperkebunan dan hutan untuk KP Mining bagi masyarakat yang berdomisili di sekitar pertambangan
tidakmenguntungkan.Demikian juga dapat dilihat dari segi persepsi terhadap kehadiranpertambangan, sebesar 56,1 masyarakat menunjukkan sikap setuju dan
35,2masyarakat tidak setuju. Persepsi yang dikemukakan oleh masyarakat sangattergantung pada dampak yang dirasakan dari hadirnya pertambangan.
Masyarakatyang setuju karena merasakan dampak positif, atau tidak merasa dirugikan dengankehadiran pertambangan.Sedangkan yang tidak setuju karena
besarnya dampaknegatif yang mereka rasakan seperti hilangnya lahan perkebunan dan pertanian,lapangan kerja serta akses ke hutan akibat dari kegiatan
pertambangan. Siregar: 2007 melakukan penelitian dengan judul Persepsi
MasyarakatTerhadap Pembukaan Pertambangan Emas di Hutan Batang Toru Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat Desa Aek Piningdan Desa Napa belum memiliki pengetahuan yang cukup baik tentangpertambangan dan hutan. Masyarakat juga
memandang positif keberadaanpertambangan di Kecamatan Batang Toru karena mampu meningkatkanpendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran
meskipun hal tersebut barudirasakan sebagian masyarakat Silton, Ali:2011 yang melakukan penelitian mengenai dampak aktifitas
pertambangan bahan galian C terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif didukung oleh pendekatan
kualitatif. Kehadiran industri pertambangan pada umumnya memberikan dampak negatif pada aspek sosio-ekonomi. Pada aspek sosio-ekonomi, tingkat kesempatan
Universitas Sumatera Utara
kerja pertanian mengalami penurunan seiring dengan semakin menurunnya luas lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat, sedangkan kesempatan kerja non
pertanian meningkat seiring dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pihak industri pertambangan. Namun, kesempatan kerja dibidang
pertambangan belum mampu dijangkau oleh masyarakat lokal karena rendahnya pendidikan. Masyarakat lokal hanya bekerja sebagai buruh kasar pertambangan,
sementara posisi karyawan swasta ditempati oleh penduduk pendatang. Hal ini menimbulakan tingkat persaingan dan memicu terjadinya konflik
antara pihak masyarakat dengan perusahan pertambangan. Aspek sosio-ekologi aktifitas pertambangan menyebabkan penurunan kualitas hidup seperti terjadinya
perubahan pada kondisi udara yang terasa semakin panas, berdebu dan terlihat garsang. Umber air mengalami kekeringan pada saat kemarau aktifitas blasting
dan kendaraan truk menimbulkan kebisingan dan keretakan pada bangun rumah. Selain itu menimbulkan penyakit saluran pernafasanpada masyaraka.
2.2. Potensi Desa dan Koperasi Desa. 2.2.1. Potensi Desa.