Fermentasi Cair Ekstraksi Metabolit Sekunder

Teknik inokulasi bakteri yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pour plate. Sebanyak 1 ml suspensi masing-masing bakteri uji diinokulasikan ke dalam erlenmeyer 200 ml yang berisi 100 ml media NA yang masih cair ≤45°C Huda et al., 2012. Campuran dihomogenkan dengan sedikit pengocokan seperti angka delapan agar suspensi tercampur rata, kemudian dituang ke dalam cawan petri dan didiamkan hingga campuran suspensi bakteri uji membeku.

3.5.8 Pengujian Aktivitas Antibakteri

Hasil sampel yang sudah dipekatkan lalu ditimbang dan dilarutkan kembali dengan pelarut organik dengan konsentrasi yang sama. Sekitar 10 l sampel 1000 ppm diteteskan ke kertas cakram steril berukuran diameter 6 mm, yang selanjutnya digunakan untuk uji aktivitas antibakteri Azizah, 2008. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode Kirby-Bauer atau metode difusi cakram. Setiap kertas cakram steril yang ditetesi sampel ekstraksi didiamkan ±15 menit Azizah, 2008. Secara aseptik kertas cakram diletakkan dalam cawan petri yang berisi bakteri uji. Kontrol positif yang digunakan yaitu cakram kloramfenikol 10 l dan kuinin 10 l 1000 ppm. Kontrol negatif yang digunakan adalah cakram yang ditetesi akuades steril, kloroform dan etil asetat. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali. Cakram diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam, lalu dilakukan pengukuran zona hambat di sekitar cakram menggunakan jangka sorong Azizah, 2008. Diameter zona hambat ialah diameter yang tidak ditumbuhi oleh bakteri pada kertas cakram.

3.5.9 Analisis Ekstraksi Metabolit Sekunder Kuinin Dengan HPLC

Hasil ekstraksi dengan pelarut kloroform selanjutnya dianalisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Kloroform adalah suatu pelarut non polar yang dapat digunakan untuk ekstraksi alkaloid Winarno 2006. Alat yang digunakan ialah HPLC merk PerkinElmer Series 200, eluen KH 2 PO 4 20 mM pH 2.5 : CH 3 CN = 9:1. Detektor yang digunakan ialah UV-VIS Detector Series 200, jenis kolom C18, kecepatan alir 2 mlmenit, tekanan alir 143-145 kgcm 2 , standar kuinin sulfat 0,1 mgl, μ 230 nm volume injeksi 10,0 µl. Simanjuntak et al., 2002; Winarno, 2006. Pembuatan larutan fasa gerak yaitu 6,8 g KH 2 P0 4 dan 3 g Hexylamin dilarutkan dengan 700 ml H 2 O diatur pH dengan H 3 PO 4 sampai pH 2,8, kemudian ditambah H 2 O sampai 940 ml dan 60 ml Acetonitrile Wibisana, 2010. Pembuatan larutan standar untuk uji alkaloid yaitu dengan melarutkan standar kuinin sulfat sebanyak 5 mg di dalam labu ukur 10 ml 500 ppm dilarutkan dalam larutan fase gerak Wibisana, 2010. Preparasi sampel dilakukan dengan menimbang sampel hasil ekstraksi lalu dilarutkan dengan larutan fase gerak, campuran disonikasi selama 30 menit. Tahapan selanjutnya campuran disaring dengan membran filter 0,45 l, lalu filtrat dinjeksikan ke HPLC sebanyak 10 l Wibisana, 2010.

3.5.10 Analisis Ekstraksi Metabolit Sekunder Dengan GCMS

Ekstrak kapang endofit dianalisis menggunakan GCMS Shimadzu QP 2010. Ekstrak kapang yang dianalisis hanya satu yaitu ekstrak yang memiliki zona hambat terbesar namun tidak mengandung alkaloid kuinin sulfat. Hal ini untuk