2. Perubahan Fisik pada Lanjut Usia
Banyak perubahan yang terjadi pada lanjut usia, diantaranya perubahan komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular
serta respirasi. Pada lanjut usia, ada penurunan massa otot, perubahan distribusi darah ke otot, penurunan potential of Hydrogen
pH dalam sel otot, otot menjadi lebih kaku dan ada penurunan kekuatan otot. Dengan
melakukan aktivitas fisik atau olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot, massa otot, perfusi otot dan kecepatan konduksi saraf ke otot Wojtek,
2000. Massa tulang menurun 10 dari massa puncak tulang pada usia 65
tahun dan 20 pada usia 80 tahun. Pada wanita, kehilangan massa tulang lebih tinggi, kira-kira 15 - 20 pada usia 65 tahun dan 30 pada usia 80
tahun. Laki - laki kehilangan massa tulang sekitar 1 per tahun sesudah usia 50 tahun, sedangkan wanita mulai kehilangan massa tulang pada usia
30-an dengan laju penurunan 2 - 3 per tahun sesudah menopause
Ambardini, 2009.
Tulang, sendi dan otot saling terkait, jika sendi tidak dapat digerakkan sesuai dengan Range of Motion ROM maka gerakan menjadi terbatas
sehingga fleksibilitas menjadi komponen esensial dari program latihan bagi lanjut usia. Jika suatu sendi tidak digunakan, maka otot yang melintasi
sendi akan memendek dan mengurangi ROM. Latihan fleksibilitas dapat meningkatkan kekuatan tendon dan ligamen, mempertahankan kekuatan
otot yang melintasi sendi, mengurangi nyeri pada kasus osteoartritis sehingga ROM bisa dipertahankan Ambardini, 2009.
B. Aktivitas Fisik pada Lanjut Usia
1. Pengertian Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan energi. Penurunan aktivitas fisik merupakan
faktor risiko independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global WHO, 2010. Menurut
Fatmah 2010 aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jadi, aktivitas fisik adalah gerakan tubuh
yang dihasilkan oleh otot rangka yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental.
Aktivitas fisik termasuk mobilitas merupakan salah satu faktor yang ada hubungannya dengan fungsi kognitif. Beberapa studi melaporkan
bahwa usia lanjut yang mengalami kesulitan melakukan pergerakan fisik atau gangguan gerak, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi
kognitifnya. Efek aktivitas fisik termasuk mobilitas ada hubungannya dengan menurunnya risiko penyakit kardiovaskular dan efek secara
langsung juga kepada saraf, sehingga berdampak pada fungsi kognitif, sehingga apabila terdapat gangguan gerak,maka dapat mengakibatkan
penurunan gangguan fungsi kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami gangguan Yaffe et al., 2001.