Ada beberapa cara untuk melarutkan sampel, yaitu: •
Langsung dilarutkan dengan pelarut yang sesuai •
Sampel dilarutkan dalam suatu asam •
Sampel dilarutkan dalam suatu basa atau dilebur dahulu dengan basa kemudian hasil leburan dilarutkan dengan pelarut yang sesuai
Metode pelarutan apapun yang akan dipilih untuk dilakukan analisis dengan spektrofotometer serapan atom, yang terpenting adalah bahwa larutan
yang dihasilkan harus jernih, stabil dan tidak mengganggu zat-zat yang akan dianalisis. Pelarutan juga dimaksudkan untuk destruksi sampel dimana sampel
dimana biasanya digunakan asam-asam seperti asam nitrat pekatRohman,2007.
2.2.1. Metode Penentuan Kadar Abu
Metode penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni cara basah dan cara kering.
2.2.1.1. Penentuan Kadar Abu Secara Langsung Cara Kering
Penentuan kadar abu adalah dengan mengoksidasikan semua zat organik pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500–600
C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut.
Sampel yang akan diabukan dan ditimbang sejumlah tertentu tergantung macam bahannya. Beberapa contoh bahan dan jumlah berat yang diperlukan dapat
dilihat pada tabelmacam bahan dan jumlah bahan yang harus ditimbang di tabel 2.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 2.1. Macam Bahan dan Jumlah Bahan yang Harus Ditimbang
Macam bahan Berat bahang
Ikan dan hasil olahannya, biji-bijian dan makanan ternak Padi-padian,milk dan keju
Gula,daging dan sayuran Jelly, sirup jam dan buah kering
Juice,buah segar,buah kalengan Anggur
2 3-5
5-10 10
25 50
Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan lebih dahulu. Bahan yang mempunyai kandungan zat yang mudah
menguap dan berlemak banyak pengabuan dilakukan dengan suhu mula-mula rendah sampai asap hilang baru kemudian dinaikkan suhunya sesuai dengan yang
dikehendaki. Sedangkan untuk bahan yang membentuk buih waktu dipanaskan harus dikeringkan dahulu dalam oven dan ditambahkan zat anti buih misalnya,
olive atau parafin. Bahan yang akan diabukan ditempatkan dalam wadah khusus yang disebut
krus yang dapat terbuat dari porselin,silika,quartz,nikel atau platina dengan berbagai kapasitas 25–100mL. Pemilihan wadah ini disesuaikan yang akan
diabukan. Temperatur pengabuan harus diperhatikan sungguh-sungguh karena
banyak elemen abu yang dapat menguap pada suhu yang tinggi misalnya unsur, K, Na, S, Ca, Cl, P. Kadang kala pada proses pengabuan terlihat bahwa hasil
pengabuan berwarna putih abu-abu dengan bagian tengah terdapat noda hitam, ini menunjukkan pengabuan belum sempurna maka perlu diabukan lagi sampai noda
hitam hilang dan diperoleh yang berwarna putih keabu-abuan warna abu ini tidak selalu abu atau putih tetapi ada juga yang berwarna kehijauan, kemerahan.
Universitas Sumatera Utara
Lama pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan berkisar antara lain sampai 8 jam. Pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pengabuan yang
umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya konstan dengan selang waktu pengabuan 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukandalam keadaan
dingin, untuk itu maka krus yang berisi abu yang diambil dari dalam muffle harus lebih dan dimasukkan kedalam oven pada suhu 105
C agar supaya suhu turun, baru kemudian dimasukkan kedalam desikator sampai dingin, desikator yang
digunakan harus dilengkapi dengan zat penyerap air, misalnya silika gel,atau kapur aktif atau kalsium klorida, sodium hidroksida. Agar supaya desikator dapat
mudah digeser tutup maka permukaan gelas diolesi dengan vaselin Sudarmadji, 1989.
2.2.1.2. Penentuan Kadar Abu Secara Tidak Langsung Cara Basah