2.6 Aktivitas Antibakteri
Antimikroba merupakan zat yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba Antimikroba terbagi menjadi antibakteri, antivirus dan antifungi.
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri adalah merusak dinding sel, menghambat kerja enzim serta menghambat sintesis asam nukleat dan protein
Pratiwi, 2008. Apabila suatu zat antibakteri dapat menghambat aktivitas atau pertumbuhan bakteri Gram positif maupun Gram negatif berarti termasuk ke
dalam jenis spektrum luas. Berbagai galur Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. memproduksi
berbagai senyawa metabolit sekunder yang bersifat antibakteri, antinematoda, antifungi atau antikhamir Wipf dan Kerekes, 2003. Metabolit sekuder hasil
fermentasi kapang endofit Fusarium sp. pada lengkuas merah Alpinia galanga L. Wild dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. Metabolit sekuder
kapang endofit Cladosporium sp. pada lengkuas merah Alpinia galanga L. Wild dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli Kusumaningtyas et al.,
2010.
2.7 Karakteristik Bakteri
Staphylococcus aureus
S. aureus adalah bakteri yang bersifat Gram positif dan tidak motil Martin dan Landolo, 1999. S. aureus hidup di kulit dan membran mukosa dari hewan
homoiterm. Bakteri S. aureus dapat ditemukan di dalam hidung manusia sekitar 10-40 Meggitt, 2003. Bakteri S. aureus hidup sebagai saprofit di dalam
saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin.
Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus Pratiwi, 2008. Struktur dan komposisi dinding sel
bakteri Gram positif seperti S. aureus ialah lapisan peptidoglikan tebal, memiliki asam tekoat, tidak terdapat ruang periplasmik dan sedikit mengandung protein
Pratiwi, 2008.
Klasifikasi S. aureus adalah Kingdom: Bacteria, Divisi: Firmicutes, Kelas: Bacilli, Ordo: Bacillales, Familia: Staphylococcaceae. Genus: Staphylococcus,
Species: Staphylococcus aureus www.ncbi.com Bakteri S. aureus tumbuh optimum pada suhu sekitar 37°C dan mampu
bertahan pada suhu rendah di bawah 8°C, sehingga digolongkan menjadi bakteri mesofilik. Derajat keasaman pH yang optimum antara 7,0 dan 7,5 Martin dan
Landolo, 1999. Metabolit sekunder seperti tannin dan flavonoid dapat mencegah pertumbuhan bakteri S. aureus Doughari, 2006. Bakteri ini telah resisten
terhadap penisilin, oksasilin dan antibiotik beta laktam lainnya. Di Asia, S. aureus yang resisten terhadap siprofloksasin mencapai 37. Persentase galur S. aureus
yang telah resisten terhadap metisilin MRSA cukup tinggi di Asia Mardiastuti et al., 2007.
Gambar 3. Bakteri S. aureus www.learning.covcollege.ac.uk p: 1000x
2.8 Karakteristik Bakteri
Escherichia coli
E. coli adalah bakteri Gram negatif yang resisten terhadap beberapa antibakteri hal ini disebabkan karena tiga lapisan dinding sel pada bakteri ini,
sehingga beberapa senyawa tidak mampu merusak jaringan dari dinding sel bakteri E. coli Pratiwi, 2008. Bakteri ini yang bersifat patogen pada manusia
yang menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia dan mengganggu sistem kerja dari organ lambung. Bakteri ini sangat merugikan, paling banyak ditemukan
di usus manusia dan hewan. Struktur dan komposisi dinding sel bakteri Gram negatif seperti E. coli ialah lapisan peptidoglikan tipis, tidak memiliki asam
tekoat, terdapat ruang periplasmik dan mengandung protein Pratiwi, 2008.
Klasifikasi E. coli yaitu Kingdom: Bacteria, Divisi: Proteobacteria. Kelas:
Gammaproteobacteria, Ordo:
Enterobacteriales, Famili:
Enterobacteriaceae, Genus:
Escherichia, Species:
Escherichia coli
www.ncbi.com Metabolit sekunder seperti tannin dan flavonoid dapat mencegah
pertumbuhan bakteri E. coli Doughari, 2006. Alkaloid aflatoksin dan penisilin yang dihasilkan dari umbi bawang putih juga berpotensi menghambat
pertumbuhan E. coli Hidayahti, 2010. Bakteri ini cukup resisten terhadap antibiotik Ceftazidime dan Cefotaxime Anggraini et al., 2013.
Gambar 4. Bakteri E. coli www.learning.covcollege.ac.uk p: 1000x