Analisis GCMS Ekstrak Kloroform dan Etil Asetat Kapang Endofit
oktakosan memiliki nilai similaritas sebesar 96. Hasil tersebut dapat mengindikasikan bahwa senyawa tersebut berperan cukup besar dalam
menghambat bakteri uji S.aureus dan E.coli. Senyawa golongan alkena seperti 1-heksadesen yang terkandung pada
ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L. dan 1-nonadesen pada ekstrak air bunga kecombrang Etlingera elatior terbukti dapat menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli Putra, 2010; Sukandar, 2010. Senyawa dari golongan alkana dan alkanol seperti trikosanol, dokosan, eikosan,
oktakosan yang terkandung pada ekstrak Sargassum polycystum dapat menghambat bakteri E. coli dan S.aureus Ebtananto dan Bagoes, 2011.
Senyawa golongan fenolik seperti fenol 2,4-bis 1,1 dimetiletil yang terkandung pada ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L. juga
diketahui berpotensi menghambat bakteri Gram positif seperti S. aureus dan bakteri Gram negatif E. coli Putra, 2010. Bakteri Gram positif seperti S. aureus
diketahui tidak tahan terhadap senyawa fenol dan antrakuinon. Senyawa fenol dan antrakuinon dari buah mengkudu menekan pertumbuhan bakteri Gram positif
karena kemampuan penetrasi senyawa ini dalam dinding sel bakteri. Kapang endofit ekstrak kloroform terbukti menghasilkan senyawa fenol yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli Astuti, 2005. Senyawa fenol dan antraquinon termasuk senyawa yang larut lemak Sufiriyanto dan
Indraji, 2005.
Tabel 5. Senyawa dalam Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Kapang Endofit F.oxysporum yang diidentifikasi dengan GCMS.
No. Nama Senyawa
Area Golongan
1 Benzena, 1,3,5-trimetil
2,59 Aromatik
2 Undekan
16,73 Alkana
3 Dekan
4,56 Alkana
4 Dokosan
4,02 Alkana
5 n-dodekan
9,83 Alkana
6 Benzen, 1,2,3-trimetil
2,49 Aromatik
7 Dekan, 2-metil
1,98 Alkana
8 1,3 Dimetil-5-etil benzene
3,35 Aromatik
9 Tridekan
1,66 Alkana
10 Eikosan
1,52 Alkana
11 Heneikosan
2,39 Alkana
12 n-Trikosan
5,14 Alkana
13 n-Tetrakosan
6,20 Alkana
14 Pentakosan
5,56 Alkana
15 2-6-Dimetilundekan
1,76 Alkena
16 Heksakosan
3,33 Alkana
17 Dekana, 3,7-Dimetil
1,38 Alkana
18 Asam Heksanedioik, bis 2-etilheksil
ester 1,80
Ester alifatik 19
Naptalen 2,02
Aromatik 20
1,2-Dimetil-4-etilbenzen 3,45
Aromatik 21
4-7 Dimetilindan 1,32
- 22
Heptana, 5-etil-2-metil 2,30
Alkana 23
5,9,9- Trimetilspiro 3,6 deka-5,7-dien-1 2,16
- 24
Butilbenzen sekunder 3,30
Aromatik 25
2-4-metil-6-2,6,6-trimetilsikloneks-enil 6,13
Aromatik 26
Benzena 1,3-dietil-5-metil 3,39
Aromatik
Ket : memiliki aktivitas antibakteri
Hasil analisis senyawa dari ekstraksi kapang endofit menggunakan etil asetat terdapat 26 senyawa lampiran 11. Senyawa-senyawa tersebut diasumsikan
memiliki keterkaitan dengan kemampuan kapang sebagai antibakteri. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri pada ekstrak kapang menggunakan etil asetat
berjumlah 4 senyawa antara lain dokosan, n-dodekan, eikosan dan heneikosan dengan persen area masing-masing 4,02, 9,83, 1,52, dan 2,39. Persen area
tertinggi yaitu senyawa n-dodekan yaitu sebesar 9,83. Senyawa n-dodekan memiliki nilai similaritas sebesar 96. Hasil tersebut dapat mengindikasikan
bahwa senyawa n-dodekan berperan cukup besar dalam menghambat bakteri uji S. aureus dan E. coli.
Senyawa dari golongan alkana seperti heneikosan, eikosan dan dokosan yang terkandung pada ekstrak Sargassum polycystum terbukti dapat menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli dan Vibrio parahaemolyticus Ebtananto dan Bagoes, 2011. Senyawa golongan alkana seperti n-dodekan yang terkandung pada ekstrak
kulit buah manggis Garcinia mangostana L. terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli Putra, 2010.
Adanya perbedaan antara ekstrak kloroform dan etil asetat kapang endofit disebabkan oleh sifat suatu pelarut dan senyawa yang terkandung. Pelarut yang
bersifat polar dapat menyerap senyawa yang bersifat polar dan sebaliknya. Senyawa-senyawa yang tersari oleh kedua pelarut tersebut memiliki kualitas
penyarian yang berbeda-beda, sehingga hasilnya pun berbeda. Pelarut etil asetat merupakan pelarut yang memiliki sifat universal dapat menyerap senyawa polar
dan non polar, sehingga senyawa yang didapatkan lebih banyak dan lebih kompleks. Berbeda dengan pelarut kloroform yang hanya dapat menyerap
senyawa bersifat nonpolar saja, sehingga hasil yang didapat tidak terlalu banyak Winarno, 2006. Ekstrak kloroform menghasilkan 19 senyawa, sedangkan
ekstrak etil asetat menghasilkan 26 senyawa. Senyawa yang terbukti berperan sebagai antibakteri pada ekstrak
kloroform berjumlah 7 senyawa yaitu oktakosan, fenol 2,4-bis 1,1 dimetiletil,
dokosan, eikosan, 1-heksadesen dan 1-trikosanol. Senyawa pada ekstrak etil asetat berjumlah 4 senyawa yaitu dokosan, n-dodekan, eikosan dan heneikosan. Hal ini
yang mengakibatkan zona hambat yang dihasilkan kapang ekstrak kloroform lebih besar dibandingkan zona hambat kapang ekstrak etil asetat. Senyawa-senyawa
yang terbukti memiliki kemampuan sebagai antibakteri pada kapang ekstrak kloroform lebih banyak bila dibandingkan dengan senyawa antibakteri pada
kapang ekstrak etil asetat.
44